Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Nasib Sindi Tak Bisa Layani Hasrat Suami Karena Sakit, Kini Ditelantarkan Hingga Tewas

Nasib Sindi Purnama Sari (24) seorang istri di Palembang Sumatera Selatan akhirnya tewas setelah diduga ditelantarkan suaminya WS (25).

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)
TERSANGKA PENELANTARAN - Tersangka WS (25) suami di Palembang yang jadi tersangka setelah tega menelantarkan istrinya sendiri dalam kondisi sakit hingga kurus kering, Selasa (28/1/2025). 

TRIBUNJATENG.COM - Nasib Sindi Purnama Sari (24) seorang istri di Palembang Sumatera Selatan akhirnya tewas setelah diduga ditelantarkan suaminya WS (25).

Mirisnya, WS diduga tega menelantarkan istrinya hanya karena ditolak saat ingin berhubungan badan.

Sindi menolak bukan tanpa alasan, ia melakukan hal itu karena sedang sakit keras melawan kanker paru-paru yang diderita sejak 2024.

Penyakit itu membuatnya kurus kering hingga hanya bisa terbaring di kasur.

Baca juga: Alasan Suami Telantarkan Istri Hingga Tewas Karena Menolak Ajakan Berhubungan Badan

Baca juga: Inilah Alasan Suami Menelantarkan Istri Hingga Tewas, Menolak Diajak Berhubungan saat Sakit Kanker

Disaat sakit muncul kabar bahwa Sindi hanya boleh masak beras satu canting. 

Beras yang dimasak cuma untuk suaminya. 

Kini kematian Sindi jadi sorotan.

Wanita tersebut meninggal dalam kondisi memilukan yakni tubuhnya kurus kering karena tak diberi makan oleh suami.

Sebelum ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dan akhirnya meninggal, Sindi sempat mengungkapkan perlakuan yang ia terima dari suaminya kepada keluarganya.

Sindi, yang berusia 24 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kurus kering.

Dari penuturan kakaknya, Putra, terungkap Sindi mengaku tidak diberi makan oleh suaminya.

Lebih ironis lagi, setiap kali Sindi memasak, ia hanya diperintahkan untuk memasak nasi satu canting, yang hanya diperuntukkan bagi suaminya sendiri.

"Jadi dari cerita Sindi, dia ini tidak diberikan makan. Dan jika masak di rumah hanya masak nasi 1 canting dan hanya untuk suaminya saja," ungkap Putra, mengulang cerita pilu adiknya, Senin (27/1/2025), dikutip dari Sripoku.

Mendengar pengakuan tersebut, keluarga merasa sangat iba dan menawarkan Sindi untuk tinggal bersama mereka.

Namun, pada sore harinya, Sindi kembali dijemput oleh suaminya.

Keluarga pun tak bisa berbuat banyak karena Sindi sendiri yang memilih untuk kembali.

Beberapa hari kemudian, sekitar seminggu berselang, keluarga kembali menjemput Sindi dan mengajaknya menginap di rumah mereka.

Sindi sempat menginap satu hari, sebelum akhirnya kembali dijemput oleh suaminya.

Titik terang mengenai permasalahan rumah tangga Sindi mulai terkuak melalui pesan singkat WhatsApp yang ia kirimkan kepada kakak perempuannya.

Dalam pesan tersebut, Sindi menuliskan curahan hatinya.

"Iyo yuk bantu doanya juga yuk kalo Bae nak berubah nian budak itu. Kalo dia masih dak berubah juga ke depa nyo aku janji aku langsung balek ke rumah ibu tanpa di jemput"

(Iya kak bantu doanya juga ya kalau dia benar-benar mau berubah. Kalau dia masih tidak berubah juga ke depannya aku janji aku langsung pulang ke rumah ibu tanpa dijemput).

Dalam pesan berikutnya, Sindi juga mengungkapkan rasa bersalahnya.

"Maafke aku tim mungkin aku sudah ngecewake Ayuk sama mas putra dan yang lain dengan ngasih dia kesempatan lagi. Bantu doa yuk aku mohon supaya kalau Bae kali ini segalo sifat jahat Dio itu keluar dari badannya. Aku minta ridho nya yuk. Mohon niab kalu bae duo berubah. Alhamdulillah sekarang dia lah ngojek maxim kalua Bae ini bertahan lama Idak angat tai ayam"

(Maafkan aku tim mungkin aku sudah mengecewakan Kakak sama mas Putra dan yang lain dengan memberinya kesempatan lagi. Bantu doa ya aku mohon supaya kalau dia kali ini segala sifat jahatnya itu keluar dari badannya. Aku minta ridhonya ya. Mohon niat kalau dia berubah. Alhamdulillah sekarang dia sudah ngojek Maxim kalau ini bertahan lama tidak angat tai ayam).

Pesan-pesan ini menjadi petunjuk awal bagi keluarga mengenai permasalahan yang dialami Sindi.

Putra menjelaskan Sindi dan suaminya menikah pada September 2020.

Masalah dalam rumah tangga mereka mulai terendus sejak Februari 2022.

Atas kasus tersebut, keluarga Sindi melaporkan suami korban ke polisi.

Purwanto (32), kakak Sindi mengatakan, setelah melaporkan peristiwa ini ke Polrestabes Palembang, terlapor suami Sindi sempat diamankan 1 x 24 jam.

"Sempat diamankan pak atas laporan kami, tetapi setelah 1x24 terlapor ini bebas, katanya alat bukti tidak cukup," ungkap Purwanto. 

Dirinya berharap atas meninggal sang adik, pihak kepolisian dalam segera mengungkap takbir ini.

"Kalau kami pihak keluarga berharap terlapor ini diadili pak. Karena sudah melakukan penelantaran hingga korban meninggal dunia. Apalagi sudah di sekap di kamar," harapnya sambil mengatakan dihukum setimpal.

Di sisi lain, Purwanto mengatakan, pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00, dirinya ditelepon oleh suami Sindi.

"Awal kami ditelepon oleh terlapor dan disuruhnya untuk datang ke rumah karena dalam keadaan urgent," ungkap Purwanto kepada Sripoku, Senin (27/1/2025), siang. 

Lanjutnya, sampai  di rumah sang adik, ia melihat posisi di depan rumah ramai warga sekitar sambil mengatakan korban seperti bangkai hidup dan berbauk busuk. 

"Karena ramai saya pun dan keluarga panik. Dan langsung masuk ke dalam rumah," ungkapnya. 

Sambung Purwanto, benar saja setelah di dalam kamar melihat kondisi saudarinya, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal kulit berbalut tulang.

Mereka lalu bergegas membawanya ke RS Hermina. 

"Dibawa pak langsung ke RS Hermina dalam keadaan kritis, korban pun meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025), sekita 12.30, siang," ungkapnya. 

Sementara, Kapolsek Kertapati Palembang, Iptu Angga Kurniawan, terkait kasus ini membenarkan adanya peristiwa ini. 

"Untuk pelaku di sudah kita amankan dan saat ini telah diserahkan ke Polrestabes Palembang. Dan perkara tersebut saat ini sudah ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Palembang," tutup Angga.

Namun Angga tak menjelaskan lebih lanjut terkait keberadaan pelaku saat ini sebab perkara ini telah dilimpahkan ke Polrestabes Palembang.

Penjelasan Polisi

SOSOK Sindi Purnama Sari, Tewas Diduga Disekap Suami di Palembang, tak Diberi Makan dan Diancam
SOSOK Sindi Purnama Sari, Tewas Diduga Disekap Suami di Palembang, tak Diberi Makan dan Diancam (Instagram)

Aparat sudah menetapkan sang suami berinisial WS (25) sebagai tersangka.

Terungkap WS tak merawat Sindi (SPS) yang sedang sakit kanker paru.  

Dari hasil pemeriksaan, WS yang merupakan suami korban tak mau merawat istrinya tersebut lantaran ajakan untuk berhubungan ditolak SPS lantaran kondisinya yang sedang sakit kanker paru.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugih Hartono mengatakan, SPS mengalami sakit kanker paru-paru sejak 2024 lalu.

Puncaknya pada Desember 2024 penyakit yang diderita korban mencapai klimaks dimana ibu satu orang anak itu mengalami penyusutan berat badan secara drastis.

"Saat itu suami korban (pelaku WS) melihat kondisi fisik istrinya memprihatinkan namun tetap tidak dilakukan tindakan yang diperbuat (membawa ke rumah sakit),"kata Harryo saat menggelar pers rilis di kantornya, Selasa (28/1/2025).

Tak hiraukan kondisi istri yang kurus Kemudian, pada Kamis (9/1/2025) kesehatan SPS pun makin melemah.

Ia hanya bisa tertidur di ranjang dengan badan yang mulai mengurus.

Namun, WS tetap tak menghiraukan kondisi istrinya tersebut tanpa melakukan perawatan apapun.

"Sang suami memberikan makan dalam situasi yang tidak menguntungkan untuk istri yang bersangkutan, yang mana hanya meletakkan makanan di samping tempat tidur istri."

"Sementara korban tidak bisa melakukan aktivitas apapun," jelas Harryo.

Lalu pada Sabtu (11/1/2025) tersangka WS sempat berupaya untuk memandikan dan membersihkan tubuh SPS yang telah mengeluarkan aroma tak sedap karena tidak dapat beraktivitas apapun.

Setelah bersih, tersangka WS pun menyuapi SPS makan dan kembali mengajaknya untuk melakukan hubungan intim.

Padahal, SPS ketika itu terkulai lemas karena penyakit yang dideritanya.

"Permintaan ini sering ditolak korban karena kondisi yang tidak memungkinkan. Seiring sering ditolaknya permintaan untuk berhubungan, akhirnya tersangka membiarkan istrinya lemah," ungkap Harryo.

Pada Selasa (21/1/2025), SPS pun mengalami sesak napas karena menahan sakit yang dideritanya tersebut. 

WS lalu meminta tolong kepada tetangganya untuk meminjam oksigen.

Karena tidak memiliki alat tersebut, tetangganya pun menyarankan agar SPS segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.

"Ternyata informasi (korban dirawat) ini didengar oleh kakaknya. Purwanto (pelapor) datang ke rumah korban namun korban sudah di rumah sakit pada akhirnya melihat kondisi korban yang sudah memprihatinkan," kata Harryo.

Purwanto yang tak tega melihat adik kandungnya dalam kondisi kurus kering kemudian memutuskan untuk membuat laporan ke polisi pada Rabu (22/1/2025).

Dari laporan tersebut petugas pun melakukan serangkaian penyelidikan.

Kemudian, pada Senin (27/1/2025) WS pun ditetapkan tersangka setelah akhirnya ditangkap polisi.

"Mendasari keterangan dan barang bukti yang ada, kami konfirmasi rumah sakit, korban yang mengurus dan menyimpulkan bahwa korban mengalami penyakit pneumonia atau kanker paru yang menggerogoti tubuhnya dan mengganggu pernapasannya," ungkap Harryo. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved