Sempat Jadi Misteri, Terungkap Penyebab Mahasiswa ITB Loncat dari Apartemen, Ini Kesaksian Temannya
Kasus kematian mahasiswa ITB yang tewas loncat dari lantai 27 apartemen di Jatinangor, Sumedang sempat menjadi misteri
TRIBUNJATENG.COM - Kasus kematian mahasiswa ITB yang tewas loncat dari lantai 27 apartemen di Jatinangor, Sumedang sempat menjadi misteri.
Kini terungkap kalau korban memang mengakhiri hidupnya.
Penyebab keputusan nekat tersebut pun diungkap berdasarkan kesaksian orang dekat.
Baca juga: Raut Wajah Mahasiswa ITB Sebelum Akhiri Hidup Terekam CCTV, Ini Temuan Polisi di kamarnya
Beberapa waktu lalu kasus mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial JAA itu ditemukan tewas terkapar dekat apartemennya pada Selasa (19/11/2024).
Dari kejadian tragis tersebut, korban diduga tewas karena mengakhiri hidup.
Namun, saat itu kepolisian belum mengungkap lebih detail mengenai motif kematian mahasiswa ITB yang tewas loncat dari apartemen tersebut.
Kini, kepolisian mengungkap motif di balik kejadian tragis mahasiswa ITB loncat dari apartemen tersebut.
Diduga korban mengalami tekanan dan merasa putus asa dengan perkuliahannya.
Hal itu diketahui usai pihak kepolisian memeriksa delapan saksi.
Kedelapan saksi itu merupakan teman kuliah dan ibu kandung korban.
"Dari penuturan para saksi, JAA sama sekali tidak memiliki musuh di kampus," kata Kepala Seksi Humas Polres Sumedang Ajun Komisaris, Awang Munggardijaya pada Senin (25/11/2024) seperti dikutip Kompas.id.
Berdasarkan pemeriksaan para saksi, polisi mengatakan JAA mengaku capek dengan tugas kuliah.
Kondisi ini juga membuatnya merasa putus asa dengan permasalahan yang dihadapinya.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan juga ada tanda-tanda kekerasan ataupun perundungan di sekitar lokasi kejadian.
Di saku celana korban hanya terdapat kunci kamar 935.
"Pihak kerabat korban menerima kejadian ini sebagai dugaan bunuh diri. Sebab, korban sama sekali tidak memiliki musuh dan mengaku putus asa dengan masalah kuliahnya," kata Awang.
Diketahui, JAA (17) tewas usai melompat dari lantai 27 Apartemen Pinewood Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 19 November 2024 lalu.
JAA adalah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB angkatan 2024.
Dia diduga mengakhiri hidup setelah melompat dari lantai 27 apartemen yang menjadi tempat tinggalnya setahun terakhir.
*Disclaimer
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Sosok JAA Mahasiswa ITB Tewas Loncat dari Apartemen di Jatinangor
Diketahui korban mahasiswa ITB yang loncat dari apartemen di Jatinango itu bernisial JAA.
Ia baru berusia 18 tahun.
JAA tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Meski kuliah di ITB, diketahui JAA merupakan warga asal Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dari hasil penyelidikan sementara, JAA diketahui sudah tinggal di apartemen tersebut sejak September 2024 seorang diri,
Korban menyewa kamar apartemen atas nama orangtuanya yang tinggal di Kemayoran, Jakarta.
Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengungkapkan kabar soal sosok dan keseharian korban JAA tersebut.
Di tengah-tengah masyarakat, banyak tersiar kabar bahwa mahasiswa itu diduga mengakhiri hidup dengan meloncat dari apartemen.
Menurut kabar yang beredar, diduga karena yang bersangkutan mengalami tekanan berkaitan dengan nilai ujian di universitas.
Namun, polisi mengimbau agar masyarakat tidak membuat provokasi dan tidak terkena provokasi dengan kesimpulan-kesimpulan yang prematur dan tanpa dasar itu.
Sebaliknya, kejadian itu harus menjadi pelajaran bahwa dalam hidup bertetangga, di manapun, harus saling kenal.
"Imbauan, bahwa dengan adanya kejadian ini, tidak hanya kejadian ini, tapi masyarakat saling peduli dengan tetangga, dengan yang lain, apalagi kayak kos-kosan apartemen harus sama-sama peduli,"
"Juga dengan tetangga saling mengenal dan mengetahui sehingga kita akan tahu ada yang suka menyendiri, suka bergaul, mengetahui karakter orang," ujar AKP Uyun.
Menurut Uyun, dari pihak ITB sudah mengonfirmasi bahwa karakter JAA selama mengikuti perkuliahan cenderung pendiam.
"Kalau sementara ini dari hasil komunikasi, yang berangsangkutan memang pendiam. Kalau soal tertekan karena ujian, kita belum sampai ke sana," katanya. (TribunJabar.id)
Pengalaman Danny Terbang Gantole di Kabupaten Semarang: Cuma Dapat Thermal di Atas Bukit Cinta |
![]() |
---|
Sosok Nanik S Deyang Wakil Kepala BGN Menangis Minta Maaf Atas Kasus Keracunan MBG: Saya Seorang Ibu |
![]() |
---|
Gempa Terkini Jumat 26 September 2025 Malam Ini, Baru Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik di Sini |
![]() |
---|
Menyoal Siswa Keracunan MBG di Jateng, Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Peran Satgas |
![]() |
---|
Siap-siap! Warga Diminta Tampung Air di Tandon, 2 Hari Ada Perbaikan Intake Jatibarang Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.