Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Program PINTAR

Pelatihan dan Pendampingan Membuat Buku Cerita dengan AI untuk Perpustakaan Digital

Pelatihan dan Pendampingan Membuat Buku Cerita dengan AI untuk Perpustakaan Digital

Penulis: non | Editor: galih permadi
Tribun Jateng
Pelatihan dan Pendampingan Membuat Buku Cerita dengan AI untuk Perpustakaan Digital 

Terutama ilustrasi yang berkaitan dengan landscape di Kota Semarang.

"Kalau kita membuat landscape menggunakan artificial intelligence itu pasti berbeda hasilnya dengan yang asli maka kita perlu sedikit mengulik agar kita bisa menghasilkan ilustrasi semirip mungkin dengan yang asli," jelas Rohmadi. 

Dalam pembuatan kumpulan cerita di perpustakaan digital ini semuanya merupakan karya original dari Bapak dan Ibu guru di Kota Semarang.

Terlebih cerita yang diunggah memiliki unsur-unsur kearifan lokal, sehingga siswa-siswi memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari.

Program ini juga tak dapat terlaksana tanpa adanya support dari Dinas Pendidikan Kota Semarang yang memberikan support penuh.

Baik berupa izin pengadaan proyek, pengumpulan peserta hingga menyebar luaskan hasil berupa perpustakaan digital ke semua sekolah 

Rohmadi juga menggaris bawahi mengenai pentingnya perpustakaan digital di era gempuran teknologi saat ini.

"Karena kita tidak tahu anak kita itu mau membaca apa kalau tidak kita Arahkan maka kita tidak akan tahu mereka itu mengakses apa di internet," terangnya.

Selain itu kedekatan dengan kehidupan sehari-hari karena dibuat oleh guru di Semarang untuk peserta didik Semarang.

Perpustakaan digital juga mudah diakses kapanpun dan di manapun.

Sehingga anak-anak akan memiliki sumber bacaan yang tertarget, apalagi saat ini anak dapat banyak sekali menerima informasi dari berbagai sumber.

"Kita harus memfilter sumber-sumber informasi itu ke sumber-sumber informasi yang sifatnya positif," kata Rohmadi. 

Kini tengah dalam tahap penyelesaian dan upload buku ke dalam perpustakaan digital, setelah selesai tentu Rohmadi tak ingin proyek tersebut hanya berhenti sampai di sini.

"Kami sebenarnya ingin menjangkau seluruh Indonesia. Jadi kami ingin menjangkau semua guru-guru dan civitas akademika di seluruh Indonesia untuk ikut serta membentuk komunitas belajar, kemudian ikut serta membuat buku-buku cerita yang sesuai dengan kearifan lokal daerahnya masing-masing," harap Rohmadi.

Tak hanya itu harapannya, civitas akademika di Indonesia juga ikut menggerakkan sekolahnya dan anak-anak untuk mengakses perpustakaan digital bersama-sama.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved