Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Respons Mbak Ita Soal PMT yang Dikritik Warga Genuksari Semarang

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merespon soal pemberian makanan tambahan (PMT) yang dikritik warga Genuk.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merespons soal pemberian makanan tambahan (PMT) yang dikritik warga Genuksari, Kecamatan Genuk. 

PMT berisi makanan yang dinilai kurang bergizi itu pun viral di media sosial.

Ita, sapaannya, mengatakan, kritikan tersebut menjadi pembelajaran bagi Dinkes, puskesmas, camat, lurah, hingga para kader.  

Baca juga: Lewat Fesperin, Mbak Ita Tegaskan Komitmen Dukung Pemberdayaan Perempuan

"Hari Sabtu saya akan kumpulkan. Jangan sampai warga lebih pinter dari pada kader dan puskesmas. Kita harus selalu dinamis. Besok saya kumpulkan kepala puskesmas, kepala bidang, sekretaris dinas terkait DKK, Disdalduk, DP3A," tegas Ita. 

Ita meminta aparat turun ke lapangan untuk mengecek apakah program di lapangan berjalan sesuai tujuan dan harapan, termasuk pemberian PMT.

"Teman-teman jangan hanya duduk di belakang meja, ngadem, betul-betul turun ke lapangan. Ini kemarin katanya sudah selesai hanya miskom. Saya minta jangan terulang kembali," tandasnya. 

Ita menyampaikan, PMT harus mengandung gizi dan diberikan sesuai dengan usia. 

Itu menjadi alasan kenapa dirinya menerbitkan buku menu MPASI. 

Namun sayang, mereka enggan untuk membuka buku dan belajar. 

"Masing-masing harus disesuaikan. Umpamanya kudapan harus jelas. Itu kenapa saya membuat buku, kadang-kadang teman-teman nggak mau buka buku, nggak mau belajar. MPASI 6 -8 bulan makanan beda dengan 9 bulan - 1 tahun. 12 bulan - 24 bulan berbeda. Anak yang kena TBC juga beda. Harus ditambah obat," terang Ita. 

Menurutnya, hal ini perlu diketahui oleh jajaran terkait. 

Di Rumah Pelita, anak-anak harus terpenuhi kalorinya. 

Bahkan, makan pagi, siang, dan sore berbeda-beda. 

Baca juga: Video Mbak Ita Ingin Durian Semarang Bisa Penuhi Pasar Ekspor

Ita pun mengatakan, perlu ada edukasi kepada semua kader. 

Mereka harus memiliki persamaan persepsi terkait pemberian PMT

"Harus diedukasi, diberi buku saku," ucapnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved