Lapangan Golf dan Clubhouse Donald Trump Diserang: Gaza is Not 4 Sale

Lapangan Golf dan Clubhouse Donald Trump Diserang: Gaza is Not 4 Sale

TRIBUNJATENG.COM-  Resor Golf Turnberry milik Donald Trump yang berada di Skotlandia, diketahui mengalami serangan aksi vandalisme pada Jumat malam (7/3/2025).

Lapangan golf yang diketahui berada di South ayrshire menjadi sasaran aktivis dan di cat dengan cat berwarna merah bertuliskan "Gaza Is Not 4 Sale" dengan huruf berukuran hampir 10 kaki di area lapangan.

Tak hanyaaksi vandalisme, para pelaku juga tampak merusak lapangan milik Donald Trump itu termasuk lubang-lubang tempat bola golf.

Baca juga: Nenek 75 Tahun Simpan Jasad Anak Selama 6 Tahun di Apartemen, Selalu Nyalakan Pendingin Ruangan

Baca juga: Dampak Kebijakan Donald Trump, 2 WNI Ditahan di New York & Georgia, Kemenlu RI Lakukan Langkah Ini

Baca juga: Sosok Akash Bobba Jadi Insinyur di Usia 22 Tahun, Masuk Departemen Efisiensi Donald Trump

Diketahui jika lapangan tersebut sering digunakan sebagai tempat untuk menggelar kompetisi kejuaraan terbuka.

Dilansir dari The Independent pada Sabtu (8/3/2025) para aktivis bahkan menggunakan cat semprot berwarna merah, merusak clubhouse yang berada di area resor dengan luas 800 hektar.

Aksi tersebut juga ditanggapi oleh Palestine Action yang menyebut tindakan tersebut merupakan respons langsung terhadap niatt pemerintah Amerika Serikat dalam melakukan pembersihan etnis Gaza.

Sementara itu, pada komentar terbarunya Donald Trump menyebut jika ia berencana "membersihkan semuanya" dan akan mengubah wilayah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah".

Tak hanya sampai disitu, Trump bahkan mengunggah video AI di platform Truth Social, dan tampak mengiklankan rencananya untuk mengubah wilayah Gaza.

Sementara itu, pembuat video AI mengatakan jika video tersebut hanyalah lelucon dan mengungkap kekhawatirannya itu bisa menyinggung Gedung Putih.

Melalui juru bicara Palestine Action mengungkap penolakannya terhadap aksi Trump.

"Untuk memperjelas hal itu, kami telah menunjukkan kepadanya bahwa propertinya sendiri tidak aman dari tindakan perlawanan," jelasnya.

(*)