Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Kisah Sukron Sukses Budidayakan Jamur Tiram Hingga Punya 40 Petani Binaan

Pagi itu, Muhamad Sukron Makmun (42), tampak sibuk mengecek gudang-gudangnya yang berisi baglog jamur tiram, Minggu (27/4/2025)

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad
MEDIA TANAM BAGLOG- Muhamad Sukron Makmun, menunjukkan jamur yang tumbuh dari media tanam baglog buatannya di Oemah Jamur di Desa Jatiwangi RT 02 RW 02, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Minggu (27/4/2025). Jamur tersebut sudah siap panen. (Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad) 

Kini, dia memiliki petani binaan sekaligus mitra yang tergabung dalam Paguyuban Rumah Produksi Oemah Jamur sebanyak 40 orang. 

Mereka ada yang membeli bibit F2 atau membeli baglog jamur tiram

"Alhamdulillah sekarang sudah banyak petani di Tegal dan Brebes yang mengambil media tanam sampai bibit di Oemah Jamur," ungkapnya.  

Muhamad Sukron Makmun, menunjukkan produk olahan berupa jamur krispi buatan Oemah
PRODUK OLAHAN- Muhamad Sukron Makmun, menunjukkan produk olahan berupa jamur krispi buatan Oemah Jamur di Desa Jatiwangi RT 02 RW 02, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Minggu (27/4/2025). (Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad)

Petani binaannya tidak hanya membeli bibit maupun media tanam. Tetapi juga bisa menjual hasil panen jamurnya kepada Oemah Jamur. 

Jamur yang dibeli oleh Sukron nantinya diolah menjadi jamur krispi dan sate jamur. Sisanya dijual di pasar-pasar tradisional di wilayah Kabupaten Tegal

Biasanya dari petani dia bisa mendapatkan sebanyak 40 kilogram jamur tiram

"Jadi kami juga siap menjual hasil panen. Mereka jual ke sini boleh, tapi kalau sudah bisa jual sendiri itu lebih bagus," jelasnya. 

Bagi Sukron, usaha budidaya jamur tiram menjanjikan atau tidaknya tergantung cara menekuninya. Sebab, hal terpenting dalam budidaya adalah pandai merawat. 

Baginya membudidayakan jamur tiram cukup gampang, bagian tersulit adalah membuat inovasi seperti pembibitan.

Kemudian tantangan selanjutnya adalah mempelajari pasar untuk penjualan jamur.

"Ketika sudah tahu pemasarannya, saya yakin pasti akan berpeluang. Saya juga merambah ke olahan jamur krispi karena memiliki harga yang lebih," katanya.

Omzet Puluhan Juta

Usaha jamur tiram milik Sukron juga pernah mengalami masa-masa sulit saat pandemi Covid-19. Saat itu pemasaran ke daerah Bekasi dan Jakarta harus terhambat karena aturan lockdown.

Dampaknya sayuran mengalami harga anjlok. 

Kemudian masih dampak pandemi Covid-19, Sukron kesulitan mendapatkan bahan baku serbuk kayu untuk pembuatan baglog. 

"Kami sangat merasakan perkembangan usaha jamur tiram ini. Dari masa susah pandemi Covid-19. Dulu kami manual dan sekarang sudah pakai mesin dan punya empat karyawan," ungkapnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved