Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Musim Hajatan, Janur Teguh di Pasar Koplak Peterongan Diburu Pembeli

Sejak pagi, Teguh mulai menata dagangannya. Janur kuning muda disisipkan satu per satu ke dalam tumpukan yang lebih besar

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
Tribunjateng/Rezanda Akbar
TATA JANUR - Penjual Janur di Pasar Koplak Peterongan sedang menata janurnya sebelum nantinya dirangkai, para penjual dan perajin ketiban rezeki saat bulan Ruwah hingga Besaran nanti, Kamis (1/5/2025) (TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejak pagi, Teguh mulai menata dagangannya. Janur kuning muda disisipkan satu per satu ke dalam tumpukan yang lebih besar. 

Kelapa gading dan debog pisang dia atur di sisi lain kios kecilnya di Pasar Koplak Peterongan, Semarang, Kamis (1/5/2025).

Di sinilah, segala yang sakral sebagai syarat dalam ritual dan tradisi Jawa dia siapkan dengan tangannya sendiri.

Tiga bulan dalam penanggalan Jawa seperti: Ruwah, Syawal dan Besaran selalu menandai puncak kegiatan masyarakat yang berbau tradisi.

Baca juga: Kronologi dan Penyebab 342 Siswa SMPN 35 Bandung Keracunan Usai Santap Menu MBG

Pada ketiga bulan itu, dianggap oleh masyarakat Jawa sebagai bulan baik untuk melakukan kegiatan hajatan.

Otomatis, hal itu berdampak kepada penjualan Teguh. Hingga bisa naik beberapa kali lipat pada tiga bulan Jawa itu.

"Yang ramai itu Ruwah, Syawal, dan Besaran. Banyak yang punya hajat. Kaya nikahan, terus tedak siten, mitoni, kemudian bangun rumah, ya macam-macam carinya," kata Teguh,

Teguh bercerita setiap tradisi terkadang membutuhkan barang yang berbeda, seperti mitoni atau 7 bulan yang membutuhkan kelapa gading dengan bergambarkan wayang Kamajaya dan Dewi Ratih atau Arjuna dan Srikandi.

Namun dari beberapa dagangannya, janur menjadi hal yang paling dicari pada tiga bulan tersebut. Janur biasanya dibuat menjadi penjor, blekketepe, hingga kembar mayang yang juga termasuk dekorasi pada tenda pernikahan.

"Paling banyak di cari janur. Karena di bulan-bulan itu banyak yang melaksanakan pernikahan. Janur itu sebagai penanda untuk acara pernikahan," jelas Teguh.

Teguh menjelaskan Janur sebagai simbol kesakralan, tolak bala, doa dan cita-cita, simbol keharmonisan sekaligus simbol visual masyarakat.

Saat ini pesanan janur Teguh lagi ramai-ramainya, ada yang minta dirangkaikan ataupun hanya sekedar membeli janurnya saja.

Harga mulai dari minimal Rp150ribu sampai paling mahal Rp2jt. Tergantung tingkat kesulitan, pembuatan hanya butuh beberapa jam saja. Untuk janur 30ribu/batang. 

"Pembeli dari Demak Kendal, Ambarawa, Salatiga, Grobogan, pernah sampai Jogja dan Surabaya. Kalau saya pesanan perbulan bisa sampai 200 rangkaian. Ya ada yang beli janurnya aja biasanya tukang dekor yang beli janurnya. Kalau yang punya hajat belinya pesan yang sudah dirangkai," tuturnya.

Satu diantara pembeli, Hendra warga Mranggen Demak, mengatakan sudah menjadi langganan Teguh untuk membeli janur.

"Saya biasa beli di pak Teguh, saya dekor pernikahan jadi dimintai tolong untuk buat Penjor," kata Hendra.

Hendra mengakui sebagai perajin Penjor, pesanan memang masuk saat bulan Ruwah, Syawal dan Besaran.

"Ya ditiga bulan itu banyak yang mengadakan pernikahan. Jadi pesanan untuk ngedekor juga banyak," jelasnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved