Berita Jateng
Tarif Listrik Hingga Kenaikan Harga Kelapa Picu Inflasi Jateng 1,38 Persen pada April 2025
Tarif listrik hingga kenaikan harga kelapa menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada bulan April 2025.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tarif listrik hingga kenaikan harga kelapa menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada bulan April 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat, pada bulan tersebut, inflasi secara month to month (m-to-m) sebesar 1,38 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,56 persen.
Tarif listrik menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dengan andil sebesar 1,10 persen.
Kemudian disusul emas perhiasan dengan andil sebesar 0,14 persen; bawang merah sebesar 0,06 persen; mobil sebesar 0,06 persen; dan kelapa dengan andil 0,05 persen.
"Penyumbang terbesar inflasi secara m-to-m pada April 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang utamanya disebabkan oleh kenaikan tarif listrik pasca bayar karena telah berakhir diskon listrik yang sebesar 50 persen. Inflasi listrik tercatat 38,52 persen.
Sumbangan inflasi terbesar kedua adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, karena naiknya harga emas perhiasan dengan inflasi tercatat sebesar 11,75 persen.
Kenaikan ini memang menyesuaikan harga emas internasional serta meningkatnya permintaan masyarakat akan aset safe haven di tengah ketidakpastian global," jelas Kepala BPS Jateng Endang, Tri Wahyuningsih pada pemaparan secara daring, Jumat (2/5/2025).
Dia melanjutkan, harga bawang merah memang masih mengalami kenaikan setelah bulan sebelumnya juga sempat menjadi komoditas penyumbang inflasi.
Ia menyebutkan, kenaikan harga tertinggi terjadi pada minggu pertama bulan tersebut karena berkurangnya pasokan di pasaran.
Adapun minggu keempat April, harga bawang merah sudah berangsur turun.
Sementara harga mobil, mengalami kenaikan dengan adanya pemberlakuan tarif opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) sebesar 1,05 persen.
"Berikutnya, kelapa yang menjadi isu, memang memberikan andil inflasi terbesar yang termasuk ke lima besar sebesar 0,05 persen. Karena sejak September 2024 dan puncaknya April 2025, di Jateng naik rata-rata sebesar 33 persen karena memang pasokan di pasaran terbatas, sementara permintaan cukup tinggi," jelasnya.
Di sisi lain, penyumbang terbesar deflasi secara m-to-m bulan April 2024 didominasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama karena turunnya harga cabai rawit dan daging ayam ras.
Cabai rawit menjadi komoditas utama penyumbang deflasi pada April 2025 dengan andil sebesar -0,10 persen.
Kemudian disusul daging ayam ras sebesar -0,09 persen.
Paskibraka Jateng 2025 Dikukuhkan, Ahmad Luthfi Titip Pesan Cinta Tanah Air |
![]() |
---|
Resmi Berubah, Proyeksi Kenaikan Upah Minimum UMK Kota Semarang 2026, Paling Kecil Kabupaten Ini |
![]() |
---|
Pidato Kenegaraan Presiden Memacu Motivasi Pemerintahan Jawa Tengah |
![]() |
---|
Mahasiswa Teknik Mesin Unnes Ubah Sampah Plastik Jadi Filament 3D Printing |
![]() |
---|
Tertipu Janji Kerja di Selandia Baru, 8 Orang Mengadu ke BP3MI Semarang Rugi Ratusan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.