Opini
Penggunaan E-Money pada Generasi Gen Z
Opini Khusnul Khotimah, Mahasiswa Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik, Politeknik Harapan Bersama.
Penggunaan E-Money pada Generasi Gen Z
Oleh: Khusnul Khotimah
*Mahasiswa Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik, Politeknik Harapan Bersama
TRIBUNJATENG.COM - E-Money atau uang elektronik telah menjadi bagian dalam sistem keuangan modern. Penggunaan e-money terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. E-money memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi sehari hari, dengan hanya menggunakan ponsel atau kartu, pembayaran dapat dilakukan dengan cepat tanpa perlu membawa uang tunai. Hal ini meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam bertransaksi.
Survey Menunjukkan bahwa penggunaan e-money memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia. Volume transaksi e-money yang meningkat berkontribusi pada peningkatan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. E-money menawarkan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan uang tunai. Transaksi yang dilakukan melalui e-money tercatat secara digital, sehingga lebih mudah untuk dilacak dan diaudit. Ini membantu mengurangi risiko penipuan dan pencucian uang.
Oleh karena itu, tim kami melakukan survei terkait ‘’Penggunaan E-Money pada Generasi Z”. Survei tersebut memperoleh 50 responden yang mayoritas berasal dari kelompok usia 18-25 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa penggunaan e-money di kalangan Gen Z cukup tinggi, dengan lebih dari 70 persen responden menggunakan e-money secara rutin untuk berbagai transaksi harian seperti pembelian makanan, transportasi, dan belanja online. Temuan utama dari survei, antara lain:
1. Frekuensi Penggunaan E-Money
Sebagian besar responden (sekitar 60 % ) menyatakan bahwa mereka menggunakan e-money sangat sering dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa e-money telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup digital Gen Z yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi.
2. Kemudahan dan Kecepatan Transaksi
Sebanyak 80 % responden sangat setuju bahwa e-money membuat transaksi menjadi lebih mudah dan cepat. Mereka merasa terbantu karena tidak perlu membawa uang tunai dan dapat melakukan pembayaran hanya dengan menggunakan ponsel.
3. Dampak pada Kebiasaan Belanja
Namun, survei juga mengungkap bahwa sekitar 50 % responden merasa lebih sering berbelanja tanpa rencana sejak menggunakan e-money. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemudahan akses e-money mungkin mendorong perilaku konsumtif, terutama di kalangan generasi muda.
4. Pengelolaan Keuangan
Ketika ditanya apakah e-money membantu dalam mengatur keuangan, responden memiliki pandangan yang beragam. Sebagian menyatakan bahwa e-money memudahkan dalam melacak pengeluaran karena semua transaksi tercatat secara digital, tetapi yang lain merasa bahwa mereka justru menjadi lebih boros karena kemudahan transaksi tersebut.
5. Pengaruh Terhadap Keuangan Pribadi
Menariknya, meski banyak responden merasa lebih boros, ada juga yang merasakan dampak positif dari penggunaan e-money. Sekitar 20 % menyebut bahwa mereka menjadi lebih hemat dan disiplin karena bisa dengan mudah memantau setiap transaksi yang dilakukan.
Survei ini menunjukkan bahwa meskipun e-money menawarkan kemudahan dan efisiensi yang signifikan, ada tantangan yang perlu diatasi terkait pengendalian kebiasaan belanja
dan pengelolaan keuangan. Edukasi mengenai penggunaan e-money secara bijak dan strategi pengelolaan keuangan yang tepat sangat penting, terutama bagi generasi muda yang cenderung lebih mudah terdorong untuk berbelanja tanpa rencana. Dengan pemahaman dan kesadaran yang lebih baik, e-money dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan finansial generasi muda di era digital ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.