Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kuliner Magelang

Mie Ayam Ngatiem Magelang yang Bikin Pembeli Terkaget-kaget, Seporsi Rp 2.000, Seperti Apa rasanya?

Harga mi ayam ini membuat pelanggan baru terkaget-kaget. Satu porsi Rp 2,000. Lantas seperti apa rasanya? Porsinya sebanyak aoa?

Editor: muslimah
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Cerita Mie Ayam seporsi Rp2000 di Magelang, bermula dari kesulitan ekonomi. 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG -Harga mi ayam ini membuat pelanggan baru terkaget-kaget. Satu porsi Rp 2,000.

Lantas seperti apa rasanya?

Porsinya sebanyak aoa?

Dan yang juga membuat penasaran adalah, apakah penjualnya bisa memetik keuntungan?

Baca juga: Ayam Goreng Paskal Tlogosari Alternatif Kuliner Baru di Semarang, Berbekal Resep Rahasia Sang Ibu

Mencicipi kuliner saat berkunjung ke sebuah kota di Indonesia menjadi salah satu pilihan. Apalagi harganya terjangkau dompet dan rasanya lezat.

Salah satu kuliner yang menjadi pusat perhatian kekinian adalah mie ayam Ngatiem. Semangkuk mie ayam tersebut dijual dengan harga hanya Rp 2.000.

Lokasi mie ayam harga Rp 2.000 tersebut berada di Dusun Karanglo, Desa Glagahombo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.

Selain mie ayam, Ngatiem atau akrab disapa Atik juga menjajakan bakso kerikil seharga Rp 3.000 per porsi.

Porsi hidangan murah yang disajikan memang tergolong sedikit sehingga kedua menu tersebut dapat menjadi pilihan pas untuk sarapan. 

Namun jika dirasa kurang, pelanggan dapat memesan porsi yang lebih besar dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 6.000.

Kuliner yang menjadi pusat perhatian kekinian adalah mie ayam Ngatiem. Semangkuk mie ayam tersebut dijual dengan harga hanya Rp 2.000. Lokasi mie ayam harga Rp 2.000 tersebut berada di Dusun Karanglo, Desa Glagaombo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Selain mie ayam Ngatiem aatau akrab disapa Atik juga menjajakan bakso kerikil seharga Rp 3.000 per porsi.
Kuliner yang menjadi pusat perhatian kekinian adalah mie ayam Ngatiem. Semangkuk mie ayam tersebut dijual dengan harga hanya Rp 2.000. Lokasi mie ayam harga Rp 2.000 tersebut berada di Dusun Karanglo, Desa Glagaombo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Selain mie ayam Ngatiem aatau akrab disapa Atik juga menjajakan bakso kerikil seharga Rp 3.000 per porsi. (Tribun Jogja/Yuwantoro Winduajie)

Atik sengaja menjual mie ayamnya dengan harga murah, agar masyarakat, terutama anak-anak dapat membeli mie ayam dengan harga terjangkau. 

"Dulu sengaja dipatok harga 2.000 agar anak-anak bisa beli juga," ungkap, Atik ditemui di warungnya beberapa waktu lalu.

Sudah enam tahun Atik konsisten menjalankan usaha ini. 

Dari pagi hingga malam tepatnya pukul 10.00-21.00 WIB, ia kadang dibantu suaminya yang juga bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang pijat.

Ramainya pelanggan biasanya datang saat jam makan siang, sementara pada hari libur, jumlah pengunjung biasanya semakin membludak.

Atik melayani semua kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, mahasiswa, hingga warga setempat. 

Banyak juga pelanggan baru yang penasaran setelah mendengar cerita mie ayam yang harganya kelewat murah itu.

Pembelinya mayoritas berasal dari wilayah Magelang

Juga ada dari luar provinsi seperti DI Yogyakarta.

“Setiap hari pasti ada orang yang heran, kok bisa murah banget. Kalau ditanya rugi, ya nggak. Alhamdulillah, rezekinya cukup saja,” katanya.

Atik mengaku tidak memiliki resep khusus dalam meracik hidangan yang disajikan.

Namun menurut pengunjung, mie ayam buatannya terkenal segar dan kuahnya tidak membuat tenggorokan eneg.

Dia melanjutkan, setiap hari dirinya mampu menjual 4 kilogram mie dan 3 kilogram ayam yang diolah menjadi ratusan porsi mie ayam.

Meski harga yang ia patok sangat terjangkau, usaha ini tetap memberinya penghasilan yang cukup untuk membantu perekonomian keluarganya.

Baginya, keuntungan sedikit yang disyukuri jauh lebih berharga daripada mengeluh tanpa kerja.

"Alhamdulilah nggak (rugi). Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri. Saya per hari dapat hasil bersih Rp 200-150 ribu," katanya.

Ide untuk menyajikan mie ayam murah tidak muncul begitu saja. 

Menurut Atik, gagasan ini berawal dari pengalamannya menghadapi kesulitan ekonomi.

Atik masih ingat masa ketika ia belum bekerja mengelola warung mie ayam.

Saat itu, ia hanya mengandalkan gaji suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan.

Atik pernah membeli mie ayam seharga Rp 13.000 kemudian dibagikan ke seluruh anggota keluarganya di rumah.

Penyebabnya karena gaji sang suami belum cair. 

Pengalaman inilah yang kemudian menginspirasi dirinya untuk membuka warung mie ayam murah dengan porsi hidangan yang sedikit.

“Saya pernah merasa berat saat menunggu gajian suami. Waktu itu beli mie ayam harganya Rp 10.000–Rp 13.000, porsinya terlalu banyak kalau untuk satu orang. Dari situ saya terpikir untuk jualan mie ayam murah, supaya orang bisa makan sesuai kebutuhan mereka,” kenangnya.

Selain harga yang murah, Atik kini juga melayani pesanan dalam berbagai porsi sesuai permintaan pelanggan. 

Ada pelanggan yang enggan memesan porsi besar namun meminta sebanyak empat hingga lima mangkok mie ayam mangkok kecil sekaligus.

Sementara untuk anak-anak kadang minta hingga tiga atau empat mangkok kecil.

Di warungnya, Atik juga menyediakan variasi menu seperti mie ayam dengan bakso seharga Rp 6.000 dan mie ayam porsi besar seharga Rp 5.000. 

Porsi besar ini mulai dijual dua tahun terakhir untuk memenuhi permintaan pelanggan yang ingin makan lebih banyak.

“Kalau kata pelanggan, mie ayam saya ini kuahnya segar, nggak bikin eneg. Itu yang bikin mereka balik lagi,” ujarnya.

Selama enam tahun berjualan, Atik belum pernah menaikkan harga dagangannya. Namun, untuk tahun depan, dia berencana menaikkan seluruh menu sebesar seribu rupiah.

"Ya karena sekarang ini barang-barang naik terus, jadi mungkin tahun depan akan saya naikkan seribu," katanya. (Tribun Jogja)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved