Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Resep Keripik Tempe Andalan Ibunda Jadi Penolong Jeni Hartati Saat Ekonomi Terpuruk

Sembari bekerja, Jeni berinisiatif membuat usaha. Resep keripik tempe andalan ibundanya pun menjadi penolong saat ekonomi tengah terpuruk

|
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin
PRODUK SEHAT - Pelaku UMKM Binaan BRI, Jeni Hartati menata  produknya dietalase Rumah BUMN Semarang, Kamis (24/4/2025). Rumah BUMN Semarang menjadi wadah baginya untuk branding produk.  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mengalami hidup di titik terendah sempat dirasakan Jeni Hartati, pelaku UMKM binaan BRI, saat toko kelontong dan fotokopinya mulai surut pada 2009 silam. Ia pun memutar otak agar bisa tetap bertahan hidup dengan bekerja. 

Ternyata, mengandalkan gaji dari bekerja bagi dia, tak cukup untuk menghidupi tiga anak di tengah suaminya kena pensiun muda. 

Sembari bekerja, Jeni berinisiatif membuat usaha. Resep keripik tempe andalan ibundanya pun menjadi penolong saat ekonomi tengah terpuruk.

Ide usaha keripik tempe berawal dari ibunda yang sering membuat keripik tempe untuk sanak saudara. 

"Itu ide dari mami saya. Beliau bikin kripik tempe. Tipis masih kelihatan tepungnya agak tebal, tapi nggak dijual. Cuma bikin untuk bagi-bagi ke saudara. Saya pikir kenapa nggak angkat tempe saja untuk usaha," ujar Jeni, saat menyambangi Rumah BUMN Semarang, Kamis (24/4/2025).

Meski resep sama, konsep yang diambil Jeni sedikit berbeda. Mayoritas tempe dikonsumsi untuk lauk pauk. Sementara, Jeni mengangkat tempe menjadi camilan. Karena itu, usahanya ia beri nama Kimilanqu yang memiliki makna 'Iki Cemikanku'. 

jeni ceriping 1
PRODUK SEHAT - Pelaku UMKM Binaan BRI, Jeni Hartati memaparkan soal produknya keripik tempe dan keripik kentang, saat menyambangi Rumah BUMN Semarang, Kamis (24/4/2025). Produknya mengusung camilan sehat tanpa MSG dan tanpa pengawet.

Tempe diiris tipis digoreng dengan balutan tepung tipis. Tepung ini berfungsi untuk mengikat agar produknya krispi. Untuk mendapatkan keripik tempe yang krispi dan krenyes, ia telah melalui beberapa percobaan hingga mendapatkan produk yang pas. 

Sejak menemukan komposisi yang pas, di rumahnya, Jalan Tlogo Mukti Raya, Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jeni disibukkan dengan memotong tempe yang dipesan secara khhsus dari seorang perajin.

Pemotongan pun kini sudah menggunakan alat sehingga setiap irisan tempe nampak rapi dan seragam. 

Setelah tempe teriris rapi, pelaku UMKM binaan BRI itu menggorengnya sedikit drmi sedikit. Ia menggoreng menggunakan minyak kelapa yang terbilang lebih premium dibanding minyak sawit. 

Ia memang sengaja membuat produk premium dengan segmentasi pasar menengah ke atas mengingat dirinya mengusung konsep camilan sehat. Camilan sehat membutuhkan biaya produksi lebih tinggi.

Selain menggunakan minyak kelapa, produknya tergolong sehat karena pengolahan tanpa MSG dan tanpa pengawet. 

"Cuma, konsekuensinya middle high pasar terbatas. Terus terang saya akui saya tidak bisa melalangbuana ke pasar tradisional karena harga di pasar nggak masuk. Saya akui harganya tinggi," ungkapnya. 

Awalnya, dirinya hanya menitipkan produk keripik tempe kemasan kecil ke warung-warung daerah sekitar rumahnya. 

Ia sempat menggunakan sablon untuk labeling produk. Namun, beredar info pemakaian sablon tidak baik karena dikhawatirkan menembus ke makanan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved