Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Jurus Jitu Alumni BRIncubator dari Kaki Lima Menembus Pasar Modern

Jajanan aneka crispy yang menjadi camilan favorit sebagian masyarakat kini hadir dalam kemasan modern berkat sentuhan Sumiyarti, alumni BRIncubator

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
Tribunjateng/Eka Yulianti Fajlin
TUNJUKAN PRODUK - Alumni BRIncubator Sumiyarti menunjukan produk UMKM aneka crispy saat mengunjungi Rumah BUMN Semarang, Rabu (16/4/2025). 

Dia mengaku, cukup banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti BRIincubator mulai dari branding produk, perluas pemasaran, hingga berbagai ilmu yang bermanfaat untuk peningkatan UMKM

"Saya masuk Rumah BUMN 2017, saya alumni BRIncubator tahap pertama tahun 2019. Banyak banget fasilitasi yang saya dapatkan dari BRI, ada event, pelatihan, promosi-promosi," bebernya. 

Enggan Tinggalkan Lapak Kaki Lima 

Sumiyarti kini disibukkan dengan memantau usahanya yang sudah berjalan belasan tahun. Setiap pagi hingga sore hari, ia berkeliling mengecek produknya di toko ritel modern dan toko oleh-oleh. Dilanjut, mampir ke lapak kaki limanya yang kini ia percayakan kepada sales promotion girl alias penjaga lapak. 

Ia sengaja tetap berjualan di kaki lima meski sudah sukses menembus berbagai toko. Baginya, kaki lima ini menjadi catatan sejarah awal mula usahanya berjalan. 

"Saya nggak bisa berhenti jualan di kaki kecuali yang punya tempat sudah nggak berkenan. Saya tidak mau melupakan saat usaha saya kecil sampai seperti ini, saya dari lapak itu," tandasnya. 

Lapak kaki lima ini menjadi branding produk kepada pelanggan. Setiap pelanggan menghampiri lapaknya, ia sampaikan bahwa produknya tidak hanya dijual di kaki lima, melainkan sudah tersedia di berbagai toko oleh-oleh dan ritel modern. Dengan demikian, banyak pilihan alternatif bagi pelanggan yang ingin membeli produknya.

Seolah tak kenal lelah, malam harinya, usai disibukkan berkeliling ke toko dan lapak, ia menggeluti rumah produksinya, di Jalan Sidoasih, Muktiharjo Kidul, Semarang

Di rumah produksi yang berukuran 15 meter persegi itu, ia tumpahkan kemampuannya membuat aneka macam crispy kemasan untuk dititipkan di toko ritel modern dan toko oleh-oleh. 

Dalam sehari, 10 kilogram bawang bombai masuk rumah produksinya. Dari proses iris, goreng, hingga pengeringan menggunakan oven ia lakukan sendiri. Ada 10 oven menjadi teman sehari-hari saat produksi.  

Sementara, produksi bakso jamur membutuhkan proses yang lebih lama. Produksi bakso jamur crispy tidak bisa sekali jadi. Ada proses pengadonan, pengulusan, pengeringan, dan penggorengan.

Jelang Lebaran lalu, produksi seakan-akan tanpa henti. Ia memproduksi dua kali lipat dari hari biasa untuk persediaan hampers Lebaran. Di sisi lain, dropping produk di toko oleh-oleh menjelang Lebaran juga meningkat sebagai persiapan menyambut para wisatawan selama liburan. 

"Di toko oleh-oleh saya kirim dua kali lipat. Misalnya, Toko Tahu Bakso Bu Puji, biasanya saya kirim 50 pack, nambah jadi 70 - 80 pack," bebernya. 

Di toko ritel modern dan toko oleh-oleh harga produknya pun sedikit berbeda dengan di lapak kaki lima mengingat telah melalui proses packaging yang lebih menarik. Harga produknya dibanderol Rp 25 ribu di toko oleh-oleh. Sementara, di toko ritel modern dipatok Rp 18 ribu. Adanya perbedaan harga ini karena packaging atau kemasannya berbeda.

Produk Yuneni Jamur Crispy
Alumni BRIncubator Sumiyarti menata produk di Rumah BUMN Semarang, Rabu (16/4/2025). Produk Yuneni Jamur Crispy menjadi salah satu produk yang dipajang di etalase Rumah BUMN Semarang.

Omzet Capai Rp 10 Miliar

Sejak menbemus toko oleh-oleh dan ritel modern, omzet usahanya pun naik drastis. Di lapak kaki lima, ia hanya meraup omzet sekira Rp 4 juta. Kini, omzetnya telah mencapai Rp 10 juta. Menurut dia, potensi omzet sebenarnya bisa lebih dari itu melihat peluang pasar cukup besar. 

Produk Yuneni yang digandrungi masyarakat dari berbagai level membuat banyak muncul tawaran kerjasama untuk membuka franchise. Hanya saja, dirinya belum mengambil peluang itu karena sumber daya manusia yang belum mumpuni untuk menghendel keseluruhan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved