Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

6 Kecamatan di Magelang Dipetakan Rentan Bencana Dampak La Nina, Ini Daftar Rincinya

Pemkab Magelang memetakan setidaknya enam kecamatan rentan terhadap bencana hidrometeorologi basah seperti angin kencang, banjir, maupun longsor.

Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI TRIBUNJATENG.COM
ILUSTRASI beberapa kendaraan menerjang hujan deras disertai angin kencang. 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Berdasarkan data BMKG, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah telah memasuki musim penghujan.

Kondisi tersebut berlangsung hingga pada puncaknya sekira Februari 2025.

Karenanya, bencana hidrometeorologi basah pun berpotensi terjadi di beberapa wilayah, terlebih yang selama ini menjadi titik rawan.

Dasar itu pula BMKG memberikan imbauan kepada pemerintah daerah untuk lakukan mitigasi.

Baca juga: Viral Motor Adang Mobil hingga Terseret Puluhan Meter di Borobudur Magelang

Baca juga: 3 Pemotor Terlibat Kecelakaan di Jalan Semarang-Magelang, 1 Nyawa Melayang

Pemkab Magelang memetakan setidaknya enam kecamatan rentan terhadap bencana hidrometeorologi basah seperti angin kencang, banjir, maupun tanah longsor.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Magelang, Bayu Eko Prihanto mengatakan, musim hujan diperkirakan berlangsung mulai November 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.

Hal itu menurut prediksi BMKG

Dengan adanya musim hujan tersebut menjadi kewaspadaan bersama seiring bencana hidrometeorologi basah yang kerap mengiringinya.

“Yang menjadi prioritas ada di Kecamatan Salaman, Windusari, Kajoran, Borobudur dengan (tanah) longsor."

"Angin kencang hampir di seluruh wilayah."

"Banjir luapan di Kecamatan Mertoyudan dan Mungkid,” bebernya seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/11/2024).

Wilayah yang juga rentan menghadapi bencana hidrometeorologi yaitu kecamatan yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi yakni Kecamatan Srumbung, Sawangan, dan Dukun.

Ketika puncak Gunung Merapi diguyur hujan lebat, banjir lahar hujan berpotensi terjadi melalui aliran sungai.

Bayu Eko Prihanto menyampaikan, pihaknya sudah meminta tiap-tiap Kepala Desa di KRB III mengumumkan mitigasi terutama bagi masyarakat yang tinggal dekat bibir sungai ketika hujan lebat.

Baca juga: Viral Dokter Asal Magelang Kecelakaan Mobil di Malaysia, Keluarga: Orang Koma Malah Dipidanakan

Baca juga: Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 Dukung UMKM di Magelang Naik Kela

Mitigasi itu juga berlaku bagi para penambang pasir di sepanjang sungai yang berpotensi menjadi lintasan banjir lahar hujan. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved