Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

5 Kecamatan di Kota Semarang Jadi Pionir Pengelolaan Sampah, Diubah hingga Jadi BBM

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, kecamatan memang diperintahkan untuk berinovasi mengelola sampah

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin
OLAH SAMPAH - Plt Camat Gunungpati, Al Frida Very Sanavel (baju putih) dan Pegawai Trantib Kecamatan Gunungpati, Rohmad (baju hijau), memasukan sampah ke dalam tong untuk diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), di kantor Kecamatan Gunungpati, Kamis (24/4/2025).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak lima kecamatan di Kota Semarang menjadi pionir pengelolaan sampah. Lima kecamatan tersebut yaitu Gunungpati, Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara, dan Semarang Tengah. 

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, kecamatan memang diperintahkan untuk berinovasi mengelola sampah.

Banyumanik mempunyai tempat pengolaahan sampah terpadu (TPST), tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS3R). Banyumanik juga sempat juara lomba pengelolaan sampah. 

Baca juga: BPBD dan Warga Bantu Perbaiki Atap Rumah Warga Kabupaten Semarang yang Diterjang Angin Kencang

Berbeda dengan Tembalang, yang baru akan memulai inovasi. Kendati demikian, gegap gempita masyarakat sangat luar biasa. Menurut Agustina, pengelolaan sampah di Tembalang lebih mudah karena wilayah perumahan. 

"Semarang Utara, camatnya sregep kegiatan bagaimana masyarakatnya ikut ngurusi sampah," sambungnya, Jumat (25/4/2025). 

Sementara, sebut Agustina, Semarang Tengah menjadi pionir karena menjadi pusat ibu kota Semarang.

Sedangkan, Gunungpati berinovasi mengubah sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Penelitian lebih lanjut terkait hasil pengolahan sampah menjadi BBM di Gunungpati, Pemerintah Kota Semarang akan menggandeng dua universitas yaitu Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro. 

"Unika juga akan kami ajak karena ada berbagai pakar lingkungan disana yang paham mengenai sampah," tambahnya. 

Agustina menilai, animo masyarakat cukup tinggi dalam membantu Semarang bersih dengan pengolahan sampah menjadi hal bernalai ekonomi. 

Karena itu, pihaknya membahas soal amggarannya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kebijakan efiensi anggaran pada beberapa belanja menjadi kesempatan untuk melakukan perubahan anggaran.

Menurut dia, efisiensi anggaran dari perjalanan dinas, potongan makan, pembelian alat tulis kantor cukup besar. Anggaran tersebut dialihkan untuk pengolahan sampah bernilai ekonomi. 

"Ada kesempatan untuk warga meningkatkan pendapatan dan pemkot mendapatkan wajah kota yang bersih," ucapnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved