Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Ramon: Kami Sudah Punya Pengalaman BTN dan BRI bakal Pimpin Pembiayaan Program 3 Juta Rumah

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) diisyaratkan bakal mendapat tugas untuk melancarkan program 3 juta rumah

istimewa
Ketua REI Joko Suranto puji program 3 juta rumah Prabowo sebagai solusi untuk krisis perumahan dan kemiskinan. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) diisyaratkan bakal mendapat tugas untuk melancarkan program 3 juta rumah dari Presiden Prabowo Subianto, khususnya dari sisi pembiayaan.

Hal itu terungkap dalam Diskusi Program Tiga Juta Rumah yang dilakukan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama pelaku industri, pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, anggota Satgas Perumahan Prabowo, Bonny Minang mengisyaratkan dua bank itu bakal mengepalai pembiayaan sindikasi untuk program tersebut.

Menurut dia, awalnya satgas mengusulkan agar BTN memimpin pembiayaan sindikasi untuk program 3 juta rumah, mengingat bank itu dinilai sudah cukup familier dalam hal pembiayaan di sektor properti.

“Nah, tapi BTN kemarin setelah kami menghadap ke presiden, Pak Dirut BTN mengatakan lebih baik sharing dulu untuk pertama kali dengan BRI,” katanya, pekan lalu.

Sebagai Informasi, di acara yang sama, mantan Menteri Perdagangan sekaligus pengusaha di bidang properti, Enggartiasto Lukita mengusulkan, di kondisi sekarang sebaiknya perbankan kembali pada khittahnya masing-masing.

Misalnya BTN yang memang fokus di perumahan biarlah fokus pembiayaan di bidang properti. “Jadi BTN tidak perlu ke korporasi, maka ke perbankan yang lain nanti dia jadi seperti channeling bank,” bebernya.

Ia melihat untuk program perumahan itu, bagi perbankan adalah masalah likuiditas. Misal, untuk memberikan KPR selama 15 tahun hingga 20 tahun, maka perbankan hanya bisa mengandalkan dana jangka pendek.

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando membenarkan pihaknya memberi masukan kepada Satgas Perumahan agar pada tahap pertama program 3 juta rumah berjalan, dapat dilakukan sharing penyaluran KPR subsidi antara BTN dan bank lain.

Dengan usul itu, ia memastikan BTN sebagai pemimpin pasar siap mendukung karena telah memiliki pengalaman panjang dalam mendukung program 1 juta rumah selama 5 tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“BTN telah memiliki pangsa pasar sebesar 80 persen dari sekitar 300.000-400.000 unit KPR subsidi per tahun,” ujarnya, kepada Kontan, Jumat (1/11).

Cari pendanaan

Untuk menjalankan program tersebut, Ramon menyatakan, BTN akan mencari pendanaan dari berbagai sumber, mengingat rasio likuiditas mereka cukup ketat yang tercermin dari rasio LDR per Juni 2024 sudah menyentuh level 96 persen.

“Selain berasal dari APBN, sumber dana juga berasal dari dalam negeri dan luar negeri lewat berbagai macam cara,” tuturnya.

Ia pun mencontohkan, misalnya adanya sekuritisasi aset yang merupakan satu metode untuk mendapatkan dana jangka panjang dan dapat ditawarkan ke investor luar negeri.

Selain itu, dia menambahkan, akan terbantu juga dengan pemerintahan baru yang rencananya akan menggulirkan dana investasi, meskipun hingga kini belum ada informasi lebih lanjut.

Di sisi lain, Ramon menyebut, BTN akan mendukung dari sisi supply dengan cara memberikan pendanaan kepada developer berupa kredit konstruksi, baik untuk rumah tapak maupun rumah vertikal.

“Dengan adanya program pembangunan perumahan yang masif, tentunya permintaan kredit konstruksi akan semakin meningkat,” ujarnya.

Adapun, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan berpendapat, penugasan baru tersebut tergantung pada bagaiamana aturan untuk program pemerintah ini.

Sebab, bagi bank sejatinya yang perlu dipikirkan adalah bagaimana risiko kreditnya.

Menurut dia, selama risiko itu bisa dimitigasi melalui program, maka akan lebih baik bagi bank. Sebab, di tengah penurunan daya beli, sektor properti merupakan satu yang perlu menjadi perhatian.

“Tergantung isi ketentuannya. Harapannya bila ada kredit bermasalah dari program, ada jalan keluar yang jelas dari pemerintah dan dapat meminimalisasi risiko bank,” ucapnya.

Ia sependapat, pemilihan BRI bisa terbilang tepat, karena memiliki rasio LDR yang jauh lebih longgar. Per September 2024, rasio LDR BRI secara konsolidasi ada di level 89 persen.

“Likuiditas BRI masih cenderung baik, di mana LDR masih terjaga di bawah 90 persen, sementara BTN sekitar 96 persen,” ujarnya.

Di sisi lain, Trioksa mengungkapkan, kolaborasi keduanya bisa membantu program 3 juta rumah berjalan mulus. Sebab, BTN sudah tergolong lama dalam pembiayaan perumahan, sedangkan BRI punya channeling sampai ke daerah pelosok. (Kontan/Adrianus Octaviano)

Baca juga: Tangkap 3 Terduga Teroris di Jawa Tengah, Densus 88 Temukan Bendera ISIS

Baca juga: Kala Seni Karawitan Jawa Menggema di Indonesia Cultural Day New York

Baca juga: Hari Ini Rakyat Amerika Coblosan Pilih Presiden, Surat Suara di Washington dan Oregon Terbakar

Baca juga: Kali Pertama, Angkatan Laut Indonesia-Rusia Latihan Militer Bersama

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved