Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Pilu Siswa SD Diperlakukan Bak Binatang, Disuruh Duduk di Lantai Karena Belum Lunas SPP

Kisah pilu seorang siswa sekolah dasar (SD) diperlakukan tidak manusiawi gurunya duduk di lantai karena belum bayar SPP.

Editor: raka f pujangga
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO/Istimewa
Kamelia (38) ibu dari Mahesya Iskandar (10) seorang siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma Kota Medan yang anaknya disuruh duduk di lantai selama berjam-jam dan dilarang ikut belajar, ketika diwawancarai, Jumat (10/1/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, MEDAN - Kisah pilu seorang siswa sekolah dasar (SD) diperlakukan tidak manusiawi gurunya.

Siswa berinisial MA kelas IV SD Abdi Sukma di Kota Medan disuruh belajar di lantai  sendirian.

Hukuman tersebut diberikan gurunya berinisial H karena orang tuanya belum membayar SPP.

Baca juga: Kisah Pilu Alumni SMKN 4 Bogor, Ijazah Ditahan Karena Tak Sanggup Lunasi SPP, Kini Sulit Cari Kerja

Video siswa malang itu belajar di lantai kemudian viral di media sosial dan menjadi perbincangan di media sosial.

Di video yang diunggah akun Instagram @medanheadlines.news, tampak ibu dari siswa SD tersebut, Kamelia (38), mendatangi sekolah dan menyaksikan langsung anaknya duduk di lantai. 

Di tempat itu, Kamelia tampak marah dengan wali murid. 

"Ibu orang yang berpendidikan, ibu jauh lebih berpendidikan dari saya, setidaknya jangan buat anak saya kayak binatang kayak gini," ujar Kamelia sambil menunjuk anaknya yang sedang duduk di lantai.

Diwawancarai di rumahnya di Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan, Kamelia menjelaskan duduk perkara peristiwa memilukan yang menimpa anaknya. 

Kamelia mengakui anaknya menunggak uang sekolah hingga tiga bulan karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) di tahun 2024 belum cair. 

Sementara, dia terdesak kebutuhan ekonomi mengingat suaminya hanya bekerja sebagai tukang bangunan. Karena belum membayar uang sekolah selama tiga bulan, saat pembagian rapot di akhir tahun, anaknya juga tidak bisa menerima rapot.

Kamelia sempat meminta dispensasi waktu pembayaran kepada kepala sekolah. 

Kemudian, sebelum anaknya masuk sekolah, wali murid mengumumkan di grup WhatsApp orangtua murid bahwa siswa yang belum membayar uang sekolah tidak diperkenankan belajar. 

"Saya pikir itu cuma kata-kata saja," ujar Kamelia kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (10/1/2025). Kamelia mengatakan, rencananya dia mau membayar uang sekolah pada Rabu (8/1/2025).

Dia ingin menjual ponsel terlebih dahulu untuk biaya sekolah anaknya.

Namun, sebelum dia pergi ke sekolah, dia sempat mendengar cerita anaknya yang malu datang ke sekolah karena sudah dua hari dihukum belajar di lantai oleh gurunya, dari jam masuk sekolah pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.

"Malu loh Mak ke sekolah, kenapa malu? (Saya) disuruh duduk di semen, gara-gara belum ambil rapot lah sejak Senin sampai Selasa," ujar Kamelia menirukan ucapan anaknya. 

Kala itu, Kamelia tidak langsung percaya, sehingga pada Rabu (8/1/2025), dia langsung datang ke sekolah. 

"Begitu sampai gerbang sekolah, kawan-kawan anak saya ngejar saya, sambil bilang, 'Ambilah rapotnya Bu, kasihan kali (korban) duduk di semen kayak pengemis.' Di situ saya sempat nangis, ya Allah, kok kayak gini kali," ujar Kamelia.

Lalu, saat tiba di ruang kelas, Kamelia melihat anaknya duduk di lantai sementara teman-teman yang lain duduk di kursi. 

"Saya bilang ke anak saya, 'Kejam kali guru mu nak,' baru datang wali kelasnya dan langsung bilang, 'Peraturannya kalau belum bayar tidak dibenarkan sekolah,'" ujar Kamelia menirukan ucapan wali murid anaknya. Kata Kamelia, wali murid menyuruh anaknya duduk di lantai karena sang anak tidak mau disuruh pulang. 

"'Anak ibu sudah saya suruh pulang tetapi dia tidak mau pulang. Jadi dia tidak boleh belajar? Kata saya, terus saya bilang, 'Dulu saya sekolah tapi tidak gini juga caranya, dihukum kayak gini,'" ujar Kamelia menceritakan perdebatan dengan wali murid anaknya.

Selanjutnya, tidak berselang lama, kepala sekolah SD tersebut hadir dan menengahi. Kamelia lalu bertanya kepada kepala sekolah tersebut apakah aturan itu diberlakukan oleh sekolah. 

"Saya tidak tahu," kata kepala sekolahnya," ujar Kamelia menirukan ucapan kepala sekolah.

Penjelasan kepala sekolah Kepala Sekolah Abdi Sukma, Juli Sari, menjelaskan, awalnya dirinya tidak mengetahui siswa kelas 4 SD tersebut duduk di lantai saat proses belajar mengajar di sekolah.

Dikatakan Juli, pihak yayasan, tidak pernah mengeluarkan kebijakan siswa yang belum bayar SPP untuk duduk di lantai. 

"Jadi sebenarnya ada miskomunikasi. Saya juga baru mengetahui siswa tersebut didudukkan di lantai setelah wali muridnya datang ke sekolah menemui saya sambil menangis," kata dia dikutip dari Tribun Medan, Jumat.

Diakui Juli, siswa tersebut belum melunasi SPP dan karena itu belum dapat menerima rapot. 

"Sebenarnya anak itu tidak menerima rapot karena belum melunasi SPP. Tapi tidak jadi permasalahan sebenarnya dan tetap bisa mengikuti pelajaran," terangnya.

Hanya saja, kata Juli, miskomunikasi terjadi antara dirinya dan wali kelas.

Menurutnya, wali kelas tersebut membuat peraturan sendiri tanpa ada konfirmasi ke dia terlebih dahulu. 

"Wali kelasnya membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima rapot tidak boleh menerima pelajaran dan mendudukkan siswa tersebut di lantai saat pelajaran berlangsung, tanpa kompromi dengan pihak sekolah," terangnya. 

Juli mengaku sudah melakukan pemanggilan terhadap wali murid dan wali kelas secara langsung.

Sebagai kepala sekolah, dia sudah meminta maaf kepada orangtua siswa tersebut.

"Saya sebagai kepala sekolah sudah memohon maaf sama orangtua sudah selesai sebenarnya permasalahan ini," terangnya.

Baca juga: Awal Mula Ada Tunggakan SPP Sampai Rp 42 Juta hingga 3 Siswa SD Dipulangkan, Ini Pekerjaan Orangtua

Untuk tindakan tegas terhadap wali kelas, Kata Juli pihaknya belum bisa memutuskan secara langsung. 

Senin pekan depan, sekolah akan melakukan rapat kembali dengan ketua yayasan dan bendahara untuk memutuskan sanksi kepada wali kelas tersebut.

Pihak sekolah juga sudah menurunkan tim relawan untuk datang ke rumah siswa tersebut. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Tak Tahu Ada Siswa yang Didudukkan di Lantai karena Belum Bayar SPP, Ini Kata Kepsek SD Abdi Sukma

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved