Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Grobogan

8 Tahun Manfaatkan Gas Rawa, Warga Rajek Grobogan Tak Pusing Elpiji Langka

Di tengah kelangkaan gas elpiji 3 kilogram yang melanda berbagai daerah, Desa Rajek di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, memiliki solusi

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: muslimah
TribunJateng/Fachri Sakti Nugroho
GAS RAWA PENGGANTI ELPIJI: Sarmadi menyalakan kompor gas rawa di rumahnya. Di tengah kelangkaan gas elpiji 3 kilogram yang melanda berbagai daerah, Warga Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, manfaatkan gas rawa. (TRIBUNJATENG/FACHRI SAKTI NUGROHO) 

Dari sisi kinerja, gas rawa juga memiliki keunggulan yang membuatnya semakin nyaman untuk digunakan.

"Kalau buat memasak gas rawa apinya lebih besar daripada elpiji, apinya lebih biru, tidak ada bau, lebih aman, lebih hemat dan lebih nyaman," jelasnya.

Tak ingin sendiri merasakan berkah yang ada di desanya, Siti berharap agar pengelolaan gas rawa ini bisa terus diperbaiki dan dikembangkan.

"Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Desa Rajek yang mengelola gas rawa."

"Harapannya semoga diperbaiki terus bisa disalurkan biar semua merasakan memasak dengan gas rawa," ungkapnya dengan penuh harap.

Tidak Habis Dipakai Selama Ratusan Tahun

Dikutip dari Kompas.com tahun 2017 lalu, Ketua Ahli Geologi yang meneliti di Desa Rajek, Handoko Teguh Wibowo, mengatakan gas alam di Desa Rajek tergolong sebagai gas rawa, yaitu gas alam yang bersemayam di kedalaman yang dangkal.

Gas yang terbentuk dari fosil hewan dan tumbuhan itu ditemukan di kedalaman sekitar 30 hingga 40 meter.

"Luar biasa kandungan gas rawa di Desa Rajek. Gas rawa di Desa Rajek berada di kedalaman 30 meter hingga 40 meter. Lokasinya di spot-spot tertentu. Jenisnya biogenik gas dan di kedalaman dangkal," ungkap Handoko Teguh Wibowo.

Dia melanjutkan, usia gasnya lebih muda dan bersih dibanding gas alam yang terpendam di kedalaman ratusan hingga ribuan meter.

Kandungan Metana (CH4) lebih banyak. Secara geologi, kami yakin jika dibor di kedalaman yang lebih dalam lagi, akan lebih banyak lagi kandungan gas alam yang tersimpan di Desa Rajek.

Lulusan S2, Marine Geology and Geophysic, Oregon State University, USA itu berhasil mencetuskan ide untuk mengalirkan gas rawa ke setiap rumah warga sebagai pengganti tabung gas elpiji.

Dari titik lokasi pengeboran, air yang mengandung gas rawa itu dialirkan melalui pipa atau pipanisasi menuju separator.

Separator adalah tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang berfungsi untuk memisahkan air dan gas.

"Air kami buang dan gas kami alirkan melalui pipa ke kompor warga. Di selang pada kompor kami beri stop kran dan regulator untuk mengatur kestabilan gas,"katanya.

Dia jamin peralatan mini yang dibuat ini aman dan nyaman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved