Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pilu Supriana yang Anaknya Ditangkap Polisi Buntut Demo Hari Buruh di Semarang: Tidak Fokus Kerja

Ini adalah kisah Supriana yang anaknya ditahan polisi seusai mengikuti aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional di Jalan Pahlawan Kota Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
HALAU PENDEMO - Dokumentasi polisi menghalau mahasiswa saat aksi demo peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Jalan Pahlawan Kota Semarang pada Kamis 1 Mei 2025. Selepas demo, polisi menetapkan 6 mahasiswa sebagai tersangka kasus penyerangan polisi serta pengeroyokan. 

Anaknya pun bercerita telah mendapatkan kekerasan oleh polisi, di antaranya mendapatkan pukulan di bagian mata, hidung, tengkuk leher, maupun perut.

Anaknya juga sempat dibanting.

Dia melihat pula ketika bertemu anaknya ada bekas lebam di bawah kedua mata anaknya.

MAHASISWA DEMO - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M Syahduddi menjelaskan soal penetapan enam tersangka buntut aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh atau May Day, di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (3/5/2025).
MAHASISWA DEMO - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M Syahduddi menjelaskan soal penetapan enam tersangka buntut aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh atau May Day, di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (3/5/2025). (POLRESTABES SEMARANG)

Baca juga: Kapolres Semarang AKBP Ratna Patroli Malam Naik Motor, Bubarkan 2 Tempat Pesta Miras Remaja

“Ceritanya belum selesai, anak saya sudah menangis,” paparnya.

Mendapatkan cerita dari anaknya, Supriana berusaha mencari tahu kesalahan apa yang telah diperbuat oleh anaknya.

Berdasarkan informasi dari kepolisian, anaknya telah melakukan pelemparan botol dan batu kepada polisi saat aksi demonstrasi.

Anaknya juga disebut melakukan pelemparan besi bekas pagar tanaman ke arah polisi.

Aksi anaknya tersebut terekam dalam dua video.

“Apakah ulah anak saya itu telah membuat orang terluka dan menimbulkan korban, sehingga anak saya sampai di penjara dan diperlakukan seperti itu?,” ucapnya.

Keterlibatan anaknya dalam aksi buruh, kata Supriana, murni dilakukan karena anaknya diajak teman masa SMP yang berkuliah di Unnes.

Anaknya juga buruh karena berkuliah sambil bekerja di perusahaan ekspedisi sebagai petugas packing atau pembungkus barang.

“Saya juga buruh, dia ikut demo juga ingin menyuarakan soal buruh."

"Meskipun anak saya baru pertama kali ikut demo,” bebernya.

Dia pun membantah anaknya adalah Anarko.

Sebab, anaknya selama ini sibuk bekerja sebagai buruh packing sembari berkuliah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved