Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kasus Polisi Tembak Sopir Ekspedisi: Dalam Pengaruh Sabu, Brigadir Anton Tersulut Emosi

Pencurian dengan kekerasan (curas) diduga dilakukan oleh Brigadir Anton, oknum polisi dari Polresta Palangka Raya.

SHUTTERSTOCK/KONSTANTIN SAVUSIA
Ilustrasi penembakan 

Keduanya kemudian berpikir untuk membuang mayat Budiman Arisandi setelah beberapa kali mengitari jalanan untuk mencari lokasi sepi di dekat lokasi kejadian.

Halim menyatakan bahwa Haryanto-lah yang berinisiatif membuang mayat itu, bukan bersama-sama.

“Jatuh lah itu mayat ke tanah setelah pintu sebelah dibuka oleh Heri. Heri minta bantuan Anton, tapi rupanya pintu mobil Anton itu tidak bisa dibuka dari dalam, jadi pintu tengah bisanya dibuka dari luar,” kata dia.

Kemudian, keduanya berganti posisi. Anton kemudian memegang kemudi mobil.

Halim mengatakan, Anton berpikir untuk pulang karena sudah di luar rencana awal yang hanya berniat memalak, namun malah berujung pembunuhan.

Haryanto kemudian membawa mobil pikap milik Budiman Arisandi.

“Di tengah perjalanan, Heri berinisiatif agar mobil curian itu disimpan di depan rumah temannya, di Jalan Tingang ujung, di situ sepi, lalu diantarlah ke situ,” kata Halim.

Oknum diduga penadah

Kemudian, malam hari di hari yang sama, keduanya mencari orang untuk mengosongkan pikap dari barang-barang yang dibawa sopir.

Mobil korban itu kemudian dijual melalui perantara oleh seseorang yang bernama Adi.

“Melalui Adi-lah mobil itu dijual lagi dengar-dengar sih oknum anggota juga, oknum TNI sih infonya, tinggal dipastikan lagi kepada penyidik,” ujar dia.

Mereka untung Rp 50 juta dari hasil penjualan mobil itu. Haryanto kemudian mendapat uang sebesar Rp 15 juta dari Anton berdasarkan hasil menjual mobil curian itu.

“Anton memang dapat bagian yang lebih besar. Selain diberikan ke Haryanto, dia juga membagikannya ke perantara penjual, ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP),” katanya.

Lalu, terkait pengembalian uang itu. Halim menyebut bahwa kliennya tidak mengetahui hal itu.

“Anton pribadi dia tidak tahu terkait pengembalian itu, saya belum tahu kalau dari versi istrinya Anton,” kata Halim.

Saat coba dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon, Kepala Bidang Humas Polda Kalteng Kombes Erlan Munaji belum memberikan respons hingga berita ini diturunkan. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-detik Brigadir Anton Tembak Sopir Ekspedisi, Tersulut Emosi hingga Dalam Pengaruh Sabu"

Baca juga: Anak Saya Ditembak, Meninggal, kok Masih Difitnah

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved