Mengkonstruksi Ulang Perjalanan 12 Tahun Tribun Jateng

Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng

ULANG TAHUN ke-12 bagi sebuah media menandai sebuah tonggak penting, yaitu 12 tahun perjalanan dalam dunia media. Ini adalah kesempatan untuk merayakan keberhasilan, pertumbuhan, dan dampak positif yang telah dicapai selama satu dekade lebih. Perayaan ini juga bisa menjadi momen evaluasi dan refleksi terhadap kinerja, program, dan visi-misi media tersebut.

Kalimat di atas bukanlah kalimat saya sebagai penulis, tetapi kalimat yang diproduksi Google ketika saya mengetikkan kata kunci ‘makna ulang tahun ke-12 bagi sebuah entitas media.’

Saya kemudian mencoba meraih ponsel saya yang kebetulan memberikan layanan Meta AI di fasilitas WhatsApp dengan perintah yang kurang lebih sama. Hasilnya luar biasa, mesin memberikan untaian kalimat yang terkesan mendalam dan sama sekali tidak lebay.

Mesin bahkan menawarkan alternatif tagline, atau jinggel atau semangat dalam kalimat yang diproduksi. Nyaris sulit dibedakan apakah jawaban dari Meta AI ataupun Google ini dengan tulisan manusia yang tentu memiliki perspektif dan latar belakang yang variatif.

Namun Google ataupun AI adalah sebuah mesin yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk merangkum semua perspektif dari semua produk tulisan yang pernah diproduksi dan kemudian dititipsimpankan kepada apa yang dinamakan dengan server besar yang pada akhirnya menjadi kekayaan luar biasa bagi Google.

Google sungguh memberikan kemudahan apa pun yang diinginkan manusia, tak terkecuali memermudah bagi industri media kekinian. Jika ingin sekadar memroduksi berita, bahkan konten video dan audiovisual, Google sanggup menyajikan secara lebih apik sekaligus cepat.

Dan sesungguhnya, kemudahan yang kita peroleh saat ini adalah sebuah tantangan besar yang harus disikapi secara serius oleh industri media.

Kemampuan Google untuk memberikan kemudahan, termasuk dalam hal memberikan akses informasi secara global adalah sebuah ‘penjarahan’ atas otoritas yang selama ini dimiliki oleh media setelah sempat bertahan dengan gempuran massifnya platform media sosial.

Ketika kita terlena dengan situasi ini untuk kemudian menyerah pasrah, maka yang ada sesungguhnya adalah sebuah keputusasaan menunggu akhir yang menyakitkan.

Momentum 12 tahun Tribun Jateng adalah waktu yang tepat untuk kami berbenah, mencari celah dan peluang untuk selalu minimal selangkah lebih maju dari kemudahan AI tanpa merasa antipati dengan AI sebagai sebuah kenyataan perkembangan peradaban. 

Kita harus kembali berkaca tentang sebuah pencapaian sekaligus tantangan yang mutlak harus dihadapi dengan kewarasan. Sebuah keyakinan bahwa algoritma adalah robot atau mesin, dan semakin canggih robot adalah robot atau mesin yang paling mendekati sisi human.

Kita juga harus kembali meyakini bahwa bisnis media bukan bisnis advertising atau bahkan bisnis jasa keuangan, bisnis media adalah bisnis pengaruh berbasis kepercayaan.

Munculnya peluang bisnis dari apa yang kita sebut sebagai Tribun Jateng ini juga harus bermuara dari magnet pengaruh yang dimiliki oleh Tribun Jateng, bukan dari yang lain.

Untuk itu ketika secara finansial Tribun Jateng adalah sebuah entitas yang sehat, kita tidak boleh lupa bahwa memperkokoh fondasi bernama pengaruh adalah sebuah ikhtiar berkepanjangan yang harus menjadi fokus. Berbenah dan terus berbenah tanpa lelah adalah sebuah keniscayaan.