Wonosobo Hebat
Karena Ini, Retribusi Sampah TPA Wonorejo Wonosobo Naik 1.000 Persen, Awalnya Cuma Rp11 Ribu per Ton
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo memberikan penjelasan mengenai kenaikan tarif retribusi sampah TPA Wonorejo yang sempat menimbulkan protes warga beberapa waktu lalu.
Kenaikan tarif retribusi sampah di TPA Wonorejo hingga 1.000 persen yang diberlakukan sejak Januari 2025 ini cukup mengagetkan masyarakat.
Pasalnya, dari tarif sebelumnya Rp10.000 per ton kini menjadi Rp110.000 per ton.
Baca juga: Yanto Pengendara Motor Tertimpa Pohon Tumbang di Kaliwiro Wonosobo
Baca juga: Potret Kondisi Libur Imlek di Wonosobo, Hotel-hotel Terpaksa Tolak Tamu Karena Kekurangan Kamar
Kepala DLH Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdianingsih menerangkan, tarif retribusi sampah yang baru ini mengacu pada Permendagri Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perhitungan Retribusi Sampah Masuk TPA.
Kebijakan baru ini sudah melalui kajian dari berbagai pihak.
Hanya saja, tahap sosialisasi yang dilakukan belum sampai menyasar hingga tingkatan paling bawah, sehingga menimbulkan pro-kontra.
Endang Lisdianingsih menjelaskan, besaran tarif retribusi sampah yang baru ini juga telah mendapatkan subsidi pemda sebesar 50 persen sesuai kesepakatan DRPD.
"Cara menghitungnya dari Permendagri."
"Jadi Rp 110 per kilogram."
"Standar produksi sampah setiap keluarga itu prediksinya 2 kilogram sampah per hari."
"Jadi biaya per hari Rp220 per kilogram."
"Karena ada subsidi 50 persen, jadi Rp 110 per kilogram," jelasnya.
Baca juga: Jejak Kungfu di Tanah Jawa: Museum Unik Yang Hadirkan Nuansa Tiongkok Kuno di Wonosobo
Baca juga: Gunung Kembang Wonosobo Jadi Primadona Pendaki di Libur Panjang Imlek 2025
Endang menyakini, kebijakan yang baru ini secara bertahap dapat dipahami masyarakat.
Diharapkan dengan tarif baru ini akan semakin meningkatkan pengelolaan sampah di Wonosobo.
Dengan rata-rata sampah masuk di TPA Wonorejo 120-130 ton setiap hari, ini menjadi kewaspadaan TPA overload yang dapat berdampak pada pencemaran lingkungan hingga ancaman kesehatan.
Apalagi dua kali longsor pernah terjadi di TPA Wonorejo yakni pada 2020 dan 2023.
"Saat ini ada kisaran 130 desa/kelurahan yang membuang sampah di TPA Wonorejo," ungkapnya.
Upaya lainnya untuk memperpanjang usia TPA Wonorejo juga dilakukan dengan mendirikan tempat pengolahan sampah di beberapa wilayah di Wonosobo.
Hingga saat ini ada 4 TPS3R yang sudah berjalan yakni Dieng, Tieng, Sukoharjo, dan Talunombo.
"Ada juga yang memang sudah berjalan agak lama itu Wadaslintang, Sedayu, dan PDU Sendangsari."
"Nah, jadi ini adalah upaya kami bagaimana agar sampah tidak banyak yang masuk ke TPA," tandasnya. (*)
Baca juga: Agus Dwi Sulistyantono Dilantik Jadi Ketua Kwarcab Kota Tegal
Baca juga: Disnakerin Kota Tegal Peringkat 1 Capaian Kinerja Organisasi 2024
Baca juga: NAHAS, Pengendara Motor Tewas Kecelakaan di Wonogiri, Tubuhnya Terseret Bus Hingga 5 Meter
Baca juga: Minimal 50 Persen Anggaran Perjalanan Dinas Bakal Dipangkas, Wali Kota Surakarta: Kami Hitung Ulang