Wonosobo Hebat
TBC Wonosobo Capai 2.411 Kasus di Triwulan I 2025, Sikat TPT untuk Putus Rantai Penularan
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Skrining tuberkulosis (TBC) masif dilakukan di Kabupaten Wonosobo untuk mencegah penularan.
Salah satunya adalah program Skrining Insentif Kontak Serumah (Sikat), Akhiri TBC dengan Terapi Pencegahan Tuberculosis (TPT) digelar di Aula Puskemas Mojotengah pada Kamis (8/5/2025).
Dinkes Kabupaten Wonosobo bersama Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Wonosobo mulai menggencarkan program ini di berbagai kecamatan.
Baca juga: Festival Mendongeng 2025, 650 Guru PAUD se-Wonosobo Gali Potensi Dongeng untuk Pendidikan Karakter
Baca juga: Wonosobo Prioritaskan Transformasi Agrobisnis dan Pariwisata dalam RPJMD 2025–2029
Peserta kegiatan merupakan kontak serumah dari kasus indeks TBC yang ditemukan sepanjang Januari hingga April 2025 dan sedang menjalani pengobatan.
Mereka menjalani skrining TB yang dilakukan oleh kader Mentari Sehat Indonesia, serta mengikuti edukasi tentang pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) oleh narasumber.
Wening Tyas Suminar selaku staf program Mentari Sehat Indonesia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperluas jangkauan penemuan kasus laten dan memperkuat intervensi pencegahan.
Dia mengatakan, berdasarkan data dalam Triwulan I Tahun 2025, estimasi insiden TBC di Kabupaten Wonosobo ada 2.411 kasus.
Dari jumlah tersebut, 415 kasus dapat diobati.
Sementara itu, di Puskesmas Mojotengah selama Triwulan I Tahun 2025 estimasi insiden TBC ada 178 kasus dan yang diobati ada 16 kasus.
"Hasil skrining di Mojotengah, kami mengundang sekira 200 peserta."
"Dan terdata sekira 35 peserta bersedia diberikan TPT," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (9/5/2025).
Pihaknya berharap, kegiatan ini akan dapat membantu mencegah penularan kasus TBC di Wonosobo dan perlu menjadi perhatian masyarakat terlebih anggota keluarganya.
“Kami ingin memastikan bahwa kontak serumah dari pasien TBC mendapatkan haknya untuk sehat."
"Melalui skrining dan pemberian TPT, bisa menghentikan siklus penularan,” ungkapnya.
Baca juga: Pedagang Wonosobo Minta Rencana Mall Baru Tak Ganggu Usaha Lokal, Usulkan Pembatasan 3 Jenis Usaha
Baca juga: Formasi ASN 2024 Wonosobo Minim Pengunduran Diri, Peserta Jalani Retreat di Tambi
Sementara itu, Dhiany Fadlilah dari Dinkes Kabupaten Wonosobo menyampaikan pentingnya TPT untuk melindungi orang-orang sehat yang tinggal satu rumah dengan pasien TBC.
“TPT merupakan langkah penting untuk mencegah agar mereka yang belum sakit tidak menjadi penderita TBC aktif."
"Ini bagian dari strategi eliminasi TBC nasional yang harus didukung bersama,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Slamet Triyono, pemegang program TBC di Puskesmas Mojotengah.
Dia menyampaikan dukungannya terhadap Sikat TPT dan menggambarkan manfaat terapi ini secara sederhana namun kuat.
“TPT itu seperti baju besi."
"Kalau baju besi melindungi tubuh dari senjata musuh, maka TPT melindungi tubuh dari serangan kuman tuberkulosis."
"Ini sangat penting untuk melindungi keluarga pasien dari risiko sakit TBC," ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat dibutuhkan dan kegiatan ini bisa diadaptasi secara khusus oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Kabupaten Wonosobo.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan pemahaman masyarakat terhadap pencegahan TBC semakin meningkat, serta semakin banyak kontak serumah yang bersedia menjalani TPT, demi mewujudkan Wonosobo bebas TBC. (*)
Baca juga: Sinergi dan Kolaborasi, Kilang Cilacap Hadiri Lepas Sambut Dandim 0703/Cilacap
Baca juga: Pelepasan Calon Haji Ilegal Gunakan Gedung Paripurna DPRD Kota Tegal, Fotonya Beredar di Grup WA
Baca juga: Koper Jemaah Calon Haji Mulai Dikumpulkan di Kantor Kemenag Jepara, Senin Dikirim ke Boyolali
Baca juga: Breaking News! NF Perekrut Calon Haji Ilegal Diduga Anggota DPRD Kota Tegal, 36 Orang Gagal Terbang