LDII
Bagaimana Umat Islam Menyikapi Efisiensi Anggaran Pemerintah? Ini Kata Prof Singgih Tri Sulistiyono
Pemerintah saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran di berbagai kementerian sebagai langkah menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Pemerintah saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran di berbagai kementerian sebagai langkah menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Kebijakan ini diharapkan tidak mengganggu layanan publik, tetapi masyarakat tetap perlu bersiap menghadapi dampaknya.
Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., mengimbau umat Islam untuk menyikapi kebijakan ini dengan bijak.
Menurutnya, sejarah Islam mengajarkan konsep hidup berhemat dan bekerja keras—dikenal dengan istilah mujhid muzhid atau dalam budaya Jawa disebut nyambut gawe mempeng-tirakat banter. Kedua prinsip ini merupakan pilar utama dalam membangun kemandirian ekonomi dan spiritual.
Mengapa Hidup Hemat Itu Penting dalam Islam?
Islam menganjurkan hidup sederhana dan menghindari pemborosan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra (17:27), yang memperingatkan agar tidak hidup berlebihan. Prof. Singgih menjelaskan bahwa hidup hemat adalah bentuk pengelolaan rezeki yang bijaksana.
"Dengan hidup hemat, umat Islam dapat menghindari jebakan gaya hidup konsumtif yang sering kali menyebabkan keterbatasan finansial dan ketergantungan pada kemewahan dunia," tuturnya.
Namun, hemat bukan berarti hidup dalam kemiskinan. Justru, prinsip ini mengajarkan umat untuk memprioritaskan kebutuhan yang benar-benar penting guna mencapai kesejahteraan jangka panjang.
Selain hemat, bekerja keras adalah aspek lain yang ditekankan dalam Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah.
"Melalui kerja keras, seseorang tidak hanya memperoleh rezeki yang halal, tetapi juga mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat," ujar Prof. Singgih.
Ia menambahkan bahwa kerja keras merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat Allah serta sarana untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Kombinasi Hidup Hemat dan Kerja Kera
Menurut Prof. Singgih, kombinasi antara hidup hemat dan bekerja keras menciptakan keseimbangan yang ideal dalam kehidupan sehari-hari. Sikap hemat membantu seseorang mengelola keuangan dengan lebih baik, sementara kerja keras membuka peluang untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberikan dampak positif bagi komunitas.
"Dengan mengamalkan prinsip ini, umat Islam dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, tidak mudah bergantung pada bantuan eksternal, serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki," katanya.
Seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, tantangan ekonomi semakin terasa. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama di sektor industri berorientasi ekspor.
Gelar Kerja Bakti Nasional, LDII Ajak Warga Peduli Lingkungan dan Nasionalisme |
![]() |
---|
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Dorong LDII Perkuat Pendidikan Karakter |
![]() |
---|
Webinar LDII Jateng Dihadiri 2000 Peserta, Dorong Toleransi dan Kerukunan Umat |
![]() |
---|
Silaturrahim Kebangsaan Jilid V LDII Jateng 2025 : Menguatkan Toleransi Antarumat Beragama |
![]() |
---|
LDII Teken MoU dengan Kemendes PDTT untuk Percepat Pembangunan Desa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.