Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kronologi Siswa SD 3 Hari Duduk di Lantai karena Belum Bayar SPP Menurut Kepsek: Sebenarnya. . .

Kisah siswa Sekolah Dasar Yayasan Abdi Sukma dihukum duduk di lantai karena belum bayar uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)

Editor: muslimah
Kompas
Siswa SD di Medan Dihukum Duduk di Lantai Karena Tunggak SPP, Malu Tak Mau Sekolah 

Anak kelas 4 itu dihukum oleh guru wali kelasnya Hariyati lantaran ia menunggak membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama 3 bulan yakni Oktober, November, dan Desember 2024. Total besaran SPP-nya Rp 180 ribu.

Kamelia, ibu korban, bercerita anaknya itu dihukum sejak hari pertama sekolah yakni Senin (6/1/2025).

Namun, ia baru sadar pada Rabu (8/1/2025) saat anaknya tidak mau berangkat ke sekolah.

“Rabu pagi ya kan saya suruh anak saya sekolah, saya bilang kamu duluan nanti mamak (nyusul ke sekolah), mamak jual handphone biar bayar SPP,” kata Kamelia saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Medan Maimun pada Jumat (10/1/2025).

“Dia bilang enggaklah mak,  aku malu, aku duduk di semen (lantai), (saya tanya) kenapa? Sejak kapan? (Dijawab) Senin. Hah masa? Ingat ya, Nak, kalau mamak tanya karena gak buat PR mamak gak akan marah,” sambungnya.

Kamelia yang merupakan seorang ibu rumah tangga (IRT) itu sebelumnya mengaku memang hendak ke sekolah untuk membayar SPP anaknya itu.

Sebab, hari Senin ia sudah diingatkan oleh wali kelas untuk melakukan pembayaran.

Terlebih, anaknya itu juga belum menerima rapor lantaran ditahan oleh pihak sekolah. Di sekolah, kata dia, aturannya yang berlaku memang demikian.

Namun, kata dia, ia sudah izin ke wali kelas soal SPP yang menunggak itu.

“Selasa ada di grup, buat ibu-ibu murid tolong kerja sama yang belum melunaskan tolong datang sekolah temui Kepsek kalau tak ada raport tak dibenarkan ikuti pelajaran,” kata dia.

“Akhirnya saya voice note via WhatsApp saya izin belum bisa datang itulah rencana saya rabunya saya datang,” jelasnya.

Pada Rabu, Kamelia pun menyusul anaknya dan mendapati anaknya itu duduk di lantai.

Saat itu, kondisi anaknya berbeda dari teman-teman lainnya yang duduk di atas kursi.

“Saking penasaran saya coba tengok ke sekolah. Begitu saya masuk ke gerbang, temennya ngejer semua sambil megang tangan saya. (Mereka bilang) Bu ambillah rapor dia, kasihan loh duduk di semen. Di situ saya nangis Ya Allah kok gini kali,” kata dia.

“Kalau satu jam sudahlah (tak apa), ini dari pagi bener-bener diasingkan,” kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved