Korban Pohon Tumbang di Alun-alun Pemalang Dapat Santunan, Keluarga Masih Berduka
Keluarga korban pohon tumbang di Pemalang harap pemerintah terus beri perhatian usai terima santunan Rp 4 juta.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG – Rumah tiga korban meninggal dunia akibat insiden pohon beringin tua di Alun-alun Pemalang terpampang ucapan karangan bunga dari Bupati Pemalang, Selasa (1/4/2025).
Di bawah karangan bunga tertulis dari Bupati dan Jajaran Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Dari Bupati, Wakil Bupati, Polres, hingga kelurahan sudah melakukan takziah.
Santunan atas nama bupati juga sudah diberikan, hanya sekira Rp 4 juta.
Tribunjateng.com mendatangi dua rumah keluarga korban.
Pertama rumah Rasmani (71), warga Jalan Teratai, Kelurahan Pelutan, Kabupaten Pemalang.
Almarhum Rasmani yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat pot bunga meninggalkan seorang istri, Ratimah (68), enam anak, dan sembilan cucu.
Rumah tempat tinggal mereka sederhana dan kecil di gang kecil.
"Bapak saat itu salat id sama cucu atau anak saya, tapi bapak nyuruh biar cucunya salat sama temen-temennya," kata Nana (34), anak dari Rasmani.
Setelah kejadian, dia mendapatkan kabar dari anaknya jika bapaknya kejatuhan pohon.
Dia bersama keluarga saat itu langsung ke rumah sakit karena almarhum tidak langsung meninggal dunia di tempat.
"Bapak dibawa ke rumah sakit kondisi sudah kritis. Lukanya di kepala dan bagian punggung patah tulang. Lalu bapak dinyatakan meninggal dunia pukul 14.45," ungkapnya.
Menurut Nana, keluarga tidak mendapatkan firasat apapun sebelum kejadian karena bapak sehat bugar.
Setelah bapak dinyatakan meninggal dunia, kelurahan, bupati, wakil bupati dan polres berdatangan untuk memberikan perhatian.
Ada bantuan biaya rumah sakit ditanggung dan ada bantuan Rp 4 juta.
"Harapannya, pemerintah tetap memberi perhatian. Kami ingin dibantu," ujarnya.
Sementara korban meninggal dunia lainnya, Rasmono (45) warga Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Pelutan, hanya meninggalkan seorang istri, Ari Iriana (45), tanpa seorang anak.
Almarhum sehari-hari bekerja sebagai kuli batu.
"Bapak saat itu salat id sendiri, saya di rumah. Tahu-tahu ada telepon bapak meninggal dunia kejatuhan pohon di lokasi," kata Ari Iriana, istri korban.
Ari mengatakan, sebelum kejadian dia tidak merasakan firasat apapun.
Hanya saja ia sempat meminta suaminya untuk salat id pakai baju baru, tidak baju lama.
"Gak ada apa-apa. Seperti biasa, mau makan ya makan. Tapi saya bilang, bajunya ganti. Masa lebaran bajunya gak bagus, ganti yang baru," ungkapnya.
Ari kini menjadi janda tanpa seorang anak pun.
Meski pemerintah telah memberikan perhatian dengan bertakziah.
Ia berharap ke depannya tetap ada perhatian dari pemerintah.
"Harapannya pemerintah untuk memperhatikan keluarga korban, gimana lah perasaannya ditinggal suami, sedih," jelasnya.
Ambisi Politik Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Hampir Ikut Pilkada Pemalang dan Tebo |
![]() |
---|
Aipda Lutfil Hakim, Polisi Pemalang yang Sukses Kelola Peternakan Kambing Modern |
![]() |
---|
Rekam Jejak Dukun Ibin Sebelum Tewaskan Suami Istri di Pemalang, Pernah Bunuh 9 Orang |
![]() |
---|
Kisah Pria Selamat Dari Kopi Beracun Dukun Ibin di Pemalang, Suami Istri Tewas Jadi Korban |
![]() |
---|
Tergiur Upah Rp100 Ribu Per Titik, Sopir Travel Asal Pemalang Jadi Kurir Sabu di Purbalingga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.