Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Kesakralan Wayang Topeng Soneyan, Kesenian Berumur Ratusan Tahun di Pati

Panggung di Sanggar Waringin Tunggal, Dukuh Kedungpanjang, Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Mazka Hauzan Naufal
WAYANG TOPENG SONEYAN - Pementasan drama tari Wayang Topeng Soneyan dalam momen Sedekah Bumi di Dukuh Kedungpanjang, Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Sabtu (3/5/2025). 


Menurut Margi, tidak sembarang orang bisa memakai topeng soneyan.


Topeng-topeng berbahan kayu yang dipakai dengan cara digigit ini berjumlah 35. Masih otentik. Hanya dikeluarkan setahun sekali. Dan ada ritual khusus yang dilakukan sebelum memakainya.


"Topengnya disajeni dulu setiap sebelum pentas," kata dia.


Hanya warga setempat yang bisa memakai untuk mementaskannya. 


Masyarakat setempat memercayai, jika yang memainkan bukan warga asli, pemain bakal kesulitan, bahkan tidak bisa sesuai dengan pertunjukan wayang topeng yang semestinya. Mitosnya, bahkan bisa kesurupan.


Namun, untuk keperluan pariwisata, pihak desa membuat replika topeng untuk melakukan pementasan di luar momen sedekah bumi.


Pada 15 Juli 2024 lalu, Desa Soneyan diresmikan sebagai Desa Wisata Kabupaten Pati.


"Karena sudah jadi desa wisata, pengunjung semakin banyak. Maka saya baru buat replika topeng yang pakai tali, pesan di Jogja, jumlahnya juga 35. Bisa dikeluarkan kapan pun dan bisa dicoba siapa saja," jelas Margi.


Dalam pementasan Wayang Topeng Soneyan, lakon yang dipentaskan adalah Among Tani. 


Menurut Margi, lakon tersebut mengandung makna rasa syukur atas hasil bumi yang diberikan Tuhan.


Dia bersyukur, kesenian berusia ratusan tahun ini masih terus dilestarikan hingg kini.


"Regenerasi jalan, boleh dibilang menggembirakan. Yang pentas hari ini kombinasi generasi tua dan muda, bahkan ada yang masih SMP. Saat di Jakarta beberapa waktu lalu, kami ada penilaian dari Kemdikbud Ristek, anak-anak SMP juga yang tampil, hanya dua yang generasi tua. Hari ini juga dalang utamanya sakit, mendadak diganti, ini dalang (generasi) baru, langsung bisa," papar dia.


Untuk diketahui, selain pementasan wayang topeng, Sedekah Bumi Desa Soneyan juga dimeriahkan dengan kirab budaya, ketoprak, dangdut, dan pengajian.


Muntarjo, seorang pemain Wayang Topeng Soneyan, mengatakan bahwa dirinya sudah tampil membawakan kesenian legendaris ini sejak 1984. Saat debut, usianya baru 22 tahun.


"Kami tampil cuma setahun sekali. Ada ritual, sebelum nopeng kami sowan cikal bakal, pamit mau nopeng untuk sedekah bumi," ujar dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved