Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Kisah Penyintas Kanker Bangun Usaha di Banjarnegara, Tetap Berbagi meski Warung Sepi

Sukirman menderita penyakit langka. Seorang dokter memvonisnya kanker tulang. Tubuhnya kering. Hanya tangan kirinya yang membesar.  

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
LAYANI PELANGGAN: Sukirman, pedagang nasi goreng melayani pelanggan di warung Nasi Goreng Mas Amin Desa Linggasari, Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, Senin malam (24/3/2025). Sukirman menderita penyakit langka. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 


Hingga di batas kesabarannya, Sukirman nekat membedah sendiri benjolan di tangannya menggunakan pisau. 


"Saya nekat operasi sendiri pakai pisau. Orang lihat saja gak kuat, " katanya


Di titik inilah Sukirman merasakan sakit tak tertahankan. Jangankan dilukai senjata tajam, tersentuh benda saja tangannya sudah kesakitan. 


Tanpa dibius, ia mencabut sendiri tulang-tulang tumbuh di lapisan kulitnya yang dalam. 


Setelah tindakan mengerikan itu, kondisi Sukirman perlahan membaik. Ia bisa kembali beraktivitas normal. Ia berhasil sembuh, meski belum total. 


Sukirman kembali bertani dan berdagang. Meski kondisinya jauh lebih baik, Sukirman masih menjalani pengobatan hingga sekarang. 


Ia masih suka kambuhan. Saat penyakit itu kembali menyerang, Sukirman terpaksa libur berdagang. 


"Kemarin saya sempat libur 2 bulan karena sakit, " katanya

 

Selalu Berbagi

Nasi Goreng bumbu rempah
NASI GORENG: Nasi Goreng bumbu rempah dengan taburan sayur, sosis, bakso dan ayam siap disantap pelanggan di warung Nasi Goreng Mas Amin Desa Linggasari, Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, Senin malam (24/3/2025). Setiap hari, Sukirman menyisihkan beberapa porsi nasi goreng untuk berdonasi. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)


Sukirman diam-diam berhati suci. Ia punya amalan yang tak pernah putus sampai kini. 


Dalam kondisi apapun, baik penjualan ramai maupun sepi, ia mewajibkan diri untuk berbagi. 


Setiap hari ia menyisihkan beberapa porsi nasi goreng untuk berdonasi. Ini sudah menjadi tradisi. 

 

"Alhamdulillah setiap hari saya sisihkan beberapa porsi untuk donasi, " katanya


Sukirman pun tak pandang bulu dalam berdonasi. Ia tak memperhatikan penampilan seorang yang akan ia beri. 


Ia juga tak takut penghasilannya berkurang atau rugi karena berbagi.  Padahal dalam usaha, ada kalanya ramai maupun sepi. 


Bahkan saat baru dasaran, pelanggan belum datang, Sukirman sudah berbagi nasi goreng ke orang lain. 


Tidak ada motif duniawi baginya untuk bersedekah. Ia hanya ingin mendapatkan berkah.  


Keberkahan itu yang ia rasakan selama ini. Tidak melulu mewujud keuntungan materi. 


"Saya diberi kesehatan bisa dagang itu berkah. Anak istri sehat, hidup rukun tenang tenteram itu juga berkah," katanya

Teman yang juga penikmat nasi goreng Sukirman, Yanto mengakui keuletan temannya itu dalam bekerja. 


Ia mengetahui betul perjalanan hidup Sukirman yang diwarnai banyak ujian. Khususnya sakit yang sampai sekarang belum sepenuhnya hilang. 


Ia bahkan tak tega melihat temannya itu saat mengoperasi sendiri tangannya dengan senjata tajam. 


Yang ia salut, di tengah kondisi fisiknya yang ringkih, temannya itu masih semangat mencari nafkah. 


"Ujiannya berat, tapi kuat, " katanya


Yanto selalu sigap mengantar Sukirman ke rumah sakit saat penyakitnya kambuh. 


Ia berharap temannya itu mendapat kesembuhan total. Sukirman telah mewariskan keteladanan dan inspirasi bagi orang di sekitarnya. (aqy)

Baca juga: Kreativitas Joni Memadu Wisata dengan Bisnis Bakpia Jogja, Kini Mendulang Manisnya

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved