ANEH! Sawah di Grobogan Jadi Padang Pasir, Petani Pusing Jadi Pengangguran
Puluhan hektare sawah di Grobogan tertimbun lumpur akibat banjir. Petani berharap pemerintah bantu pemulihan lahan agar bisa ditanami kembali.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Petani di Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, berharap pemerintah segera memulihkan sawah yang rusak akibat banjir Sungai Tuntang, Jumat (21/3/2025).
Desa Baturagung sudah enam kali diterjang banjir sejak Januari 2025.
Jika banjir pertama merusak pemukiman dan menyebabkan puluhan rumah hilang, banjir keenam kali ini menyebabkan kerusakan di puluhan hektare sawah.
Sekitar 25 hektare sawah yang sebelumnya subur kini tertimbun material banjir berupa pasir dan lumpur.
Akibatnya, lahan tidak bisa digarap untuk musim tanam kali ini.
Untuk bisa ditanami kembali, sawah yang berubah menjadi padang pasir ini butuh alat berat untuk dipulihkan.
Petani tidak memiliki kemampuan memulihkan sendiri dan berharap adanya bantuan dari pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh Hamidun, Kepala Dusun Mintreng, yang menyatakan keprihatinannya atas kondisi warganya.
Ia menyebut pihak desa sudah mulai berupaya menangani dampak banjir, termasuk kerusakan sawah warga.
"Atas bencana banjir ini kami dari pemerintah desa tentu sangat prihatin. Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait seperti BPN, Dinas Pertanian, dan dinas lainnya," kata Hamidun kepada Tribun Jateng, Jumat (21/3/2025).
Ia berharap perhatian pemerintah dapat memulihkan perekonomian warga.
Hamidun menyebut bahwa 90 persen warga Dusun Mintreng menggantungkan hidup dari pertanian.
Warga pun semakin semangat bertani setelah program ketahanan pangan dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
"Perekonomian kami mayoritas dari pertanian. Warga kami sangat antusias mendukung ketahanan pangan Pak Prabowo. Harapannya, ini bisa sampai ke pusat," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelum banjir, antusiasme warga untuk bertani cukup tinggi, terbukti dari ramainya lelang sawah desa dua minggu lalu.
Namun kini, sawah mereka tidak bisa ditanami akibat tertimbun material banjir.
Menurut hitungannya, kerugian mencapai Rp 50 juta per hektare, sehingga total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,25 miliar.
"Untuk yang terdampak itu sekitar 25 hektare. Satu hektare saja kerugiannya Rp 50 juta, belum yang terkena lumpur sampai lutut yang juga tidak bisa ditanami," jelasnya.
Hamidun berharap sawah petani bisa dipulihkan secepatnya agar perekonomian warga bangkit kembali.
"Itu harus dipulihkan, menunggu musim kemarau untuk dikeruk menggunakan alat berat," tegasnya.
Sudharmanto, Ketua BPD Desa Baturagung, menyampaikan harapan serupa.
Menurutnya, petani kini tidak bisa menanam dan kehilangan mata pencaharian utama.
"Ada sekitar 25 hektare tertimbun. Nilai kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah. Tanah tidak bisa ditanami karena timbunan tanah sangat tebal," katanya.
Ia mengaku saat ini petani hanya bisa pasrah, menunggu langkah dari pemerintah desa dan pemerintah daerah.
“Warga sudah mengadu ke BPD dan Pemdes, belum ada upaya pemulihan karena harus ada bantuan langsung dari pemerintah,” ujarnya.
"Dari Pemdes akan berkoordinasi dengan pihak terkait karena sawah ini tidak bisa pulih sendiri tanpa campur tangan pemerintah pusat, daerah, dan provinsi," pungkasnya.
Harapan Baru Petani Demak, Normalisasi Sungai Pulihkan 450 Hektare Sawah yang Lama Terendam Banjir |
![]() |
---|
Ancaman Banjir di Cilacap Masih Tinggi Meski Sudah Agustus, BPBD Perkuat Mitigasi |
![]() |
---|
Segini Gaji Ketua RW di Terbaru Kabupaten Grobogan Jawa Tengah 2025 |
![]() |
---|
Bukan Sekadar Kompetisi, Lomba Dayung Sungai Tuntang Salatiga Jadi Ajang Cari Bakat Atlet Nasional |
![]() |
---|
Polisi Periksa 8 Saksi, Kasus Pembacokan Jurnalis Manik Priyo Prabowo di Grobogan Masih Gelap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.