Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Ridwan, "Dokter" Sapi Masjid Agung Semarang yang Penuh Cinta

Muhammad Ridwan tampak sibuk mengiris jahe dan kunir di sebuah meja kecil di sudut tempat penggemukan sapi dimana dia bertugas memperhatikan hewan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.
JAMU SAPI - Ridwan saat sedang memberikan ramuan jamu untuk sapi-sapi yang akan ditemukan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Muhammad Ridwan tampak sibuk mengiris jahe dan kunir di sebuah meja kecil di sudut tempat penggemukan sapi dimana dia bertugas untuk memperhatikan kesehatan para hewan ternak.

Tangannya cekatan menuangkan air panas ke dalam panci, lalu mencampur potongan rempah itu dengan gula merah dan sejumput garam. 

Asap hangat mengepul dari cairan cokelat kemerahan yang ia sebut sebagai jamu semangat, minuman tradisional khusus untuk sapi-sapi yang ia rawat.

Baca juga: Sapi Kurban Presiden Prabowo Seharga Rp 125 Mati Mendadak, Benarkah Diracun?

“Setiap sapi yang masuk ke sini, pertama saya kasih ini,” ujar Ridwan, sambil mengaduk perlahan ramuan dalam wadah besar. 

“Biar makannya semangat, badannya sehat, dan nanti waktu dikirim kondisinya prima," sambungnya.

Di rumah penggemukan Berkah Beef, yang di kelola Masjid Agung Semarang, Ridwan menjadi sosok sentral. 

Dengan 55 ekor sapi yang tengah digemukkan, hari-harinya diisi dengan rutinitas ketat dan penuh perhatian. 

Ia bukan sekadar memberi makan dan membersihkan kandang, tapi juga membaca suasana hati sapi-sapi itu mengetahui mana yang sedang lesu, mana yang perlu perhatian lebih. Jadwal makannya pun teratur dan spesifik. 

Bahkan tak jarang tangan gemati Muhammad Ridwan memijit badan para sapi yang terlihat lemas.

“Pagi jam delapan dikasih sentrat, terus jam sebelas dapet cemilan dami-dami garing. Jam satu siang suket hijau, terus jam tiga sore sentrat lagi,” jelasnya. 

Sentrat, kata Ridwan, dibuat dari campuran katul, kedelai, tetes tebu, dan polar pakan padat nutrisi untuk percepatan penggemukan.

Kebersihan kandang pun tak luput dari perhatian. Dua kali sehari ia bersihkan, pagi jam delapan dan sore jam empat. Semua dilakukan sendiri atau dibantu rekan-rekan peternak lain.

Baca juga: Tak Mau Rp 125 Juta Raib, Sapi Kurban Prabowo Disembelih Dedi Sebelum Mati: Nafasnya Kecapekan

Di tengah aroma khas kandang, Ridwan berdiri tegak tangannya masih memeras sari rempah ke dalam ember minum sapi

“Kalau sapinya sehat, saya juga ikut senang,” katanya sambil tersenyum, seolah seluruh proses ini bukan sekadar pekerjaan, tapi ibadah.

Bagi Muhammad Ridwan, merawat sapi bukan hanya soal menambah bobot, tapi juga menjaga kehidupan. Di tangan dan jamu racikannya, hewan ternak mendapat haknya dirawat, disayang, dan dihormati. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved