Berita Banyumas
RM Margono Djojohadikusumo Perintis Koperasi dan Masa Depan Koperasi Desa Merah Putih
Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo layak menjadi sosok perintis koperasi Indonesia.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo layak menjadi sosok perintis koperasi Indonesia.
Penggagas ekonomi kerakyatan yang menginspirasi cucunya, Prabowo Subianto Presiden RI mencetuskan program Koperasi Desa Merah Putih.
Pemikiran RM Margono Djojohadikusumo dan kiprahnya pantas dijadikan rujukan utama cikal bakal koperasi di Indonesia.
Guru besar sejarah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. DR. Sugeng Priyadi mengutarakan konsep pemikiran Margono salah satunya dipengaruhi sosok Patih asal Purwokerto yaitu RA Wiryaatmadja tokoh dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Ia adalah seorang Patih yang memberi pinjaman kredit rakyat dengan menggunakan modal uang kas masjid.
RM Margono Djojohadikusumo dianggap mereplikasi apa yang sebelumnya dilakukan oleh Wiryaatmadja.
Kala itu praktik yang dilakukan oleh RA Wiryaatmadja semata-mata ingin membantu rakyat yang mengalami kesulitan terlilit hutang.
Namun sayangnya inisiatif Wiryaatmadja tersebut dilarang karena dianggap uang kas masjid mestinya hanya digunakan untuk keperluan masjid.
Prof. Sugeng mengatakan konsep antara kredit rakyat dan koperasi dianggap sering tumpang tindih.
Dengan adanya kredit rakyat kaum pribumi memiliki kecenderungan kesulitan dalam mencicil.
Berbeda halnya dengan kalangan kaum priyayi yang dilatarbelakangi gengsi tinggi dapat lancar dalam membayar.
"Jaman dulu ada semacam budaya atau tradisi apabila rakyat punya hajatan sampai berhari-hari bisa 3 atau 4 hari, rakyat akan berhutang," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (22/4/2025).
Melihat kondisi kesusahan rakyat dalam perkreditan, Margono yang saat itu bekerja di Volkscreditbank (jawatan koperasi pada masa Hindia Belanda) menginisiasi sistem kredit kerakyatan terutama bagi para petani.
Bisa dikatakan kredit peminjaman dalam konsep Margono adalah lebih memihak rakyat yang kala itu juga kesusahan.
"Tapi dulu dalam bentuk kredit lunak, contohnya untuk beli pupuk petani dipinjemi nanti membayar setelah panen," jelas Prof. Sugeng.
Hal itu tidak heran karena ayah dari RM Margono adalah Mandor Irigasi Pertanian yang kaitannya dengan ketahanan pangan.
Prof. Sugeng menjelaskan kala itu konsep ekonomi rakyat masih dalam bentuk yang sederhana, yaitu pertanian.
Tidak seperti sekarang yang banyak dalam bentuk usaha.
RM Margono Djojohadikusumo kemudian pindah ke Batavia atau Jakarta.
Dia kemudian sempat dikirim ke Belanda dan belajar kursus tentang koperasi dan menjadi pegawai di negeri jajahan.
Menurut Prof Sugeng di Belanda kala itu sudah dijalankan apa yang namanya Volkckreditbank.
Margono juga sempat menjadi pamong praja atau juru tulis.
Namun hal itulah yang menjadikan dia punya pengaruh besar. Dia dapat menulis dengan baik.
Kiprahnya dan jenjang pekerjaanya di lembaga Volkscreditbank dan membangun ekonomi rakyat lebih layak disebut sebagai pelopor koperasi di Indonesia.
Menurut Prof Sugeng yang betul-betul menjalankan prinsip utama koperasi adalah RM Margono.
"Hatta adalah atasan dari Margono ketika dalam pendirian BNI 46.
Bung Hatta tidak bergerak apa-apa tapi yang pantas mendapat pelopor koperasi adalah Margono," katanya.
Ketika bekerja di Volkcredit dia naik pangkat terus dimulai kerja di Purworejo, Magelang, Madiun, Malang sampai akhirnya di Jakarta yang kala itu Hatta sudah jadi wakil presiden.
Bahkan menurut Prof Sugeng, Soemitro yang merupakan anak dari Margono membuat karya tulisan terinspirasi dari masalah kredit di pedesaan dengan konsep ayahnya sendiri yaitu, Margono Djojohadikusumo.
Artinya gagasan RM Margono pengalaman lapangannya dianggap sangat bagus.
RM Margono mempunyai pikiran rendah hati.
Dia bukan berasal dari kaum terpelajar dan tidak mengenyam pendidikan tinggi.
Salah satu yang memberikan gelar perintis koperasi adalah Bank Bukopin.
Pemikiran RM Margono Djojohadikusumo dan Prospek Koperasi Desa Merah Putih
Konsep koperasi desa merah putih yang digagas oleh Presiden Prabowo dipengaruhi oleh pemikiran kakeknya Margono Djojohadikusumo.
Presiden seolah ngotot harus ada koperasi merah putih.
Prof Sugeng mengatakan ekonomi di desa saat ini yang terjado lebih kepada sistem kapitalistik.
Menurut Prof. Sugeng, Prabowo berpikir idealis dengan konsep koperasi dari kakeknya itu.
Kenyataanya saat ini apa-apa serba kapitalistik sehingga semua menjadi mahal.
Bahkan petani saat ini menjadi sangat kapitalistik.
"Rakyat berpikir itu karena sekarang koperasi tidak berlaku yang berlaku adalah kapitalistik.
Kapitalistik identik menjadi individual," katanya.
Berbeda dengan Koperasi yang mempunyai prinsip kumpulan orang yang ingin semuanya sejahtera.
Prof Sugeng mencontohkan bagaimana implementasinya seperti di Muhammadiyah.
Menurutnya Muhammadiyah besar dan punya tanah karena sedekah iuran.
"Kalau ada bantuan atau sumbangan itu dimanfaatkan untuk berkembang.
Mereka kerjasama menghasilkan hasil sebaik-baiknya dan menghilangkan individu," katanya.
Yang masih kurang dalam koperasi adalah pengawasannya kurang sehingga sering di korupsi pengurusnya sensdiri yang ambil keuntungan sehingga bangkrut.
Karena yang diuntungkan adalah pengurusnya.
Namun sayangnya sistem koperasi saat ini seolah tidak laku di Indonesia.
Apa yang telah dilakukan Margono dalam memberdayakan ekonomi akan diaplikasikan dalam gagasan Koperasi Desa Merah Putih.
"Dulu di Osvia Margono selalu jadi bendahara dan dia juru tulis.
Sehingga semestinya orang yang mengurusi koperasi adalah yang tekun mencatat," imbuhnya. (jti)
Baca juga: Aksi Heroik Jaka, Tukang Parkir Kehilangan Nyawa Demi Selamatkan 2 Bocah Terjebak Kebakaran
Baca juga: Transformasi Industri Jepara: HIMKI Dorong Perajin Menjadi Brand Builder Kelas Dunia
Baca juga: Jangan Remehkan Ketumbar! Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Anda
Cuaca Masih Labil, Warga Banyumas Diminta Waspada Hujan Sedang-Lebat hingga Akhir Agustus |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Profesor, Unsoed Telah Rekomendasikan Sanksi ke Kemdiktisaintek |
![]() |
---|
Sudah Dibuka Sejak Sabtu, Segini Tarif Parkir Resmi di Kolam Retensi Purwokerto |
![]() |
---|
Api Lahap 3 Rumah dan 3 Kendaraan di Candinegara Banyumas, Korsleting Diduga Jadi Penyebab Kebakaran |
![]() |
---|
Ramai Dugaan Pungutan Laptop di SMPN 1 Gumelar Banyumas, Dindik dan Kepsek Angkat Bicara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.