Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Toleransi Beragama dalam Momen Paskah : Perspektif Islam tentang Isa Al-Masih

Pada Jumat, 18 April 2025, umat Kristiani di seluruh dunia memperingati Jumat Agung, hari yang diyakini sebagai hari wafatnya Isa Al-Masih di kayu sal

Tribun Jateng/Istimewa
HUKUM KONSUMSI SERANGGA: Akademisi UIN Saizu, Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, memberikan pandangannya seputar hukum Islam terkait mengonsumsi serangga. Hal itu terkait pandangan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, tentang serangga, seperti belalang dan ulat sagu bisa menjadi alternatif sumber protein, dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang memunculkan perdebatan. (DOK. UIN SAIZU) 

Lantas, bagaimana kita sebagai umat Islam menyikapi peringatan Paskah dan Jumat Agung dari sudut pandang Islam? Di sinilah pentingnya semangat toleransi beragama.

Toleransi bukan berarti menyeragamkan keyakinan. Toleransi adalah menghormati keyakinan yang berbeda, tanpa harus mengorbankan keyakinan kita sendiri. Dalam konteks ini, umat Islam dapat menghargai makna Paskah bagi umat Kristiani, tanpa harus ikut meyakini isinya.

Justru Islam mengajarkan kita untuk menghormati Nabi Isa sebagai nabi besar dan utusan Allah. Dalam Surat Maryam, Allah memuji Nabi Isa sebagai orang yang diberi hikmah dan ketakwaan sejak kecil. Islam juga mengakui bahwa Isa akan kembali membawa keadilan dan kedamaian di akhir zaman.

Dalam kehidupan sosial, toleransi ini bisa diwujudkan dalam bentuk tidak mengganggu peribadatan mereka, menghormati hari besar mereka, bahkan memberi ucapan selamat sejauh tidak mengandung unsur pengakuan terhadap keyakinan yang bertentangan dengan aqidah. Ulama seperti Syaikh Yusuf al-Qaradawi dan MUI sendiri membolehkan ucapan selamat Natal atau Paskah sebagai bentuk toleransi sosial, selama tidak mengandung pengakuan teologis.

Toleransi yang Mencerahkan

Perbedaan teologis antara Islam dan Nasrani adalah keniscayaan yang telah berlangsung sejak ribuan tahun. Namun alangkah indah jika umat Islam memaknai momen Paskah sebagai waktu refleksi untuk meneguhkan nilai-nilai rahmat, damai, dan kasih yang juga diajarkan oleh Nabi Isa ’alaihis salam.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa putra Maryam di dunia dan di akhirat, karena tidak ada nabi antara aku dan dia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka mari kita rawat kebersamaan ini. Bukan dengan menyamakan semuanya, tapi dengan saling menghargai perbedaan. Toleransi bukan sekadar bersikap baik saat hari besar keagamaan, tapi juga merawat kedamaian dalam keseharian. Karena pada akhirnya, kemuliaan suatu umat tidak hanya diukur dari kebenaran keyakinannya, tetapi juga dari cara ia memanusiakan sesama manusia yang berbeda. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved