Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Perubahan Sikap Siswi SMA Ini Bikin Ortu Bingung, Nilai juga Anjlok, Ternyata Jadi Korban Pelecehan

Trauma mendalam dirasakan seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA swasta di Ciputat, Tangerang Selatan

|
Editor: muslimah
Tribun padang
ILUSTRASI: Siswi SMA. Trauma mendalam dirasakan seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA swasta di Ciputat, Tangerang Selatan 

TRIBUNJATENG.COM – Trauma mendalam dirasakan seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA swasta di Ciputat, Tangerang Selatan.

Selain sikap sehari-harinya berubah, nilai sekolahnya juga mengalami penurunan signifikan.

Siswi tersebut diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seniornya yang duduk di kelas 12. 

Pelecehan sudah berlangsung lama, yakni sejak Oktober 2024 hingga April 2025.

Baca juga: Horornya Kasus Mahasiswi Sekap dan Aniaya Pacar hingga Tewas, di Tubuh Korban Ditemukan 2 Pampers

Kasus baru terungkap saat korban mengalami perubahan perilaku mencolok, termasuk penurunan nilai akademik.

Ibu korban, Dewi (37), baru mengetahui peristiwa yang dialami putrinya pada awal Mei 2025 setelah anaknya menunjukkan tanda-tanda trauma dan tekanan psikologis.

Merasa tidak mendapat penanganan memadai dari sekolah, keluarga akhirnya melaporkan kasus ini ke Polres Tangerang Selatan dengan nomor TBL/B/954/V/2025/SPKT/PolresTangerangSelatan/Polda Metro Jaya.

“Saya tidak tahu anak saya mengalami pelecehan. Perubahan sikapnya baru kami sadari setelah melihat nilai rapornya anjlok,” ujar Dewi di Polres Tangsel, Rabu (7/5/2025).

Menurut kuasa hukum keluarga korban, Abdul Hamim Jauzie, bukti-bukti sudah diserahkan ke polisi, termasuk percakapan yang menunjukkan tekanan dari pelaku agar korban mengirimkan foto dan video.

Dalam satu kejadian terakhir, korban bahkan sampai mencari gambar dari internet karena tidak ingin mengirim gambar dirinya sendiri.

"Untuk kejadian terakhir di bulan April, korban bahkan mencari gambar dari internet karena tidak mau mengirimkan foto dirinya sendiri,” kata Hamim.

Dalam keterangan resmi, humas yayasan pendidikan, Kristi, menyatakan, sekolah baru menerima laporan dari korban pasca-Lebaran 2025.

Setelah itu, menurutnya, sekolah segera memproses kasus sesuai prosedur dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta lembaga terkait.

“Kami langsung memanggil korban dan mengumpulkan bukti. Setelah terbukti, pelaku kami nonaktifkan. Kasus ini kemudian kami serahkan ke pihak hukum,” ujar Kristi.

Sekolah juga membantah tudingan mengistimewakan pelaku, termasuk isu soal pengantaran soal ujian ke rumah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved