Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dongeng Anak

Dongeng Anak Sebelum Tidur, Kisah Kek Rokoko Kurcaci Tua dan Lebonbon Kurcaci Bangsawan

Dahulu kala, di sebuah desa kurcaci, tinggallah kurcaci tua yang sederhana. Ia biasa dipanggil Kek Rokoko.

Penulis: Alifia | Editor: galih permadi
YOUTUBE
Ilustrasi Dongeng Anak, Anak Cerdas dan Kreatif, Bank Foto Tribun Jateng, Istimewa 

Kek Rokoko sangat sedih. Akhirnya, ia pun pindah ke rumah putra keduanya. Ia berpikir Rikiki mungkin lebih baik. Namun, ternyata sikap Rikiki tidak bebeda dengan kakaknya.

“Huh, dulu aku bisa sering pergi dengan teman-temanku. Mendaki gunung, memancing, atau berburu di hutan. Sekarang, waktuku habis di rumah karena harus mengurusi Ayah!” keluh Rikiki dengan wajah masam.

Kek Rokoko sangat sedih. Ia meneteskan airmata dan keluar diam-diam dari rumah itu. Ia tak tahan lagi tinggal di rumah Rikiki.

Akhirnya ia pergi ke rumah putra ketiganya, Rekeke. Namun, Rekeke pun sama saja. Mereka semua bersikap kasar pada Kek Rokoko.

Kepala desa di desa kurcaci itu akhirnya tahu sikap ketiga kurcaci itu. Ia memanggil Rakaka, Rikiki, dan Rekeke.

“Kalian bertiga harus memutuskan, siapa yang harus mengurusi ayah kalian yang sudah tua itu. Kek Rokoko tak mungkin tinggal sendirian,” kata Kepala Desa.

Ketiga kurcaci itu lalu pulang. Di tengah jalan, mereka berhenti di taman dan berunding. Mereka saling melempar tanggung jawab.

Mereka bertengkar tentang siapa yang wajib menjaga Ayah dan siapa yang tidak wajib menjaga Ayah. Masing-masing mencari alasan.

"Kau anak tertua. Kau yang harus menjaga ayah, Rakaka!” kata Rikiki dan Rekeke.

“Aku terlalu miskin dan rumahku kecil,” kata Rekeke.

“Aku juga sakit-sakitan. Mana mungkin menjaga Ayah,” kata Rikiki.

“Aku ini nelayan. Aku pergi malam dan pulang pagi. Percuma saja Ayah di rumahku karena aku tak bisa menjaganya!” kata Rakaka.

Ketiga anak itu akhirnya menemui Kek Rokoko.

"Ayah, pergilah ke mana pun Ayah ingin pergi. Asalkan tidak tinggal dengan kami,” kata mereka.

Kek Rokoko sangat sedih dan menangis.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved