Semarang
QR Code di Beberapa Gedung di Kota Lama Rusak, Ini Fungsi Vitalnya
Jika di scan dengan ponsel, QR Code itu akan memberikan informasi tentang gambaran bagaimana bangunan cagar budaya difungsikan saat era kolonial.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Yuliansyah Ariawan seorang Pegiat Walking Tour Semarang, duduk dengan gelisah di kursi jadul yang berbahan kayu dan rotan di dalam Gedung Monod Huis Kota Lama Semarang, Kamis (9/1/2025).
Dirinya gelisah lantaran beberapa plakat granit yang tertempel QR Code, mulai rusak.
Jika di scan dengan ponsel, QR Code itu akan memberikan informasi tentang gambaran bagaimana bangunan cagar budaya difungsikan saat era kolonial.
Ariawan, sapaan akrabnya, bercerita ada sekitar lima QR Code yang rusak, entah karena ulah tangan jail dari wisatawan ataupun efek dari cuaca.
Jika dilihat, kondisinya memang hanya seperti stiker cutting yang tertempel disebuah lempengan logam, tanpa adanya pelindung.
Sehingga memang mudah sekali untuk dikupas menggunakan kuku, ataupun rusak karena diterjang hujan maupun paparan sinar matahari.
Padahal fungsi dari QR Code itu, mampu membantu para solo traveler ataupun guide untuk melihat sejarah cerita bangunan cagar budaya yang masih berdiri kokoh di Kota Lama Semarang.
Ariawan juga mengajak untuk melihat langsung, kondisi plakat granit dan QR Code di beberapa bangunan cagar budaya di Kota Lama Semarang.
Benar saja baru 30 persen Ariawan menjagak Tribunjateng berkeliling di Kota Lama Semarang, ada sekitar lima barcode yang rusak dan tak bisa diakses, seperti di gedung The Royal Java-Chines-Japan Line (JCJL), Residentie Bureaux - Soceiteit de Amiticia (Gedung Bank Mandiri), Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), Toko Pakaian J.H.K Schmidt, Geo Wehry & Co (NHM).
"Kami baru keliling di sekitar 30 % kawasan Kota Lama kami menemukan beberapa yang barcodenya rusak, tapi belum tahu apakah ini akibat tangan jail atau karena cuaca tapi memang yang rusak itu biasanya yang deket dengan pejalan kaki," ujarnya usai menunjukan beberapa barcode yang rusak, Kamis (9/1/2025).
Namun, pihaknya menemukan satu gedung yakni di gedung PT Djakarta Lloyd yang QR Codenya sudah terlindungi oleh akrilik, sehingga lebih awet.
Dia berharap, dengan adanya hal tersebut mampu menjadi solusi sehingga beberapa QR Code yang belum terpasang lapisan pelindung, bisa segera dipasang.
"Ini membantu para solo traveler, yang mau tahu tentang cerita gedung ini. Kami berharap Pemkot bisa concern ke ini, ada satu gedung yang sudah terlindungi lapisan akrilik. Ini bagus ya," ujarnya.
Ariawan juga menambahkan, ada beberapa bangunan yang masih belum terpasang plakat prasasti sekaligus barcodenya.
Menurutnya, para pemilik gedung enggan memasang ditembok lantaran sayang dengan tembok pada bangunan di cagar budaya yang memiliki nilai tinggi, sehingga bisa merusak estetika bangunan ataupun orisinalitasnya.
Dewan Sebut Kota Semarang Minim Tempat Hiburan, Minta Revitalisasi Semarang Zoo |
![]() |
---|
Segera Bangun LRT, Wali Kota Semarang: Anak Muda Pasti Senang, Seperti di Film Drakor |
![]() |
---|
Emak-emak Pecahkan Rekor Kasus Narkoba di Semarang, Bawa 2 Kilogram Sabu |
![]() |
---|
Bukan Senjata Tajam, Tersangka Pengeroyokan Maut di Semarang Gunakan Stick Golf |
![]() |
---|
Target PBB Kota Semarang 2025 Capai 70 Persen, Kepala Bapenda: Tarif Tidak Naik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.