Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Inilah Dampak Serius Pemanis Buatan pada Minuman Kemasan bagi Kesehatan

Ada beberapa bahan kimia yang tidak diperbolehkan penggunaannya dalam minuman, karena dapat membahayakan kesehatan manusia. 

Editor: deni setiawan
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
PEMANIS BUATAN - Ilustrasi pemanis pada minuman kemasan. Kini, sebagian besar bahan tambahan minuman yang semula berasal dari alam, mulai banyak digantikan oleh bahan tambahan minuman sintetik melalui proses kimiawi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan minuman berbahaya pada sejumlah produk minuman kemasan. 

Hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terhadap keamanan pangan (food safety). 

Seiring laju perkembangan teknologi, bahan tambahan minuman yang semula berasal dari alam, mulai banyak digantikan oleh bahan tambahan minuman sintetik melalui proses kimiawi. 

Baca juga: SMC RS Telogorejo Gelar Rekrutmen Karyawan di STIKES Telogorejo Semarang

Baca juga: Keluarga Sehat Hospital Pati Gelar Rekrutmen Karyawan di Stikes Telogorejo Semarang

Dengan berkembangnya industri minuman kemasan, maka penggunaan bahan tambahan semakin diperlukan. 

Namun tidak semua bahan kimia diperbolehkan untuk dijadikan bahan tambahan pada minuman. 

Ada beberapa bahan kimia yang tidak diperbolehkan penggunaannya dalam minuman, karena dapat membahayakan kesehatan manusia. 

Yang menjadi permasalahan adalah, banyak produsen menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya ini sebagai bahan tambahan minuman.

Pemanis buatan adalah zat kimia yang dimanfaatkan sebagai pengganti gula. perlu diketahui bahwa pemanis buatan terdiri dari beberapa jenis, mulai dari aspartam, sakarin, hingga neotam. 

Setiap pemanis buatan memiliki batasan konsumsi harian (acceptable daily intake/ADI) yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration). 

ADI adalah jumlah kandungan aktif produk yang dianggap aman untuk di konsumsi setiap hari sepanjang hidup.

Berikut adalah uraian selengkapnya tentang jenis-jenis pemanis buatan.

A. Aspartam

Memiliki intensitas rasa manis 200 kali lebih kuat daripada gula pasir. 

Pemanis buatan ini sering digunakan dalam permen karet, minuman berkarbonasi, sereal, dan agar-agar. 

Aspartam terdiri dari asam amino, fenilalanin, asam aspartat, dan etanol dalam jumlah sedikit.

Batas konsumsi hariannya adalah 50 mg/kg berat badan/hari (setara 75 saset pemanis).

B. Sakarin

Berbentuk seperti bubuk kristal putih yang tidak memiliki kalori dan tidak memengaruhi gula darah, sehingga sering dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Rasa manisnya 300 kali lebih manis dari gula pasir.

Batas konsumsi hariannya adalah 15 mg/kg berat badan/hari (setara 15 saset pemanis). 

C. Acesulfame potassium

Pemanis buatan yang satu ini sering digunakan dalam berbagai produk makanan karena mudah larut dalam air dan stabil dalam temperatur tinggi.

Memiliki intensitas rasa manis 200 kali lebih kuat dari pada gula pasir dengan batas konsumsi harian 15 mg/kg berat badan/hari (setara 23 saset pemanis).

D. Neotam

Kandungan pemanis buatan ini hampir sama dengan aspartam namun memiliki rasa manis 40 kali lebih kuat, dan memiliki rasa manis 7.000–13.000 kali lebih kuat daripada gula pasir.

Neotam biasanya digunakan untuk makanan rendah kalori.

Batas konsumsi hariannya adalah 0,3 mg/kg berat badan/hari (setara 23 saset pemanis).

Baca juga: STIKes Telogorejo Semarang Gelar Workshop Penyusunan RPS untuk Tingkatkan Mutu Kurikulum

Baca juga: Pelajar SMA di Semarang Sinau Bareng Dasar Keperawatan di STIKES Telogorejo Semarang

E. Sukralosa

Pemanis buatan ini berasal dari sukrosa dengan rasa manis 600 kali lebih kuat dibandingkan gula pasir.

Sukralosa kerap digunakan untuk pemanis produk makanan yang digoreng atau dipanggang. 

Batas konsumsi hariannya adalah 5 mg/kg berat badan/hari (setara 23 saset pemanis).

Pada dasarnya, pemanis buatan relatif aman selama asupannya tidak melebihi batas harian. 

Jika dikonsumsi secara berlebihan, pemanis buatan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tubuh, mulai dari obesitas hingga penyakit kardiovaskular. 

Berikut adalah uraian selengkapnya tentang dampak mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan. 

Bahaya pemanis buatan berlebihan yang pertama adalah dapat menyebabkan obesitas.

Hal ini bisa terjadi karena asupan gula berlebih dapat mematikan sistem pengontrol nafsu makan, sehingga merusak metabolisme tubuh. 

Kondisi ini dapat mengakibatkan kinerja hormon insulin menjadi terganggu.

Pada akhirnya, tubuh akan terus merasa lapar meski sudah makan camilan dalam jumlah banyak.

Pemanis buatan sering kali dijadikan sebagai pengganti gula dalam makanan rendah kalori, sehingga membuat tubuh tetap merasa kekurangan gizi. 

Akibatnya, seseorang cenderung ingin makan lebih banyak.

Semakin banyak jumlah makanan yang dikonsumsi, maka kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat.

Inilah yang memicu terjadinya overweight atau obesitas. 

Bahaya pemanis buatan selanjutnya adalah memicu terjadinya sindrom metabolik, yaitu sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan risiko stroke, diabetes, dan penyakit jantung. 

Pada sindrom metabolik dapat terjadi peningkatan kadar gula darah, tekanan darah, kadar kolesterol, dan penambahan lemak di area pinggang.

oleh Apt. Firstca Aulia Rachma, M.Farm, Dosen Program Studi S1 Farmasi STIKES Telogorejo Semarang

(*)

Baca juga: Tingkatkan Sinergi & Interaksi Antarmahasiswa Farmasi Stikes Telogorejo Semarang melalui SINTESA

Baca juga: Kolaborasi HIMFA STIKES Telogorejo Semarang dan UMKU: Seminar PCOS dan Penandatanganan MoU

Baca juga: Seminar Series Farmasi STIKES TELOGOREJO Semarang Tahun 2024 “PHARMAPREUNER BAHAN ALAM”

Baca juga: Kuliah Pakar STIKES Telogorejo Semarang Ajarkan Mahasiswa Registrasi Produk Farmasi dan Pangan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved