Ledakan Bom Kadaluwarsa di Garut
Berapa Harga Kuningan Bekas di Selongsong Amunisi Hingga Warga Dekati Lokasi Peledakan Bom di Garut?
Warga sipil yang tewas dalam kejadian ini diduga hendak mengumpulkan logam bekas yang ada di amunisi.
Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Sebanyak 9 warga sipil tewas dalam insiden pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025) pagi.
Selain 9 warga sipil, 4 anggota TNI juga turut jadi korban dalam insiden ini.
Warga sipil yang tewas dalam kejadian ini diduga hendak mengumpulkan logam bekas yang ada di amunisi.
Salah satu material yang ada di amunisi adalah kuningan, yaitu logam dengan harga cukup lumayan di pasar rongsokan.
Dalam video yang beredar di media sosial, warga mendekat setelah ledakan besar.
Sejumlah peria dewasa mendekati lokasi dengan mengendarai sepeda motor.
Mereka juga membawa keranjang dan karung yang diduga untuk tempat kuningan dan besi.

Dilansir dari sejumlah sumber, Kuningan adalah jenis logam yang sering ditemukan pada selongsong peluru bekas.
Harga kuningan bekas berkisar dari puluhan ribu hingga ratusan ribu per kilo-nya.
Sehingga warga diduga nekat mendekat untuk mengumpulkan kuningan sisa amunisi.
Sayangnya, warga tidak menyadari jika lokasi pemusnahan amunisi belum benar-benar aman.
Korban ditemukan di sekitar titik ledakan, dan beberapa langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut Selatan.
Heri Supriyadi (47) warga Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk membenarkan jika ada warga yang mencari serpihan amunisi setelah peledakan selesai.
“Betul, jadi warga ambil serpihan dan sama warga itu serpihannya dijual dan itu pun juga dihimbau dulu sebelum diambil,” lanjut Heri.
Ia mengatakan sisa amunisi itu memang memiliki harga jual yang lumayan.
"Kalau dijual harganya lumayan, tapi kalau besi perkilonya dihargai sekitar Rp 5 sampai Rp 6 ribu perkilonya. Untuk Kuningan dan aluminium lebih tinggi harganya," kata Heri.
Menurutnya dalam bulan ini sudah ada 2 kali kegiatan.
“Ini ledakan kedua kalinya, pertama tanggal 6 Mei dan dimulai lagi tanggal 12 Mei. Dari dulu sampai sekarang memang di sini lokasinya,” ucap Heri pada Tribun Priangan.
Heri menambahkan jika setelah ledakan memang tanah masih panas dan harus didiginkan dulu beberapa jam.
"Kan tanah panas, kalau sudah ledakan didiamkan dulu beberapa jam. Kalau yang nurut sama himbauan petugas ada, mungkin ada juga warga yang nakal, ga dengerin himbauan petugas," kata Heri.
Saat ini lokasi kejadian sudah disterilkan oleh petugas dan tidak diperbolehkan diakses oleh warga maupun pihak yang tidak berkepentingan.
Sejumlah saksi mata menyebut bahwa sebelum pemusnahan dilakukan, sudah ada pemberitahuan dari petugas kepada warga untuk menjauh.
Namun belum diketahui apakah seluruh warga sudah benar-benar menjauh dari radius berbahaya.
(*)
Ledakan Bom Kadaluwarsa di Garut
korban ledakan Garut
ledakan bom Garut Selatan
korban ledakan bom di garut
ledakan bom di garut
pemusnahan bom
Tragedi Ledakan Bom Kedaluwarsa
Kuningan
harga kuningan
Kisah Korban Selamat Ledakan Amunisi Garut, Histeris Bagian Tubuh Teman-teman Beterbangan ke Arahnya |
![]() |
---|
Pendi Pernah Kerja di Tempat Peledakan Amunisi Kadaluwarsa Garut, Cuma Tahan Sehari: Serem |
![]() |
---|
'Bapak Saya Kerja Sama Tentara' Tangis Anak Korban Ledakan di Garut Tak Terima Ayah Disebut Memulung |
![]() |
---|
Serpihan Tulang dan Daging Menempel di Punggung, Anjas Pacu Motornya Menjauh saat Amunisi Meledak |
![]() |
---|
Tangis Korban Ledakan Amunisi di Depan Dedi Mulyadi: Bapak Saya Kerja sama Tentara Bukan Memulung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.