Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW SALATIGA

Kisah Inspiratif! Weny Kritandani Selesaikan Magister di UKSW Sambil Merawat Anak

Weny Kritandani, ibu tunggal asal Salatiga, berhasil meraih gelar Magister Pendidikan di UKSW dengan predikat cumlaude.

UKSW
RAIH MAGISTER: Weny Kritandani, ibu tunggal asal Salatiga, berhasil meraih gelar Magister Pendidikan di UKSW dengan predikat cumlaude meski menghadapi banyak tantangan. 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Memperingati Hari Perempuan Internasional, kita diberi kesempatan untuk merayakan pencapaian luar biasa perempuan di seluruh dunia.

Salah satu kisah inspiratif yang patut disorot adalah perjalanan Weny Kritandani, S.Pd., M.Pd., seorang ibu tunggal yang berhasil meraih Magister Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Perjuangan Weny bukan hanya tentang kerja keras, tetapi juga keikhlasan, rasa syukur, serta dedikasi tinggi.

Sebagai ibu dari dua anak, di mana anak pertamanya memiliki kebutuhan khusus, Weny harus membagi waktu antara tugas sebagai ibu, mencari nafkah, dan menyelesaikan studi.

Senyum haru terpancar di wajah Weny saat resmi menyandang gelar Magister dengan predikat Cumlaude.

Dalam waktu 16 bulan, ia menyelesaikan studinya di Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82.

Weny menjadi satu dari 827 lulusan yang diwisuda oleh Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami, belum lama ini di Balairung Universitas.

Perjalanannya dimulai saat ia memutuskan melanjutkan pendidikan demi mewujudkan mimpinya menjadi pengajar yang lebih kompeten.

Sebagai pendiri organisasi nirlaba di bidang pendidikan dan kesehatan mental, Weny merasa perlu menempuh pendidikan magister.

"Keputusan besar ini saya ambil untuk memvalidasi pengetahuan praktis saya di bidang pendidikan dan mendukung praktik sebagai guru. Gelar Magister sangat penting di Indonesia, terutama bagi seseorang yang ingin mendalami dunia pendidikan," ujarnya.

Setelah 25 tahun jauh dari lingkungan akademis, kembali ke bangku kuliah menjadi tantangan tersendiri bagi Weny.

Namun, ia membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk terus belajar dan berkembang.

Setiap Jumat sore dan Sabtu pagi, ia menempuh perjalanan dua jam dari Semarang ke Salatiga bersama kedua anaknya demi menghadiri kuliah.

“Saat kuliah berlangsung, anak-anak dengan sabar menunggu di luar kelas,” ungkapnya.

Dukungan anak keduanya, Hayyu, menjadi pilar utama dalam pencapaian ini.

"Saya bersyukur kepada anak kedua saya karena dia telah menjaga dan merawat kakaknya yang berkebutuhan khusus," katanya.

Sementara itu, Hayyu tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.

"Big happy and proud (sangat senang dan bangga)," ujarnya singkat.

Kini, dengan gelar Magister Pendidikan di tangan, Weny berpesan kepada perempuan lain untuk tidak mudah menyerah.

"Jangan mudah menyerah, hasil akhirnya Tuhan yang atur. Saya mencari kuliah sejak 2018 tapi baru sekarang waktunya. Jadi apa pun itu, selalu coba yang terbaik, syukuri, dan nikmati," tuturnya.

Baginya, UKSW telah memberikan pengalaman belajar yang positif dan mendorong mahasiswa untuk berkembang.

"Suasana pembelajaran sangat mendukung, para dosen berdedikasi tinggi, dan kualitas pendidikan terjaga dengan baik," bebernya.

Kisah Weny Kritandani membuktikan bahwa dengan semangat dan ketekunan, seorang perempuan bisa menghadapi tantangan dan meraih impian.

Di Hari Perempuan Internasional ini, mari kita belajar dari keberanian dan ketangguhan Weny serta terus mendukung perempuan di seluruh dunia untuk mencapai cita-citanya.

Komitmen UKSW dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 tentang pendidikan berkualitas pun tercermin dalam kisah inspiratif ini.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved