Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banyumas

"Jangan Disalahartikan!" Jawaban Bupati Banyumas Setelah Dituding Menghambat Program MBG

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono akhirnya angkat bicara menanggapi tudingan sejumlah pihak yang menyebut dirinya tidak mendukung MBG

Tribun Jateng/ Permata Putra Sejati
EVALUASI MBG - Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono saat rapat evaluasi program MBG di Pendopo Si Panji Purwokerto, Senin (29/9/2025). Sadewo menyatakan langkah pengawasan ketat terhadap pelaksanaan MBG justru merupakan bentuk dukungan penuh, bukan penghambatan. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono akhirnya angkat bicara menanggapi tudingan sejumlah pihak yang menyebut dirinya tidak mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Dengan tegas, Sadewo menyatakan langkah pengawasan ketat terhadap pelaksanaan MBG justru merupakan bentuk dukungan penuh, bukan penghambatan.

"Saya tegaskan, jangan disalahartikan langkah ini sebagai bentuk menghambat. 

Justru sebaliknya, ini adalah bentuk dukungan total kepada kebijakan pemerintah pusat," tegas Sadewo kepada Tribunbanyumas.com, Senin (6/10/2025).

Baca juga: Sekda Jateng Ingatkan Pendirian Gedung Ponpes dan Masjid Harus Taati Regulasi PBG

Baca juga: Catat Tanggalnya! Akan Ada Lelang Keris di Festival Keris Nusantara di Kota Semarang

Pernyataan ini muncul menyusul pembentukan Tim Pengawasan Lintas Sektor MBG oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama Forkopimda. 

Tim ini bertugas mengawal dapur-dapur MBG di seluruh wilayah Banyumas, demi menjamin keamanan pangan dan kebersihan lingkungan.

Sadewo menyebut pembentukan tim ini dilandasi beban moral sebagai kepala daerah. 

Ia ingin memastikan keamanan makanan dan menekan risiko pencemaran lingkungan, terutama dari dapur-dapur MBG yang belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai.

"Kami sudah rapat koordinasi dengan Forkopimda. 

Tim ini dibentuk agar kejadian seperti dugaan keracunan kemarin tidak terulang kembali," ujar Sadewo.

Salah satu temuan penting di lapangan yang mendorong percepatan pembentukan tim adalah fakta dari 64 Satuan Pelaksana Program Pemberian Gizi (SPPG), baru 11 dapur yang memiliki sertifikat laik sanitasi. 

Selain itu, ditemukan pula sejumlah dapur yang sudah mulai memasak sejak pukul 01.00 dini hari.

Sadewo menilai, jam masak yang terlalu pagi berisiko terhadap kualitas makanan. 

Ia pun mengusulkan aturan baru agar waktu memasak dimulai paling cepat pukul 03.00 pagi.

"Kami ingin dapur MBG menghasilkan makanan yang sehat, aman, dan berkualitas. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved