Berita Magelang
Stupa Induk Candi Borobudur Masih Simpan Misteri yang Picu Perdebatan Ahli
Stupa induk Candi Borobudur masih menyimpan misteri yaitu dari keberadaan chattra dan arca Unfinished Buddha.
TRIBUNJATENG.COM - Sejak tahun 1991, Candi Borobudur dikenal sebagai salah satu Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia.
Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.
Candi ini dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa Dinasti Syailendra oleh para penganut Buddha aliran Mahayana.
Baca juga: Pencanangan dan Deklarasi Wisata “Bersinar” Bersih Narkoba Taman Wisata Candi Borobudur
Bangunan candi terbuat dari batuan andesit dengan bentuk mandala dan arsitektur punden berundak.
Susunan Candi Borobudur berupa sembilan teras berundak yang dihiasi dengan relief, arca, dan stupa, serta sebuah stupa besar di puncaknya.
Stupa induk ini berada di bagian Arupadhatu yang menjadi stupa utama atau stupa puncak dengan berukuran paling besar di antara stupa teras lainnya.
Stupa induk mempunyai garis tengah 9,90 meter dan tinggi 7 meter, berbentuk seperti lonceng yang polos dan tidak memiliki lubang.
Di dalam stupa induk ini terdapat rongga yang ketika ditemukan dalam keadaan kosong.
Stupa induk yang dibiarkan kosong tersebut diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian, dan ketiadaan sempurna ketika jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara.
Walau begitu, stupa induk Candi Borobudur masih menyimpan misteri yaitu dari keberadaan chattra dan arca Unfinished Buddha yang kini masih disimpan di komplek Museum dan Cagar Budaya (MCB) Borobudur (Museum Karmawibhangga).
1. Chattra di atas stupa induk Candi Borobudur
Saat ini bagan stupa induk Candi Borobudur terdiri dari padmasana (susunan batu alas atau kaki), ganta atau anda (bagian badan stupa), harmika (bagian antara badan dan puncak), dan yasti (bagian puncak yang berbentuk tongkat).
Namun terdapat polemik tentang keberadaan chattra atau payung stupa induk Candi Borobudur di atas bagian yasti.
Pendapat ini muncul didasari temuan beberapa fragmen chattra dan hasil rekonstruksi yang didokumentasikan oleh Theodore van Erp.
Chattra hasil rekonstruksi Van Erp pada tahun 1931 sempat dipasang di bagian atas stupa induk, namun kemudian diturunkan kembali. Alasannya Van Erp menganggap belum memiliki dasar dan bukti-bukti kuat di stupa puncak pernah ada chattra.
Kemudian bagian chattra ini telah dilakukan dilanjutkan penyusunan ulangnya oleh Balai Konservasi Borobudur sejak 1995.
Adapun wacana pemasangan chattra sempat muncul pada sekitar tahun 2008 hingga 2009,serta di tahun 2018.
Kajian juga terus dilakukan hingga sejumlah akademisi dan pemerhati candi mendorong agar pemasangan chattra atau payung di puncak Candi Borobudur segera diwujudkan.
Pemasangan chattra di Candi Borobudur hampir dilakukan pada bulan 18 September 2024 namun kemudian ditunda berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Pelestarian Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Hal ini selaras dengan hasil kajian teknis dan Detail Engineering Design (DED) yang disusun tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyimpulkan perlunya studi lebih mendalam tentang otentisitas chattra.
2. Arca Unfinished Buddha stupa induk Candi Borobudur
Selain bagian puncaknya, misteri lain ada pada bagian dalam stupa induk yang diketahui memiliki rongga.
Salah satu polemik yang mengemuka adalah tentang keberadaan arca Unfinished Buddha yang disebut pernah mengisi bagian rongga tersebut.
Unfinished Buddha adalah sebuah arca Buddha yang tidak sempurna bentuknya yang ditemukan terpendam di bawah pohon kenari di halaman Candi Borobudur.
Sikap tangan arca Unfinished Buddha adalah Bhumisparsamudra yang berarti merupakan Dhyani Buddha Aksobhya
Salah satu kajian mengenai arca Unfinished Buddha pernah dituangkan oleh Soekmono yang memimpin proyek restorasi Candi Borobudur pada tahun 1973 – 1983.
Dalam tulisan Soekmono dalam Majalah Kalpataru (1993-1994) yang berjudul Serat Centhini Ungkap Masalah Arca Buddha dalam Stupa Induk Candi Borobudur disebutkan adanya berbagai pendapat ahli yang membahas hal tersebut.
Upaya penelitian bagian dalam stupa induk pertama kali dilakukan Cornelius sebagai bagian tugas yang diberikan Jendral Raffles di tahun 1814, di mana dalam laporannya disebut bahwa bagian dalam stupa induk ditemukan dalam keadaan kosong.
Dijelaskan pula bahwa polemik arca Unfinished Buddha sudah terjadi sejak proses pemugaran Candi Borobudur pada masa van Erp.
Pada masa itu, van Erp menemukan Unfinished Buddha di dalam rongga yang ada di dalam arca induk. Namun usaha van Erp untuk mengembalikan arca tersebut ke tempatnya semula menghadapi pertentangan dari atasan.
Salah satunya alasannya adalah timbulnya keraguan bahwa arca Unfinished Buddha berasal dari stupa induk disebabkan oleh bentuknya yang lebih mirip dengan arca yang tidak terpakai.
Sementara pada periode rekonstruksi yang dilakukan pemerintah Indonesia, pengembalian arca Unfinished Buddha tidak dilakukan dengan beberapa alasan.
Selain kurangnya bukti yang mendukung asal-usul arca tersebut, upaya untuk mengembalikan arca dengan membongkar dinding stupa induk dinilai bertentangan dengan tujuan pemugaran yang pada saat itu ingin menyelamatkan bagian candi yang sedang terancam bahaya runtuh.
Walau begitu, pertanyaan mengenai kepastian apakah arca Unfinished Buddha berasal dari dalam stupa induk masih terus mengemuka. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Misteri Stupa Induk Candi Borobudur yang Memicu Perdebatan Ahli"
Baca juga: BBPMP Provinsi Jateng Pamerkan Hasil Program Merdeka Belajar di Aksobya Candi Borobudur
Kisah Mbah Wajib Warga Magelang Kehilangan Tanah yang 62 Tahun Ditempati, Padahal Rutin Bayar Pajak |
![]() |
---|
Viral Duel Antarpelajar SMP di Magelang Jadi Tontonan, Dipicu Tantangan di Medsos |
![]() |
---|
Nasib Pilu Tiwi, Pegawai BPS Asal Magelang Dipaksa Oral Seks Sebelum Dibunuh Aditya Hanafi |
![]() |
---|
Sugianto Girang Tanah yang Dibelinya Rp250 Juta Kena Tol Jogja-Bawen, Dapat Ganti Rugi Rp5,4 Miliar |
![]() |
---|
Bikin Guru Bingung, 3 Pasang Anak kembar di SRMA 15 Magelang Dipisah Kelas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.