UMKM
Warga Desa Guci Tegal Manfaatkan Limbah Kayu untuk Kerajinan, Ada Tasbih, Gelang Sampai Pipa Rokok
Membuat kerajinan yang memiliki nilai seni dan layak dipasarkan bisa dari bahan apa saja, termasuk memanfaatkan limbah kayu
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Membuat kerajinan yang memiliki nilai seni dan layak dipasarkan bisa dari bahan apa saja, termasuk memanfaatkan limbah kayu yang terbengkalai ataupun tidak terpakai.
Inilah yang dilakukan oleh warga Desa Guci bernama Teguh Suswanto, memanfaatkan limbah kayu dari berbagai jenis untuk membuat beragam kerajinan yang memukau.
Teguh membuat beragam kerajinan dari kayu di antaranya tasbih, pipa rokok ukiran, gelang, cincin berbentuk aneka hewan atau lainnya, gagang keris, tempat golok, miniatur Gigantopithecus Blacki, miniatur berbentuk Budha dan masih banyak lagi sesuai pesanan konsumen.
Baca juga: Samara Kafe UMP & Hanna Meatshop Kolaborasi Angkat Produk UMKM dan Inovasi Kampus
Baca juga: Minta Pemerintah Terus Dukung UMKM, DPRD Jateng: Kelola Pembiayaan dan Tingkatkan Kapasitas Usaha
Rumah yang juga dijadikan tempat untuk produksi beralamat di Desa Guci, RT 01/RW 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Ditemui Tribunjateng.com pada Sabtu (22/2/2025), Teguh bercerita awal mula memulai usaha kerajinan yang diberi nama Kekat Art Seni Kerajinan Kayu Tuah pada tahun 2017 diawali dengan mencari limbah kayu di sekitaran Guci.
Memiliki hobi berpetualang ke alam, Teguh melihat banyak potensi terutama limbah kayu yang bisa dijadikan sebagai kerajinan dan dijual sehingga menjadi pemasukan.
Awal mula belajar kerajinan, Teguh membuat pipa rokok dari bahan baku utama kayu dan diukir dengan berbagai bentuk.
Mengasah kemampuannya, Teguh sampai belajar teknik mengukir pipa rokok dari orang asal Bandung melalui online atau pesan WhatsApp.
Membutuhkan waktu belajar yang cukup lama sekitar satu tahun, membuat Teguh hampir putus asa karena merasa kesulitan belajar ukir, tapi karena termotivasi dengan sang guru akhirnya Teguh semangat lagi sampai akhirnya berhasil menguasai teknik membuat kerajinan ukiran.
"Awalnya saya membuat pipa rokok ukiran, sambil terus mengasah kemampuan dan belajar. Sampai akhirnya saya bisa membuat berbagai produk kerajinan seperti cincin, gelang, liontin, sampel hewan, Gigantopithecus, dan masih banyak lagi sesuai pesanan konsumen," jelas Teguh, pada Tribunjateng.com.
Pria 38 tahun ini menuturkan, jenis kayu yang biasanya digunakan membuat produk kerajinan yakni jenis kayu bertuah seperti kayu tengsek, nagasari, stigi, dan galih asem.
Untuk bahan baku dikatakan Teguh lumayan sulit karena jenisnya tergolong langka atau tidak sebanyak jenis kayu lainnya.
Namun sejauh ini Teguh mengaku masih bisa memperoleh bahan baku kayu dan mencukupi untuk stoknya.
Sejauh ini pengerjaan masih Teguh tangani sendiri, namun ketika banyak pesanan baru meminta bantuan teman untuk mengamplas dan merakit.
"Harga bergantung tingkat kesulitan, kerumitan, jenis kayu dan ukuran. Tapi harga ada yang Rp 150 ribu sampai Rp 1 juta. Sedangkan pipa rokok misal yang polos harga Rp 30 ribu dan yang ukiran Rp 500 ribu. Kemudian tasbih dari harga Rp 150 ribu sampai Rp 750 ribu bergantung bentuk dan jenis kayu nya," ungkap Teguh.
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.