Pertamina Cilacap
Dukung Ketahanan Pangan, Ini Kontribusi Pertanian Berkelanjutan Kalijaran Binaan Kilang Cilacap
Pertamina Kilang Cilacap menyebut jika penggunaan PLTS dan PLTB di pertanian Kalijaran menjadi sumber Energi Baru Terbarukan (EBT).
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Desa Kalijaran, Kecamatan Maos binaan Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap nyata memberikan kontribusi mendukung ketahanan pangan.
Ini terbukti pada panen raya padi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Sugih Kalijaran, baru-baru ini.
Area Manager Communication, Relations and CSR Kilang Cilacap, Cecep Supriyatna menyatakan, penggunaan PLTS dan PLTB di pertanian Kalijaran menjadi sumber Energi Baru Terbarukan (EBT).
Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap Raih Proper Emas 2024 Berkat Program Mamaku Berdikari
Baca juga: Tingkatkan Profit, Kilang Pertamina Cilacap Luncurkan Inovasi Block Mode dan Single Source Crude
“Teknologi ini diinovasikan dengan beragam infrastruktur dan pengelolaan pertanian berkelanjutan untuk mendukung pengelolaan pertanian tadah hujan di Desa Kalijaran,” ujarnya, Selasa (15/4/2025).
Kondisi di kawasan binaan tersebut merupakan pertanian tadah hujan yang tidak teraliri irigasi.
“Keberadaan PLTS dan PLTB menjadi sumber energi untuk memompa air sebagai pendukung pengairan pengelolaan lahan pertanian di Desa Kalijaran,” lanjut Cecep.
Jumlah total panen padi di lahan seluas 8 hektare ini mencapai 33,9 ton yang cukup menguntungkan bagi 26 petani pengelola lahan dalam sistem pertanian berkelanjutan di program Kalijaran MAPAN.
“Sistem keberlanjutan ini mendukung hasil panen yang lebih untung karena menekan kerugian 10 sampai 15 persen dari serangan hama dan kekurangan air,” jelas Priyanto, Ketua Gapoktan Margo Sugih.
Keuntungan bagi petani ini semakin berlipat dengan adanya kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dalam pembelian produk pertanian berubah gabah yang stabilnya di harga gabah basah Rp6.500 per kilogram hingga Rp7.500 per kilogram untuk gabah kering.
Penetapan ini bertujuan untuk melindungi pendapatan petani dan menjaga stabilitas pangan nasional.

Sistem pertanian di program ini menggunakan Rumah Burung Hantu (Rubuha) dan alat perangkap hama dan pompa irigasi yang terintegrasi dari sumber air besar dan sumber air pompa di masing-masing PLTS/PLTB yang membuat pertanian lebih efisien.
“Jika sebelumnya butuh 1 jam untuk mengulur selang, saat ini hanya 15 sampai 20 menit untuk mengaliri lahan persawahan,” ungkap Priyanto.
Cecep menambahkan, semangat para petani mendukung ketahanan pangan selaras dengan komitmen Kilang Cilacap memastikan ketesediaan energi nasional.
“Ketersediaan air yang selalu cukup dengan dukungan PLTS dan PLTB ini juga mendukung pertanian padi di wilayah tersebut tetap aman dalam kondisi pertumbuhannya dari penyemaian hingga masa panen,” imbuhnya.
Seperti diketahui, sebagai bagian dari Subholding Refining dan Petrochemical Pertamina, Kilang Cilacap berkomitmen menjalankan operasional berkelanjutan berstandar Health, Safety, Security, dan Environment (HSSE).
Cilacap
Pertamina
Pertamina Cilacap
KPI RU IV Cilacap
Cecep Supriyatna
Pertanian
Gapoktan Margo Sugih Kalijaran
Bulan Energy & Loss 2025 Kilang Cilacap, Kolaborasi untuk Efisiensi Demi Keberlanjutan Energi |
![]() |
---|
Misi Kemanusiaan Pertamina Kilang Cilacap: Memastikan Musala di Kebumen Aman untuk Bersujud |
![]() |
---|
Kilang Cilacap Ketat Terapkan HSSE Awareness bagi Tenaga Alih Daya, Jadi Budaya Internal |
![]() |
---|
Kilang Cilacap Punya Program Posting untuk Atasi Stunting, Seperti Apa? |
![]() |
---|
Good Housekeeping, Tradisi Penting Jaga Keselamatan Kerja di Kilang Cilacap |
![]() |
---|