Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Tegal

Pemkab Tegal dan Tanoto Foundation Tingkatkan Kualitas Pendidikan Lewat Program Fasda Perubahan 2.0

Talk Show yang berlangsung sekitar 30 menit ini, dipandu Pemimpin Redaksi (Pimred) Tribun Jateng Erwin Ardian

|
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Desta Leila Kartika
Saat berlangsung Talk Show Ngopi Gayeng atau Ngobrol Pintar Guru Jateng, dipandu oleh Pimred Tribun Jateng Erwin Ardian (kemeja kotak-kotak), dan menghadirkan tiga narasumber satu di antaranya Pj Bupati Tegal Agustyarsyah (pakai kacamata). Bertempat di Studio Mini Humas Pemkab Tegal, pada Kamis (28/11/2024). 

Fasda Perubahan 2.0 yang merupakan inisiatif Tanoto Foundation, hingga saat ini telah menjangkau sebanyak 382 pendidik di 131 satuan Pendidikan. 

Sejalan dengan hal itu, kegiatan ini telah mengembangkan kemampuan manajemen proyek 19 Fasda Kabupaten Tegal.

Model-model peningkatan kompetensi guru ini diimplementasikan melalui wadah komunitas belajar (kombel) KKG (Kelompok Kerja Guru).

"Salah satu kombel yang mendapatkan pendampingan Fasda Perubahan 2.0 adalah KKG Ki Hajar Dewantara di Kecamatan Margasari. KKG Ki Hajar Dewantara terdiri dari 14 satuan pendidikan, salah satunya SDN Karangdawa 03," ujarnya. 

Pj Bupati Tegal Agustyarsyah (pakai kemeja batik coklat), saat melihat-lihat inovasi media pembelajaran yang dipamerkan beberapa kelompok guru yang hadir pada Talk Show Ngopi Gayeng atau Ngobrol Pintar Guru Jateng. Bertempat di Lobby Utama Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal, Kamis (28/11/2024).
Pj Bupati Tegal Agustyarsyah (pakai kemeja batik coklat), saat melihat-lihat inovasi media pembelajaran yang dipamerkan beberapa kelompok guru yang hadir pada Talk Show Ngopi Gayeng atau Ngobrol Pintar Guru Jateng. Bertempat di Lobby Utama Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal, Kamis (28/11/2024). (TribunJateng.com/Desta Leila Kartika)

Ditemui setelah Talk Show, Pj Bupati Tegal Agustyarsyah menyampaikan berbicara tentang pendidikan maka tidak hanya di satu spot atau kecamatan saja, tapi harus menyeluruh di wilayah Kabupaten Tegal

Sempat melihat tenant kelompok guru yang memamerkan inovasi pembelajaran masing-masing sekolah, Agustyarsyah berpikir apakah inovasi tersebut sudah mampu dijangkau ke tempat-tempat yang jauh ataupun terpencil. 

Sehingga untuk bisa menjangkau lebih luas lagi, nantinya Pemkab Tegal akan mendorong CSR khususnya bidang pendidikan. 

Tujuannya supaya lebih fokus dan membantu kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan Tanoto Foundation

"Hal pertama yang ingin saya sampaikan, terima kasih kepada Tanoto Foundation karena telah memberi warna berbeda pada pendidikan di Kabupaten Tegal. Saya menemukan banyak hal luar biasa yang seharusnya diangkat dalam ranah lebih luas, sehingga di sini perlu kolaborasi baik dengan Dikbud Kabupaten Tegal maupun unsur terkait lainnya," terang Agustyarsyah. 

Dua tahun kehadiran Tanoto Foundation di Kabupaten Tegal, bagi Agustyarsyah tidak cukup karena paling tidak bisa enam atau sepuluh tahun lagi untuk bisa memastikan dunia pendidikan di Kabupaten Tegal lebih baik. 

Melihat empat kelompok guru yang hadir menampilkan inovasi yang berbeda dan menghadirkan unsur teknologi, menurut Agustyarsyah ketika inovasi tersebut diterapkan di sekolah maka dunia pendidikan tidak akan tertinggal. 

Agustyarsyah tidak menampik ketika ada inovasi yang cukup bagus, tapi tidak mendapat dorongan supaya bisa lebih masif lagi khususnya di dunia pendidikan. 

"Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) Kepala Dikbud Kabupaten Tegal ataupun kampus yang ada di sekitar, termasuk PR bagi kami (Pemkab Tegal) untuk memberikan suport. Saya berpesan kepada Guru-guru di Kabupaten Tegal harus tetap semangat," kata Agustyarsyah. 

Sementara itu, Siti Rohayati salah satu guru di SDN Karangdawa 03 Kecamatan Margasari yang mendapat pendampingan tim Pembelajar Merdeka. 

Siti dan rekan sejawat dari sekolah lainnya, mendapatkan lokakarya pemanfaatan media digital dan non-digital untuk pembelajaran numerasi. 

Kemudian Siti dan rekan-rekannya, didampingi dalam penerapannya di kelas melalui kegiatan lesson study oleh tim Pembelajar Merdeka.

"Mengingat belajar bersifat dinamis, maka jadilah guru yang inovatif dan kreatif agar kualitas mutu pendidikan lebih menarik," imbuh Siti. (dta)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved