Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mahasiswa Semarang Tewas di Jogja

Kata Polisi Tentang Luka di Tubuh Muhammad Nastain Pria Semarang yang Ditemukan Tewas di Kos Jogja

Penyebab meninggalnya Muhammad Nastain yang jasadnya ditemukan di kamar kos di Yogyakarta belum diketahui

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
FOTO ALMARHUM - Ayah almarhum Muhammad Nastain, Ngadi, di rumah duka Bergas, Kabupaten Semarang, menunjukkan foto anaknya saat wisuda S2 di Universitas Gajah Mada (UGM), Rabu (23/4/2025) siang. Ngadi bangga anaknya sering berprestasi, mendapatkan penghargaan, hingga menjadi dosen UGM. 

TRIBUNJATENG.COM, SLEMAN - Penyebab meninggalnya Muhammad Nastain yang jasadnya ditemukan di kamar kos di Yogyakarta belum diketahui.

Nastain ditemukan di kamarnya dalam kondisi bersimbah darah.

Belum diketahui juga waktu tepatnya warga Kabupaten Semarang Jawa Tengah itu meninggal dunia.

Saat mayatnya ditemukan, diprediksi Nastain sudah tiada dalam kurun beberapa hari.

Ada luka di tubuhnya, namun polisi belum mau mengungkapkan penyebab dari luka tersebut.

TABURAN KOPI - sosok Muhammad Nastain, S. Si, MSc, mahasiswa S3 Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang ditemukan tewas bersimbah darah di kos. Ia juga alumni Undip Semarang dan SMAN 1 Salatiga. Petugas menaburkan kopi di TKP
TABURAN KOPI - sosok Muhammad Nastain, S. Si, MSc, mahasiswa S3 Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang ditemukan tewas bersimbah darah di kos. Ia juga alumni Undip Semarang dan SMAN 1 Salatiga. Petugas menaburkan kopi di TKP (istimewa)

Baca juga: Tangis Ngadi Ayah Nastain di Rumah Duka Bergas Semarang: Gagal Antar Motor Baru Buat Almarhum

Warganet penasaran dengan foto kamar kos nomor 4 lokasi penemuan mayat Muhammad Nastain yang dibagikan netizen di media sosial X. 

Mereka mempertanyakan lantai kamar kos sudah ditaburi kopi dan ada jejak sepatu di TKP. 

"Ini yang nabur kopi setelah jenazahnya ketemu, atau sejak awal udah ditabur kopi? Jangan jadi bola liar begini," tanya warganet. 

Pemilik utas mengatakan jika taburan kopi dilakukan oleh pihak kepolisian dan jejak sepatu merupakan jejak sepatu petugas. 

"Dikasih langsung sama pihak berwajib kak setelah ketemu," jawabnya. 

"Klo yg ngasi si pihak berwajib ya mungkin udah cukup olah TKP nya. Atau mungkin bubuk kopi di kasus yang satu ini gak berpengaruh ke TKP," timpal warganet lain. 

Taburan kopi menjadi salah satu cara mengurangi bau menyengat tak sedap dari mayat yang telah membusuk. 

Sosok Muhammad Nastain

Muhammad Nastain, S. Si, MSc, ditemukan tewas bersimbah darah di kos wilayah Pandega Marta, Kalurahan Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Senin (22/4/2025). 

Nastain merupakan alumni Biologi Undip Semarang angkatan 2013.

Ucapan duka cita untuk Nastain warga Ungaran Semarang pun beredar di media sosial. 

"Pagi-pagi syok dikabari kalo kawanku meninggal. Almarhum alumni Bio Undip & UGM. Pernah dapat medali olimpiade biologi.

Selamat jalan, Nastain. Semoga tenang di sisi Allah," tulis rekan Nastain di media sosial X. 

Profil singkat Muhammad Nastain:

  • Asal Bergas Kabupaten Semarang
  • Alumni SMAN 1 Salatiga
  • Alumni S1 Biologi Undip Semarang
  • S2 Biologi UGM Yogyakarta
  • Profesi: Peneliti
  • Prestasi: Medali Perunggu ONMIPA Perguruan Tinggi 2015
  • Kata Mutiara: Life is to create value to others

Kematian dosen asal Semarang Jawa Tengah sekaligus mahasiswa S3 UGM Yogyakarta di sebuah kos membuat penghuni gempar, Senin (22/4/2025). 

Beredar sebuah tangkapan layar di media sosial X seorang penghuni yang menduga bau busuk menyengat berasal dari bangkai kucing. 

"Feelingku keknya kucing, semoga bukan manusia," tulis percakapan penghuni kos. 

Namun setelah dicek di kamar nomor 4 ternyata mayat MN (30), mahasiswa asal Semarang yang ditemukan bersimbah darah di kamar indekos wilayah Pandega Marta, Kalurahan Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman.

Berdasarkan informasi, korban merupakan mahasiswa Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) 

Sejauh ini penyebab kematian belum diketahui.

Polisi masih bekerja dengan menurunkan tim identifikasi. 

"Kami sudah menurunkan tim identifikasi dari Sat Reskrim Polresta Sleman, bergabung dengan tim identifikasi dari Direktorat Krimum Polda DIY. Selain itu didampingi juga dari dokter forensik RS Bhayangkara DIY," kata Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian dikutip tribunjogja.com, Selasa (22/4/2025). 

Adrian bercerita, penemuan mayat korban ini bermula dari informasi pemilik kos, yang dilapori oleh penghuni kamar lain, karena mencium bau tidak enak di sebuah kamar di lantai dua.

Mendapat laporan itu, pemilik kos kemudian naik dengan tujuan untuk memeriksa. 

Setelah dilakukan pemeriksaan, korban diketemukan dalam kondisi tergeletak dan bersimbah darah.

Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke pihak Kepolisian. Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan autopsi. 

Menurut Adrian, tim kepolisian saat ini masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian korban.

Disinggung soal luka di tubuh korban, pihaknya belum mau mengungkapkan, karena masih menunggu hasil pemeriksaan forensik. 

Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti ketika melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian.

Namun demikian, detail barang apa saja yang diamankan sejauh ini belum mau diungkapkan..

"Tim masih bekerja dan olah TKP di atas.  Memang ada beberapa barang yang kami ambil diduga penyebab kematian.

(Yang diambil apa saja) nanti kami informasikan selanjutnya. CCTV juga sudah kami ambil dari beberapa titik," kata dia. 

Lebih lanjut, Adrian mengatakan, berdasarkan keterangan saksi bau tidak sedap sebenarnya sudah tercium sejak Sabtu kemarin.

Namun penghuni kamar lain belum curiga.

Semakin hari bau tersebut semakin menyengat hingga akhirnya melapor ke pemilik kos.

Bau tersebut ternyata bersumber dari korban yang ditemukan meninggal dunia.

Pernah Jadi Dosen

Terkait aktifitas keseharian korban, kata Adrian, berdasarkan informasi yang diterima, korban merupakan mahasiswa S3.

Sebelumnya juga pernah bekerja sebagai dosen dan saat ini sedang melanjutkan pendidikannya.

Namun informasi tersebut, masih sementara. 

"Kami belum tahu kepastiannya. Tapi berdasarkan informasi, kerja sebelumnya dosen, kemudian lanjut kuliah," kata dia.

Mahasiswa Biologi UGM

RUMAH DUKA - Suasana duka di rumah Ngadi di Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (23/4/2025). Terlihat Ngadi (ayah almarhum Muhammad Nastain) menyambut para pelayat yang datang untuk melayat putranya, sekaligus memajang fotonya di depan rumah.
RUMAH DUKA - Suasana duka di rumah Ngadi di Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (23/4/2025). Terlihat Ngadi (ayah almarhum Muhammad Nastain) menyambut para pelayat yang datang untuk melayat putranya, sekaligus memajang fotonya di depan rumah. (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Pemilik Indekos, Dimas bercerita, kronologi penemuan mayat korban bermula dari laporan anak kos via WhatsApp karena mencium bau tidak enak di lantai dua.

Ia kemudian naik ke lantai dua untuk memeriksa sekira pukul 07.50 WIB.

Menurut dia, di kamar korban ada bau tidak enak namun dirinya tidak berani membuka.

Karena baunya sangat menyengat, Ia akhirnya memutuskan mengintip dari jendela untuk mengetahui sumber bau dan menemukan korban sudah tergeletak bersimbah darah. 

"Saya langsung turun (laporan) ke pak RT. Kondisinya seperti itu, sudah banyak darah juga," kata dia, Selasa (22/4/2025). 

Menurut dia, korban MN ini merupakan penghuni kos cukup lama.

Bahkan dibanding yang lainnya, korban bisa dikatakan penghuni terlama.

Kepribadian korban baik. Sering berolahraga dan bertegur sapa, bahkan sama tetangga samping rumah juga sering menyapa. 

Sepengetahuan dirinya, korban merupakan mahasiswa Biologi, dari UGM.

Selain sibuk kuliah, korban juga mengisi waktu luang dengan mengajar semacam les.

Namun ia tidak mengetahui detail korban mengajar apa dan di mana.

Begitu juga terkait status korban, apakah mahasiswa S2 atau S3, Ia mengaku belum mengetahui detail. 

"Setauku saya, dia lanjut S3 . Tapi tadi dibuka laptopnya (oleh polisi) dia lanjut S2," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved