Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Inspiratif

Terapkan Ilmu dari Pesantren, Wahyu Asal Wonosobo Bisnis Kaligrafi, Terima Pesanan Duplikat Kiswah

Wahyu Prasetyo (24) pemuda asal Wonosobo manfaatkan keterampilannya dalam membuat kaligrafi menjadi sebuah usaha yang menjajikan.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Catur waskito Edy
Tribunjateng.com/Imah Masitoh
BISNIS KALIGRAFI - Wahyu Prasetyo pemuda asal Wonosobo saat mengerjakan pesanan pelanggannya membuat kaligrafi duplikat kiswah di rumahnya yang berlokasi di Desa Sendangsari, Kecamatan Garung, Kamis (13/3/2025). Ia lihai membuat aneka macam kaligrafi dan ornamen masjid. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Wahyu Prasetyo (24) pemuda asal Wonosobo manfaatkan keterampilannya dalam membuat kaligrafi menjadi sebuah usaha yang menjajikan.

Berlokasi di rumah orang tuanya di Desa Sendangsari, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Wahyu lihai membuat aneka macam kaligrafi yang dituangkan dalam berbagai macam media.

Saat ini, ia tengah menyelesaikan sebuah pesanan kaligrafi duplikat kiswah yang berukuran besar untuk hiasan pada sebuah masjid.

Wahyu menceritakan, keterampilannya dalam membuat kaligrafi didapatkan dari sebuah pondok pesantren di Kota Kudus beberapa tahun yang lalu.

"Jadi dulu kakak saya menyuruh saya mondok di Ponpes Seni Rupa dan Kaligrafi Qur'an Kudus. Saya di situ dua tahun mempelajari ilmu-ilmu kaligrafi baik ilmu kaligrafi di bagian perlombaan, di bagian proyek, dan di pembelajaran atau menjadi guru, saya pelajari semuanya," ungkapnya kepada tribunjateng.com, Kamis (13/3/2025).

Usai kembali ke kota Wonosobo, seiring berjalannya waktu ia mulai menerima pesanan untuk membuat berbagai macam kaligrafi. Aneka macam kaligrafi dari yang sederhana hingga rumit mampu dikerjakannya.

Seperti pesanan kaligrafi duplikat kiswah yang diterimanya saat ini termasuk yang sulit. Ada berbagai macam model kaligrafi yang harus dibuatnya. Tidak heran butuh waktu lama untuk menyelesaikan pesanan ini.

"Lama pengerjaan berbeda-beda tergantung kerumitannya. Contohnya yang kaligrafi duplikat kiswah ini dari segi kerumitannya luar biasa. Kalau full pengerjaannya antara 3-4 bulan," ungkapnya.

Ada beberapa tahapan dalam proses pembuatannya. Dimulai dari menulis manual kaligrafi menggunakan pena. Kemudian dipindah ke kertas stiker atau skotlet, lalu diaplikasikan pada media akrilik.

Selanjutnya proses pemotongan bentuk kaligrafi menggunkaan mesin khusus. Dalam proses ini diperlukan konsentrasi dan ketelitian agar pemotongan dapat rapi.

Setelah tahap pemotongan, baru pada proses tahap penyusunan dengan menempelkan kaligrafi yang telah dipotong pada sebuah media yang akan ditempel menggunakan lem khusus.

Selain membuat kaligrafi, Wahyu dibantu kakaknya juga menerima pesanan pembuatan ornamen masjid seperti ornamen terawangan dan ornamen masif.

"Ornamen terawangan biasanya untuk tampak depan teras masjid, kalau yang ornamen masif itu untuk gapura masjid atau tempat imam masjid. Biasanya terbuat dari beton, juga bisa pakai akrilik," terangnya.

Tidak hanya melayani pesanan di rumahnya, Wahyu juga biasa melayani pesanan langsung di tempatnya bahkan hingga ke luar kota seperti Brebes, Demak, Kudus, hingga Manado.

"Kalau mau pesan tinggal konsultasi, nanti ukuran dan model kita bisa mengikuti," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved