Wonosobo Hebat
Inilah Batik Talunombo Khas Wonosobo, Selipkan Cerita Panjang Budaya Lokal di Balik Corak Motifnya
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Aneka corak Batik Talunombo sudah terkenal keindahannya yang menjadi ciri khas kota dingin Wonosobo.
Di balik kemegahan motif-motif yang menghiasi kain Batik Talunombo, terdapat cerita panjang tentang warisan budaya, semangat, dan inovasi.
Laeli Nur Khasanah, seorang pengrajin batik muda dari Wonosobo telah menghidupkan kembali tradisi ini dengan sentuhan modern yang berakar pada nilai-nilai leluhur.
Baca juga: Masyarakat Serbu Gerakan Pangan Murah di Alun-alun Wonosobo
Baca juga: Wisata Lubang Sewu Wonosobo, Ikon Bebatuan Kapur Putih Bak Grand Canyon, Hanya Muncul Saat Kemarau
Batik Talunombo, yang awalnya hanya bagian dari KUB Carica Lestari, kelompok usaha keluarga yang dirintis oleh generasi terdahulu, kini telah berkembang menjadi sebuah usaha perorangan yang profesional dan berdaya saing.
Terletak di Desa Wisata Talunombo, RT 04 RW 02 Wonosobo, workshop Batik Talunombo menjadi saksi dari evolusi batik khas desa ini.
Dengan mengedepankan kualitas dan inovasi, Laeli berhasil menciptakan beragam motif batik yang tidak hanya mempercantik kain, tetapi juga menyimpan cerita budaya lokal yang kuat.
Setiap motif yang dihasilkan mencerminkan keindahan alam Wonosobo, filosofi hidup, dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh para leluhur.
Kini, Batik Talunombo bukan hanya produk lokal, tetapi juga kebanggaan Kabupaten Wonosobo.
Laeli bersama timnya telah menjadikan batik ini sebagai produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.
Workshop mereka tidak hanya terbuka bagi para pembeli yang ingin melihat langsung proses pembuatannya, tetapi juga dapat diakses secara online melalui Instagram @batik_carica, yang mempermudah akses bagi pelanggan dari berbagai daerah.
Dengan dedikasi yang tinggi, Laeli terus berupaya memperluas pasar dan meningkatkan kesejahteraan para pengrajin batik setempat.
Ia tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas produk, tetapi juga pada pengembangan komunitas dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Baca juga: Berlangsung Selama 2 Pekan, Operasi Zebra Candi 2024 di Wonosobo Dimulai Hari Ini
Baca juga: Perumda Air Minum Tirta Aji Wonosobo Raih Juara 1 Penyediaan Air Minum Aman Se-Indonesia
Laeli berharap, Batik Talunombo akan terus berkembang dan menjadi ikon batik Wonosobo yang mampu mengangkat nama daerahnya di kancah global.
"Batik Talunombo bukan sekadar kain batik, tetapi juga representasi dari cinta dan kebanggaan akan warisan budaya," jelasnya.
Melalui semangat inovasi dan keahlian, Laeli Nur Khasanah membawa tradisi batik ini menuju masa depan yang cerah, dimana kearifan lokal terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Sebagai tambahan informasi, perjalanan Batik Carica Lestari Talunombo, sejarahnya tak lepas dari peran sosok Alfiyah, ibu dari Laeli Nur Khasanah.
Alfiyah adalah perintis awal usaha batik tersebut, dengan tujuan melestarikan tradisi batik di Desa Talunombo.
Ia berhasil menggerakkan beberapa pembatik, baik perempuan maupun laki-laki, yang berasal dari desa tersebut untuk turut serta menjaga warisan ini.
Batik Carica Lestari Talunombo bahkan dikenal sebagai batik khas Wonosobo generasi pertama sebelum hadirnya motif-motif batik Wonosobo lainnya, atau sebagai pionir batik Wonosobo.
Keaslian motif batik Talunombo inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya batik di Wonosobo.
Berkat dedikasi generasi pendahulu seperti Alfiyah, Batik Talunombo kini tak hanya dikenal sebagai salah satu batik tertua di Wonosobo, tetapi juga sebagai simbol kekuatan budaya lokal yang terus beradaptasi dengan zaman.
Dengan tetap menghormati warisan yang ditinggalkan oleh ibunya, Laeli membawa Batik Talunombo ke tingkat yang lebih tinggi, baik dari segi profesionalisme usaha maupun pengenalan motifnya yang khas ke pasar yang lebih luas. (*)
Baca juga: Cara Unik Satlantas Karanganyar Sosialisasikan Tertib Berlalu Lintas, Bagikan Coklat Hingga Bunga
Baca juga: Fakultas Teknologi Pertanian USM gelar acara Agriculture Technology Festival III
Baca juga: Mulai Bingung Rawat Bayi yang Ditemukan Sebulan Lalu, Siti Warga Semarang Akhirnya Lapor Polisi
Baca juga: UIN Saizu Gelar Seminar Hari Santri Nasional: Merajut Masa Depan Gen Z dengan Nilai Islam