Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

40 Mayat Ditumpuk di RS Damaskus Suriah Habis Disiksa, Bukti Kekejaman Bashar Al Assad 

Sekitar 40 mayat ditemukan di dalam kamar mayat RS dekat Damaskus pada Senin (9/12/2024)

Editor: muslimah
Kompas.com/Istimewa
Presiden Suriah Bashar Al Assad saat menyambut Presiden Lebanon di Damaskus, Suriah, 7 Maret 2005.(AFP/LOUAI BESHARA) 

TRIBUNJATENG.COM - Sekitar 40 mayat ditemukan di dalam kamar mayat RS dekat Damaskus pada Senin (9/12/2024).

 Pemberontak Suriah menemukan tumpukan mayat dalam kondisi yang mengerikan.

Yakni, tanda penyiksaan yang sangat mengerikan.

Baca juga: Perjalanan 13 Tahun Konflik Suriah hingga Tumbangnya Presiden Assad, Pembantaian Mengerikan di 2013

Salah satu anggota pemberontak, Mohammed Al Hajj mengatakannya kepada AFP melalui telepon dari Damaskus.

Menurutnya, mayat-mayat itu dimasukkan ke dalam kantong mayat dengan ditandai nomor dan ada yang diberi nama.

"Saya membuka pintu kamar mayat dengan tangan saya sendiri, itu adalah pemandangan yang mengerikan. Sekitar 40 mayat ditumpuk dengan tanda-tanda penyiksaan yang mengerikan," kata dia.

AFP melihat puluhan foto dan rekaman video yang menurut Hajj diambil sendiri dan menunjukkan mayat-mayat dengan tanda-tanda penyiksaan yang jelas. I

Ada mata dan gigi dicungkil, darah berceceran dan memar pada tubuhnya.

Rekaman yang diambil di rumah sakit Harasta juga menunjukkan sepotong kain berisi tulang, sementara tulang rusuk mayat yang membusuk muncul melalui kulit.

Mayat-mayat itu ditempatkan dalam kantong plastik putih atau dibungkus dengan kain putih, beberapa masih berlumuran darah.

Mayat-mayat itu dibungkus kain atau pita perekat yang bertuliskan nomor-nomor dan ada yang diberi nama.

Dikatakan, beberapa mayat tampak baru saja dibunuh.

Diketahui, pemberontak telah merebut kekuasaan pada Minggu dengan menggulingkan mantan Presiden Bashar Al Assad, yang keluarganya memerintah Suriah dengan tangan besi selama lebih dari lima dekade.

Inti dari sistem pemerintahan yang diwarisi Assad dari ayahnya Hafez adalah kompleks penjara dan pusat penahanan brutal yang digunakan untuk melenyapkan perbedaan pendapat dengan memenjarakan mereka yang dicurigai keluar dari garis partai Baath yang berkuasa.

Ribuan orang yang berharap untuk bersatu kembali dengan orang-orang terkasih yang menghilang di penjara-penjara Assad telah berkumpul pada Senin malam di penjara Saydnaya yang terkenal di luar Damaskus.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved