Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Simulasi Kecelakaan Satlantas Kudus: Edukasi Pelajar Bahaya Fatal Akibat Lalai Berkendara

Satlantas Kudus gelar simulasi kecelakaan untuk pelajar demi tekan kasus akibat kelalaian berlalu lintas yang meningkat.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
SIMULASI KECELAKAAN - Anggota Satlantas Polres Kudus melakukan simulasi dampak kelalaian berlalu lintas di hadapan puluhan pelajar, Sabtu (17/5/2025) di Taman Balaijagong Kudus. Simulasi ini digelar untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi di Kabupaten Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -- Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kudus sejak awal tahun 2025 mendorong Satlantas Polres Kudus mengambil langkah proaktif dan edukatif.

Melalui program Simulasi Dampak Kelalaian Berlalu Lintas, puluhan pelajar dari berbagai jenjang diajak menyaksikan langsung betapa fatalnya akibat lalai dalam berkendara.

Program ini digelar Sabtu (17/5/2025) di Taman Balaijagong, Kudus, dengan target utama para pelajar SD, SMP, dan SMK. Dalam simulasi tersebut, diperagakan berbagai jenis kelalaian yang kerap memicu kecelakaan, seperti:

  1. Berkendara sambil bermain ponsel
  2. Menyeberang jalan sembarangan
  3. Melawan arus
  4. Bonceng tiga
  5. Tidak menyalakan lampu sein
  6. Tidak memakai spion
  7. Balapan liar
  8. Pejalan kaki yang abai terhadap lalu lintas
  9. Membuka pintu kendaraan tanpa memperhatikan lalu lintas

Visualisasi Realistis Bangkitkan Kesadaran

Simulasi yang ditampilkan tidak main-main. Bentuk-bentuk kecelakaan diperagakan secara nyata, mulai dari jatuh, patah tulang, hingga peragaan kematian akibat kecelakaan. Cara ini dinilai lebih efektif membangun kesadaran dibanding sekadar penyuluhan di ruang kelas.

Kasatlantas Polres Kudus, Iptu Royke Noldy Darean, menekankan pentingnya menyasar generasi muda dalam program ini.

“Target kita pelajar. Mereka calon pengendara. Kita tanamkan sejak dini bahwa berkendara butuh tanggung jawab besar,” ujarnya.

Royke menyebutkan bahwa data kecelakaan di Kudus mencapai lebih dari 400 kasus sejak Januari hingga pertengahan Mei 2025. Mayoritas menimpa pengendara usia produktif, termasuk pelajar. Karena itu, pendekatan berbasis simulasi ini diharapkan mampu menumbuhkan efek jera secara visual dan emosional.

Menginspirasi Pelajar Lebih Waspada
Salah satu peserta, Heyndra Firza J.S, siswa SMPN 1 Jati, mengaku sangat terkesan dengan pengalaman ini.

“Seru tapi ngeri! Tadi simulasi sampai jatuh beneran. Saya jadi takut sembarangan nanti kalau udah boleh naik motor,” ucap Heyndra.

Heyndra belum memiliki SIM karena belum cukup usia, namun pengalaman ini menjadi bekal berharga baginya agar lebih siap secara mental saat nanti resmi mengendarai sepeda motor.

Selain simulasi kecelakaan, para pelajar juga mendapatkan pelatihan safety riding seperti cara mengerem yang benar, menyalakan lampu sein sesuai arah, hingga pentingnya memakai helm berstandar SNI.

Simulasi Jadi Terobosan Edukasi Nasional

Menurut Iptu Royke, pendekatan ini adalah langkah awal yang baru pertama kali digelar di Jawa Tengah bahkan secara nasional.

 Ia berharap model edukasi berbasis simulasi langsung bisa menjadi program berkelanjutan yang efektif menekan angka kecelakaan lalu lintas, terutama di kalangan generasi muda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved