Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Tantangan Jateng di Ujung Runway

Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang mencatatkan pertumbuhan impresif sepanjang 2024, menandai babak baru

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
AKTIVITAS CALON PENUMPANG - Sejumlah calon penumpang memadati Bandara Ahmad Yani Kota Semarang beberapa waktu lalu. Bandara yang terletak di Kota Semarang tersebut kini sah berstatus internasional. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang mencatatkan pertumbuhan impresif sepanjang 2024, menandai babak baru ambisi Jawa Tengah untuk menjadi pusat ekonomi baru di Indonesia. 

Namun, di balik lonjakan optimisme itu, pengamat mengingatkan bahwa masalah laten seperti premanisme birokrasi masih bisa merusak semua capaian.

Menurut data PT Angkasa Pura I, jumlah penumpang di Bandara Ahmad Yani sepanjang 2024 mencapai 4,2 juta orang, naik 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Volume kargo juga melonjak 10 persen menjadi 28.000 ton, memperkuat peran bandara ini sebagai simpul logistik utama. 

Sektor transportasi udara, logistik, dan pariwisata di sekitar bandara bahkan tercatat menyumbang Rp 1,5 triliun terhadap ekonomi daerah, atau tumbuh 12 persen secara tahunan.

Seiring pertumbuhan itu, tiga maskapai internasional yakni AirAsia, Scoot, dan Malindo telah memastikan akan membuka rute langsung dari dan ke Semarang. 

Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, optimistis penerbangan internasional ini akan mempercepat perputaran investasi dan pariwisata di provinsinya.

"Seluruh stakeholder termasuk Angkasa Pura, Bea Cukai, Imigrasi, dan Balai Karantina sudah kami siapkan untuk mendukung layanan internasional," ujar Gubernur Luthfi di Bandara Ahmad Yani, Senin (28/4).

Pemprov Jateng juga tengah mempercepat pengaktifan dua bandara perintis, Dewandaru di Karimunjawa dan Ngloram di Blora, sebagai bagian dari strategi memperkuat konektivitas udara berbasis industri dan pariwisata. 

Targetnya, sektor pariwisata di Jateng mampu mendorong kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari 5,8 persen menjadi lebih dari 7 persen dalam tiga tahun ke depan.

Namun, di tengah kabar baik itu, peringatan keras datang dari pengamat transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno. 

Ia mengingatkan, pertumbuhan ekonomi yang dicita-citakan bisa gagal jika masalah klasik premanisme birokrasi tidak diberantas.

Djoko menyebut pungutan liar dan praktik birokrasi gelap masih membebani banyak investor, terutama di sektor logistik. 

Ia bahkan menyarankan Gubernur Luthfi segera membentuk Satgas Anti-Premanisme Birokrasi.

"Satu hal yang wajib dilakukan adalah menghilangkan pungli. Kalau tidak, jangan harap investasi bisa berkembang maksimal," tegas Djoko kepada Tribun Jateng.

Lebih jauh, Djoko membeberkan, ada oknum-oknum birokrat yang memanfaatkan celah administrasi untuk kepentingan pribadi, bahkan untuk memfasilitasi perjalanan ke luar negeri secara ilegal. 

Fenomena ini tidak hanya menghambat arus investasi, tapi juga menggerogoti kredibilitas Jateng di mata investor.

"Premanisme birokrasi bukan hanya menghambat investasi, tetapi juga merusak kepercayaan jangka panjang terhadap Jateng," tambahnya.

- Kritik soal Dua Bandara Internasional

Djoko juga mengkritik keputusan mempertahankan dua bandara berstatus internasional di Jateng, yakni Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Adi Soemarmo di Solo. 

Menurutnya, hal tersebut berpotensi menjadi pemborosan anggaran, karena instansi seperti imigrasi dan karantina harus membagi sumber daya di dua lokasi.

"Kalau sudah ada Tol Trans Jawa yang menghubungkan antardaerah dengan cepat, idealnya satu provinsi cukup satu bandara internasional," kritik Djoko.

Kehadiran dua bandara internasional dinilai berisiko memecah potensi lalu lintas penumpang dan memperbesar beban fiskal pemerintah, terutama dalam penyediaan layanan pendukung.

Sementara itu, dunia usaha menyambut antusias perubahan status Bandara Ahmad Yani. 

Ketua Kadin Jateng, Harry Nuryanto Soediro, menilai kehadiran penerbangan internasional akan memudahkan masuknya pelaku bisnis dan investasi asing.

"Kami siap mendukung, mohon sinergi semua pihak agar Jateng makin ramah untuk tamu-tamu luar negeri," katanya.

Senada, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Jateng, Kukrit Suryo Wicaksono, menyatakan telah menyiapkan sederet event internasional untuk menggenjot kunjungan wisatawan.

"Kami sudah dapat restu dari Pak Gubernur untuk menggencarkan event sebanyak mungkin di Jateng," ujarnya.

Salah satu event terbesar yang akan digelar dalam waktu dekat adalah Karimunjawa International Skydiving and Adventure (KISA) pada 7-11 Mei 2025, yang diikuti peserta dari 59 negara.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved