Berita Bisnis
Anita Ediyanti Perempuan Peduli Lingkungan, Sulap Limbah Kayu Jadi Produk Multifungsi Bernilai
Ditangan Anita Ediyanti limbah-limbah kayu pabrik furniture yang terbuang itu seolah diberi nyawa kedua.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ditangan Anita Ediyanti limbah-limbah kayu pabrik furniture yang terbuang itu seolah diberi nyawa kedua olehnya untuk dijadikan produk multifungsi yang memiliki nilai jual tinggi.
Dalam membangun usahanya, Anita Ediyanti memiliki tiga kata andalan untuk menggambarkan produknya yakni Aesthetic, Bold, Ecofriendly.
Dari ketiga kata itu dirinya membangun ABE Kreasi.
Baca juga: Warga Desa Guci Tegal Manfaatkan Limbah Kayu untuk Kerajinan, Ada Tasbih, Gelang Sampai Pipa Rokok
Sentuhan tangan Anita Ediyanti dalam mengolah limbah memang tak diragukan lagi, untuk membuat produknya. Seluruh tahapan dan prosesnya mengutamakan ramah lingkungan.
Rahasianya adalah terletak pada proses finishing. Jika biasanya para perajin kayu menggunakan tinner ataupun bahan kimia lainnya, Anita menggunakan metode water base yang menggunakan air untuk melakukan finishing bahkan juga food grade.
Dia bercerita ide tersebut bermula saat membuat hantaran pengantin untuk rekannya. Jika biasanya hantaran menggunakan kardus, kertas ataupun plastik mika namun Anita mencoba untuk mengolah limbah kayu.
"Dahulu ada tren rustic (penggunaan material alami) saya tahu orangnya suka tema kayu, dari wadah tempat cincin. Kalau cicin itu kan kecil ya, saya gunakan limbah. Ternyata dia suka banget dan sambutannya bagus," tutur Anita Ediyanti kepada Tribunjateng.com, Rabu (19/3/2025).
Dari situ, Anita mulai melakukan beragam percobaan untuk mengolah limbah-limbah kayu jati yang sudah tak lagi terpakai.
Desain produk di otaknya mulai dicurahkan kepada beberapa potong limbah kayu jati.
Perlahan tapi pasti Anita mulai memotong, menyusun dan menghaluskan limbah kayu jati untuk dijadikan pot tanaman mini berbentuk segi delapan.
Terlihat simple dan elegan, buah tangan kreasi Anita itu mulai sering dibawa kemana-mana olehnya layaknya jimat keberuntungan.
"Saya bawa kemana-mana potnya kalau ada pameran dan termasuk ke Rumah Kreasi BUMN BRI, banyak yang bilang potnya bagus dan unik. Kemudian banyak yang suka dan banyak yang beli terus merambah ke produk lainnya," ucap Anita.
Konsisten Dalam Penggunaan Limbah
Anita mengaku dari tahun 2019 dia menjalankan usahanya terus konsisten dan idealis untuk menggunakan bahan ramah lingkungan sebagai pondasi bisnisnya.
Alasan lebih memilih membuka usaha pemanfaatan limbah kayu, untuk menekan jumlah kayu yang ditebang.
Biasanya limbah kayu yang tak terpakai akan dibuang atau dibakar, yang berpotensi membuat kumuh lingkungan hingga menyebabkan polusi udara dan berimbas kepada pengikisan lapisan ozon.
"Jadi limbah-limbah kayu itu saya beli dari pabrik-pabrik dan kemudian diolah untuk dijadikan produk fungsional seperti kotak tisu atau produk multi fungsi seperti pot tadi juga bisa digunakan sebagai wadah pensil dan lainnya. Tapi juga tetap ada unsur dekoratifnya dan ramah lingkungan," kata Anita.
Tentunya dalam projek bisnis berbasis ramah lingkungan, Anita tak perjalan sendiri.
Dirinya juga mengajak perajin lokal untuk membantu produksi dan masyarakat sekitar agar teredukasi bahwa limbah kayu juga bisa dimanfaatkan menjadi beragam produk bernilai tinggi.
Meski dalam melakukan produksi terkadang hasil produknya dianggap oleh masyarakat awam kurang maksimal, namun Anita memilih untuk setia pada pemanfaatan limbah kayu jati.
"Tentu ada kesulitannya, banyak yang ngira kalau barangnya ini kaya ada sambungan terus meminta untuk pakai kayu gelondongan, saya tetap tidak mau dan bertahan dengan menggunakan limbah kayu, sebagai bentuk berkontribusi dalam menjaga hutan," sambung Anita.
Selain produk buatan, Anita juga menerima custom bentuk seperti rak untuk menyimpan barang ataupun bentuk lainnya.
Harga jual produknya berkisar Rp15ribuan hingga ratusan ribu rupiah.
Anita bercerita produk-produknya banyak diminati pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya.
Bahkan tiap kali dirinya mengikuti pameran, produk buatannya selalu habis.
Menurutnya pengguna produk kayu apalagi dari limbah, tetap memiliki segmentasi pasar tersendiri. Bahkan hingga pasar mancanegara.
Dia mengaku produknya juga diminati di negara Australia dan Amerika, karena penggemar produk berbahan kayu di negara tersebut tergolong besar.
"Saya pernah di fasilitasi oleh BRI juga untuk melakukan bisnis matching di Australia dan Amerika, sambutannya bagus dan permintaannya juga banyak. Ini sangat membantu sekali bagi saya sebagai pelaku UMKM," jelas Anita.
ABE Kreasi Tergabung Dalam Rumah Kreatif BUMN BRI
Anita mengakui usahanya ini tak terlepas dari peran Rumah Kreatif BUMN BRI. Banyak pelatihan managerial hingga teknis yang telah dia ikuti untuk meningkatkan kapasitasnya selaku pelaku UMKM.
Bahkan hingga dirinya ikut dilibatkan dalam sejumlah pameran-pameran, mulai dari tingkat regional bahkan internasional.
"Keberadaan Rumah BUMN BRI ini membantu banget para pelaku UMKM yang tergabung di dalamnya. Saya sendiri sudah banyak merasakan manfaatnya," ucap Anita.
Selain aktif dalam Rumah BUMN, ABE Kreasi terlibat dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung pada Januari sampai Februari lalu di Tangerang.
Adanya event itu untuk mendukung UMKM Indonesia dalam melakukan peningkatan kapasitas agar bisa bersaing di pasar global.
Baca juga: Kisah Hari Nurdiansyah Produksi Miniatur Pesawat Dari Limbah Kayu di Tegal
"Banyak hal yang saya pelajari, mulai dari standar kualitas produk yang go internasional dan membuka wawasan saya. BRI sangat peduli terhadap pelaku UMKM dan dampaknya luar biasa," ujar Anita.
Menanggapi hal ini, Koordinator Rumah Kreatif BUMN BRI Semarang, Endang Sulistiawati mengatakan bahwa sudah menjadi komitmen untuk mendampingi para pelaku UMKM untuk bisa naik kelas.
"Banyak materi pelatihan yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM seperti teknis dan manajerial, ini membantu untuk pelaku UMKM agar lebih modern dalam segi produk, dan tak tertinggal digitalisasi serta produknya diharapkan tembus pasar global," papar Endang. (Rad)
Festival Belanja Erafone Dorong Perputaran Ekonomi Sektor Telekomunikasi di Jateng-DIY |
![]() |
---|
Suku Bunga Kredit Perbankan Turun, OJK Perkirakan Tren Berlanjut Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Intip Tren Wedding Terkini dan Biayanya! Intimate Wedding Mulai Rp200 Juta di Semarang |
![]() |
---|
Mal 23 Semarang Tawarkan Konsep Oase Hutan Tropis di Pesisir Utara, Targetkan Buka Mei 2026 |
![]() |
---|
Tingkat Hunian Hotel di Semarang Turun 10 Persen, Ini Kata Bapenda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.