Gus Nabil Munif Terima Keris dari KRT Mustamin Seusai Halal Bihalal TKB di Mranggen
Syawal biasa diartikan sebagai peningkatan atau kenaikan. Artinya setelah Ramadan maka seharusnya umat muslim meningkat dalam hal keimanan.
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Syawal biasa diartikan sebagai peningkatan atau kenaikan. Artinya setelah Ramadan maka seharusnya umat muslim meningkat dalam hal keimanan dan kebaikannya. Semakin bermanfaat bagi sesama dan meningkat kedekatannya kepada Allah SWT.
Kenapa ada Halal Bihalal. Sebenarnya ulama sudah menyusun sedemikian rupa untuk dipraktikkan secara runut dan nyaman. Setelah puasa Ramadan, disempurnakan dengan bayar zakat, kemudian Salat Idulfitri. Dalam hal habluminallah atau hubungan dengan Allah sudah fitri seperti bayi baru lahir.
Kemudian, diadakan salam-salaman, maaf memaafkan dan bertatap muka dalam suasana senang hati yang diwujudkan dengan halal bihalal. Maka hubungan dengan saudara, kerabat, handai taulan, tetangga, teman kerja atau profesi dan lainnya, sesama manusia sudah saling memaafkan. Hubungan sesama manusia menjadi lebih baik lagi.

"Dan yang tak kalah penting adalah memperbaiki hati. Istiqamah dalam menjaga hati agar tetap bersih. Dengan hati bersih maka pikiran positif, berprasangka baik, saling menyayangi sesama, menghormati dan menghargai secara tulus. Tidak iri dengki. Adanya hanya syukur dan syukur kepada Allah SWT," terang Gus Nabil Munif, selaku Kepala Pondok Pesantren Girikusumo, di hadapan ratusan siswa dan alumni Pawiyatan Medharsabda-Pranatacara Tri Karsa Budaya (TKB), di Brumbung, Mranggen, Kabupaten Demak, Sabtu (19/4/2025) malam.
Gus Nabil Putra Mbah Munif (KH Munif Muhammad Zuhri) Girikusumo, Banyumeneng, Mranggen Kabupaten Demak menguraikan tentang pentingnya latihan membersihkan hati. Selain dengan berbuat baik tentu memaksimalkan diri agar bermanfaat bagi orang banyak. Mauizah Hasanah (ceramah) ini disampaikan Gus Nabil dalam acara Halal Bihalal dan Wisudhan Asma Sepuh, sewaya (siswa pawiyatan) TKB.
Seusai acara, Gus Nabil Munif menerima cinderamata berupa keris (duwung) dari KRT Mustamin Juniarto MB selaku wirabadra atau guru utama sekaligus Ketua TKB. "Keris sebagai perlambang budaya Jawa. Kami bersyukur Gus Nabil berkenan menerima. Mendukung kearifan lokal budaya Jawa seiring dengan dakwah merangkul masyarakat guyup rukun dalam kebaikan," tutur KRT Mustamin.
Acara dilanjutkan dengan salam-salaman antre urut satu persatu. Alumni TKB dari berbagai daerah dan macam-macam profesi menyalami Gus Nabil Munif, KRT Mustamin, KRT Pamuji, KRT Kaswadi, dan jajaran sesepuh pimpinan TKB dalam suasana kehangatan diiringi selawatan. (wid)
Sinergi Tanpa Sekat, Bupati Fadia Ajak Kades Bangun Pekalongan Bersama |
![]() |
---|
Bupati Jepara Ingin Aparatur Desa Bisa Gali Potensi Lokal dan Kembangkan Wisata Khas Desa |
![]() |
---|
Halal Bihalal FDK : Sampaikan Esensi di Balik Makna Idulfitri |
![]() |
---|
Halal Bihalal Keluarga Besar USM dan Yayasan Alumni Undip, Rektor: Unggul Bukan Tujuan Akhir |
![]() |
---|
Poltek Harber Gelar Halal Bihalal, Pererat Silaturahmi dan Semangat Kebersamaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.